BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS
create your own banner at mybannermaker.com!

Wednesday, November 3, 2010

Racun yang Mengotori Qolbu

Penulis : Ustadz Anwar Anshori Mahdum


“Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya, (sebagai rahmat) dari-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berpikir.” (QS Al-Jaatsiyah [45] : 13)

Syaikh Amin Muhammad Jamal pernah mengungkapkan: “Keselamatan hati tidak akan sempurna sebelum terhindar dari lima hal, yaitu: syirik yang menodai tauhid, bid’ah yang menyalahi sunnah, nafsu syahwat yang melanggar perintah, ambisi yang mengotori keikhlasan, dan lalai yang menodai dzikrullah.


Syirik yang menodai tauhid. Bila penghayatan seseorang tentang tauhid sudah baik, maka kesadaran akan tugas dan kewajiban sebagai hamba akan muncul dengan sendirinya. Karena alam pikiran yang dilandasi oleh aqidah tauhid akan menimbulkan semangat keimanan, dan iman adalah cermin dari sehatnya qalbu.

Keyakinan akan adanya Allah, semua yang di dunia ini adalah milik-Nya dan akan kembali kepada-Nya, akan membuat qalbu terbentengi dari kotoran syirik. Tauhid tidak akan terealisasi dengan baik jika syirik masih melekat dalam qalbu. Qalbu tidak akan dapat dijernihkan bila syirik (menyekutukan Allah) masih bersemayam di dalamnya.
Bid’ah yang menyalahi sunnah. Salah satu tugas qalbu adalah menjernihkan perilaku ibadah yang hanya dicontohkan oleh Rasulullah saw. Sebab sebanyak apapun ibadah jika tak sesuai aturan, tidak akan menambah kebaikan. Kebenaran ibadah adalah pangkal kemurnian aqidah. Kemurnian aqidah adalah ibadah yang diinginkan sunnah. Itulah pantulan cahaya qalbu yang jernih.
 
Nafsu syahwat yang melanggar perintah. Al-Qur’an menggunakan terminologi (istilah) syahwat untuk beberapa arti. Pertama, dalam kaitannya dengan pikiran-pikiran tertentu. Yakni pikiran-pikiran orang karena mengikuti hawa nafsu. “Dan Allah hendak menerima tobatmu, sedang orang-orang yang mengikuti hawa nafsunya bermaksud supaya kamu berpaling sejauhjauhnya (dari kebenaran).” (QS An-Nisaa’ [4] : 27)
Kedua, dihubungkan dengan keinginan manusia terhadap kelezatan dan kesenangan. “Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas.” (QS Al-A’raaf [7] : 81)
Ketiga, berhubungan dengan perilaku seks menyimpang. “Mengapa kamu mendatangi laki-laki untuk (memenuhi) nafsu(mu), bukan (mendatangi) wanita? Sebenarnya kamu adalah kaum yang tidak mengetahui (akibat perbuatanmu)”. (QS An-Naml [27] : 55)
Ketiga perilaku ini adalah kecenderungan yang mendorong seseorang melanggar aturan dan perintah.
Jika hati telah dikuasai dengan perilaku ini, maka cahaya kebenaran tak lagi tampak kepermukaan. Karena syahwat lebih cenderung kepada perilaku kejahatan. Ambisi yang mengotori keikhlasan. Harta dan kehormatan adalah dua keadaan yang sering mendorong seseorang untuk meraihnya. Ambisi mengejar dua keinginan ini seringkali dilakukan dengan berbagai cara. Sesungguhnya semua itu lahir dari ketidakpuasan terhadap apa yang sudah dimilikinya. Jika kedua ini telah menyelimuti hati, maka sulit sekali untuk membersihkannya, kecuali orang-orang yang dirahmati Allah.
 
Lalai yang menodai dzikrullah. Dzikir adalah obat bagi kerasnya hati. Tetapi bagi hati yang lalai tak ada tempat untuk melakukannya. Karena syubhat dan syahwat telah mengendalikan dirinya, sehingga hati begitu sulit mengingat-Nya. Ibnu Taimiyah mengungkapkan dzikir bagi hati adalah ibarat air bagi ikan. Apa jadinya bila ikan dikeluarkan dari air?
Tidak ada musibah yang paling dahsyat yang dirasakan oleh manusia selain ketika hatinya sudah tidak lagi berpihak kepada kebenaran. Sebab hal itu bukan hanya menyengsarakan di kehidupan dunia tetapi menyebabkan keterpurukan di akhirat kelak. Yang lebih berbahaya lagi adalah rusaknya qalbu kita akan menjauhkan diri kita kepada Allah. Imam Ibnul Qayyim Al-Jauziah dalam kitab “Al-Fawaid” mengungkapkan beberapa hal yang mampu menjauhkan qalbu dari Allah, diantaranya:
 
1. Pintu syubhat yang selalu mewariskan keraguraguan tentang agama Allah. Inilah pintu yang dapat memalingkan keyakinan (i’tikad). Syubhat adalah perkara atau keadaan yang tidak jelas haq dan batilnya, halal dan haramnya.
 
2. Pintu syahwat yang selalu mewariskan tradisi mendahulukan hawa nafsu daripada taat untuk meraih ridha-Nya. Inilah pintu yang memalingkan organ badan (jawarih). Syahwat adalah keinginan yang timbul dari jiwa hewani yang sering bertentangan dengan hukum suci (fitrah kebenaran).
 
3. Pintu amarah yang selalu mewariskan permusuhan diantara makhluk Allah. Inilah pintu yang dapat memalingkan tabiat. Kemarahan akan menghilangkan kebijakan seseorang dalam bertindak dan berucap serta membuyarkan konsentrasi. Kebenaran dalam pandangan orang yang marah bisa berubah menjadi kebatilan.
 
Dari ketiga pintu inilah seluruh dosa dan kemaksiatan datang mengotori hati dan menghambat pertumbuhannya. Syubhat telah membuat kita memiliki ketergantungan kepada selain Allah, yang akhirnya mendorong diri kita menjadi menyekutukan Allah serta memohon kepada selain Allah. Syahwat telah mendominasi hati, baginya yang penting memenuhi keinginan hawa nafsu. Hawa nafsu telah menjadi pemimpin dan pengendali baginya.

0 comments:

Post a Comment