BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS
create your own banner at mybannermaker.com!

Wednesday, November 3, 2010

Siapa yang Pantas untuk Dijadikan S.A.H.A.B.A.T mu..??


Saudaraku sekalian, berteman sudah merupakan kebutuhan bagi seorang anak manusia. Karena pada dasarnya seseorang membutuhkan orang lain untuk saling berbagi dan saling mendukung. Dalam sebuah pertemanan, tak jarang kita menganggap teman yang sehati menjadi seorang sahabat atau best friend ataupun soulmate. Mempunyai satu sahabat sejati lebih berharga dari seribu teman yang mementingkan diri sendiri. Saling berbagi, bercerita (curhat), tertawa bersama bisa dilakukan dengan sahabat. Sahabat bisa membuat kita segar dari berbagai kepenatan aktivitas. Tapi cukupkah kriteria di atas menjadikan istilah "teman" berubah menjadi "sahabat"...? Lalu bagaimana bila suatu saat sahabat tersebut mengecewakan bagi diri kita...? Tidak sesuai dengan harapan kita...? Apakah ia masih pantas dan layak disebut sebagai seorang sahabat...?

Saudaraku semua, menurutku persahabatan yang demikian tidaklah cukup masuk dalam kategori "persahabatan". Dan bila kalian menganggap kriteria : bisa saling berbagi, bercerita (curhat), tertawa bersama adalah masuk dalam kategori persahabatan, maka aku menilainya sebagai "persahabatan yang biasa-biasa saja" dan tidak istimewa.

Saudaraku semua, padahal Islam agama kita yang Indah ini menawarkan hubungan yang "jauh lebih Indah dan Mulia" daripada sekedar "persahabatan" yang biasa-biasa saja. Islam menawarkan suatu hubunganyang membawa kita pada satu "hubungan yang kekal", yakni "PERSAUDARAAN KARENA ALLAH".

Islam mengajarkan para penganutnya untuk saling bersaudara karena ALLAH.

Dalam kaitan itu Rasulullah Salallahu Alaihi Wassalam melukiskan hubungan antar pemeluk Islam dalam kehidupan keseharian bagaikan satu kesatuan tubuh, sebagaimana sabdanya: “Perumpamaan orang-orang beriman, dalam saling mencintai, saling menyantuni sesama mereka, adalah laksana satu kesatuan tubuh. Apabila satu bagian dari tubuh itu menderita sakit, maka seluruh tubuh akan turut merasakannya.” (HR. Muslim).

Dan bersaudara karena ALLAH adalah nikmat dan karunia dari-NYA. Sebagaimana firman ALLAH yang artinya,“Lalu menjadilah kamu karena nikmat ALLAH, orang-orang yang bersaudara” (Ali Imron : 103)

Mereka diwajibkan untuk mencintai saudara-saudara mereka seiman sebagaimana mereka mencintai diri mereka sendiri. Hal ini pernah dilakukan dengan baik oleh Rasulullah Salallahu Alaihi Wassalam dan para sahabatnya yang saling mencintai karena ALLAH serta orang-orang yang mengambil teladan dari mereka. Rasulullah bersabda : “Seseorang yang melapangkan orang mukmin dari desakan hidup di dunia ini ALLAH akan melapangkan pula orang itu dari malapetaka hari kiamat. Siapa yang menutup aib (malu) orang Islam, ALLAH akan menutupi aib orang itu di dunia dan akhirat. ALLAH tetap akan menolong seorang hamba, selama hamba itu sudi menolong saudaranya.” (HR. Muslim-Abu Daud-Turmudzi)

Mengapa dikatakan hubungan persaudaraan karena ALLAH bisa membawa pada hubungan yang kekal daripada persahabatan yang biasa-biasa saja...?

Imam Ibnu Katsir rohimahulloh mengatakan bahwa setiap persahabatan yang dilandasi cinta karena selain ALLAH, maka pada hari kiamat nanti akan kembali dalam keadaan saling bermusuhan. Kecuali persahabatannya dilandasi cinta karena ALLAH ‘azza wa jalla, inilah yang kekal selamanya. (Tafsir Ibnu Katsir)

Bila pada hari kemudian manusia saling bermusuhan, maka orang-orang bertakwa pengecualian dari hal ini. Firman ALLAH Subhanahu Wa Ta'ala: Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa. (QS Az-zukhruf: 67)

Dan firman ALLAH dalam Al Quran surat Al-Hijr ayat: 47 : "ALLAH menghapuskan dendam dari hati mereka dan menjadikan mereka merasa bersaudara, dan KAMI lenyapkan segala rasa dendam yang berada dalam hati mereka, sedang mereka merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan diatas dipan-dipan. (QS Al Hijr: 47)

Maka perhatikanlah saudaraku, sudah benarkah niat kita dalam bersahabat?! Apakah persahabatan tersebut hanya untuk kesenangan belaka dan untuk menyelesaikan urusan duniawi semata?!! Setelah urusan tersebut selesai, kita meninggalkan sahabat kita!! Dan timbullah kekecewaan diantara kita. Ingatlah, persahabatan yang benar adalah persahabatan yang dilandasi cinta karena ALLAH, yaitu seseorang mencintai sahabatnya tanpa syarat dan tanpa kepentingan duniawi melainkan karena tauhid yang dia miliki, pengagungan dia kepada ALLAH, dan semangatnya dalam mengikuti sunnah Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam.

Mengeluh adalah hal yang sangat mudah dilakukan. Bagi beberapa orang hal ini menjadi suatu kebiasaan dan parahnya lagi mengeluh menjadi suatu kebanggaan. Bila kita memiliki dua orang teman, yang pertama selalu berpikiran positif dan yang kedua selalu mengeluh, maka kita akan lebih senang berhubungan dengan yang mana? Menjadi seorang yang pengeluh mungkin bisa mendapatkan simpati dari teman kita, tetapi itu sifatnya hanya sementara dan tidak akan membuat kita memiliki lebih banyak teman dan tidak akan menyelesaikan masalah kita, bahkan bisa membuat kita kehilangan teman-teman kita yang mundur satu persatu secara perlahan.

Dalam persahabatan yang biasa terjalin, seringkali kita mengeluh...dan mengapa kita mengeluh ??! Kita mengeluh karena kita kecewa bahwa realitas yang terjadi tidak sesuai dengan harapan kita.

Dan bagaimana kita mengatasi hal ini....? Cara sebenarnya gampang-gampang susah, kita hanya perlu bersyukur. Saya percaya bahwa di balik semua hal yang kita keluhkan PASTI ADA hal yang dapat kita syukuri. Seperti halnya persahabatan yang telah mengecewakan kita. Ambil sisi positipnya, mungkin saja ALLAH menjauhkan kita dari teman yang buruk,yang tidak memberikan manfaat dalam hal ke-Imanan. Dan mungkin karena "TEMAN" yang selama ini kita anggap "SAHABAT", tanpa kita sadari telah membawa kita menjauh dari jalan ALLAH... Allahu'alam

Bila memang benar demikian, maka untuk menyemangati hati kita, terapkan pribahasa kuno berikut ini : "Bukan kita tidak pantas bersahabat dengan mereka...tapi pantas dan sangat pantas untuk mendapatkan Sahabat yang jauh lebih baik dari dia". Dalam hal ini adalah Sahabat yang menyerukan dan mengajak kita dalam kebaikan dan mendekat pada jalan ALLAH...itulah SAHABAT SEJATI yang menjalin persaudaraan karena ALLAH. Maka bersyukurlan kita bila mendapatkan Sahabat semacam ini. Buang jauh-jauh segala apa yang kita keluhkan dalam persahabatan yang sudah mengecewakan hati kita.

Persahabatan yang dilandaskan saling cinta karena ALLAH itulah yang akan mendapatkan manisnya iman, sebagaimana Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya,”Ada tiga perkara yang apabila seseorang memilikinya akan mendapatkan manisnya iman, yaitu ALLAH dan Rosul-NYA lebih dia cintai daripada selain keduanya, dia mencintai seseorang tidaklah dia mencintainya kecuali karena ALLAH, dan dia tidak suka kembali kepada kekufuran setelah Allah membebaskan darinya sebagaimana ia tidak suka dilemparkan ke dalam api.” (HR. Bukhari)

Alangkah indahnya sebuah persahabatan jika didalamnya terdapat saling nasehat tentang iman, pentingnya mengingat mati, kepastian hari akhir dan segala hal tentang kebenaran hakiki termasuk segala kebaikan. Diri terasa dihibur dan juga digentarkan. Dihibur dengan cerita mengenai ganjaran kebaikan berupa surga, berlipatnya balasan ALLAH Subhanahu Wa Ta'ala atas sebuah kebaikan yang diperbuat di dunia dan digentarkan oleh cerita dahsyatnya siksa neraka, bukan hanya bagi orang yang ingkar terhadap ALLAH Subhanahu Wa Ta'ala dan Rosul-NYA, namun juga bagi orang yang berbuat baik dengan niat yang sudah di kotori.

Alangkah indahnya seorang sahabat, yang ketika kita berbuat salah ia menegur dan menasehati, bukan karena rasa benci, namun karena begitu cintanya ia terhadap kita sehingga tak bosan-bosannya mengingatkan akan sebuah kebenaran. Terkadang kita terlupa, termakan oleh egoisme diri, merasa lebih baik, lebih banyak makan asam garam, sehingga menafikan sebuah kebenaran yang sebenarnya datang dari ALLAH Subhanahu Wa Ta'ala dan Rosul-NYA lewat lidahnya. Alangkah indahnya seorang sahabat, yang mau ikut menangis bersama, ketika melihat sahabat lainnya jatuh dalam kubangan nista dan dosa, merasa kasihan, bukan kebencian hingga bergetar bibir menahan tangis dan kesedihan, terluka jiwa yang fitrah oleh tajamnya belati hawa nafsu.

Alangkah indahnya petunjuk Rosululloh Salallahu Alaihi Wassalam perihal memilih sahabat. Beliau umpamakan dengan penjual minyak wangi dan pandai besi. Jika berteman dengan penjual minyak wangi, minimal akan mendapat dan mencium wanginya. Berteman dengan seorang pandai besi, bisa-bisa percikan apinya mengenai tubuh dan juga kedapatan bau busuknya. Sungguh beruntung seseorang yang mendapatkan sahabat sejati, yang memuji dibelakangnya dan mengoreksi didepannya.

Saudaraku, siapakah yang telah menjadi sahabat masing-masing dari kita saat ini?

Wahai diri......

- Siapa yang akan berdiri di sisi kuburanmu, berdo’a untukmu agar ALLAH meneguhkanmu ketika malaikat menanyaimu?
- Siapa yang akan memandikanmu?
- Siapa yang akan mengafankanmu?
- Siapa yang akan mengangkat kerandamu?
- Siapa yang akan menyolatkanmu?
- Siapa yang akan meletakkanmu di liang lahad?
- Siapa yang akan mendo’akanmu?

Jawablah !!!

Siapa yang akan menangisimu?
- Apakah perokok itu?
- Ataukah orang yang tidak mau tunduk dan sholat kepada Robbnya ini?
- Ataukah orang yang meninggalkan puasa dan zakat ini?
- Ataukah orang yang membiarkan istri dan anak perempuannya bebas berkeliaran di jalanan dan tempat hiburan dengan penampilan yang buruk dan pakaian yang hampir telanjang?
- Orang yang rela dirinya menjadi seorang Dayyuts?
- Ataukah orang yang bergelimang maksiat dan dosa besar?
- Ataukah orang yang tidak memalingkan pandangannya dari wanita bukan mahrom, memandangnya seakan-akan menelanjanginya dengan matanya?

Saudaraku, siapa orang yang engkau inginkan menangisi kematianmu?
- Apakah temanmu yang mengajakmu ke tempat-tempat minuman keras, ataukah orang yang mengajakmu ke majlis-majlis ilmu?
- Atau orang yang kalau berbicara, tema pembicaraannya denganmu adalah berita-berita artis, bintang film, penari dan penyanyi, serta menyampaikan kepadamu berita-berita cabul dan keji,ataukah orang yang kalau berbicara kepadamu mengatakan : "ALLAH berfirman .. atau Rasulullah bersabda...?
- Atau orang yang mengajakmu ke tempat hiburan, pantai, sinema dan menghabiskan waktu dengan menonton televisi serta perlombaan-perlombaan ataukah yang mengajakmu ke taman-taman surga?
- Apakah orang yang mengajak atau bersamamu main domino, catur dan tenis ataukah orang yang membukakan untukmu lembaran-lembaran Mushaf Al Qur’an?

Wahai diri....

Siapa teman dekat dan sahabat akrabmu? Kami bantu engkau untuk memilih sahabat atau teman yang akan menyolatkan jenazahmu esok.

Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama bersabda,:"Janganlah bersahabat kecuali dengan seorang mukmin dan janganlah memakan makananmu kecuali seorang yang bertakwa". (HR. Ahmad, Abu Dawud, At Tirmidzi, Ibnu Hibban dan Al Hakim, dihasankan oleh Al Albany, Shohih Al Jami’ no. 7341)


♥ Aku mencintai kalian semua karena ALLAH ♥
(Semoga kita tidak pernah bosan untuk saling menegur, mengingatkan bila diri lupa hingga keluar jalur dalam ketaatan kepada ALLAH Subhanahu Wa Ta'ala)


Sumber:
Ummu Nadhifa Camila

0 comments:

Post a Comment