BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS
create your own banner at mybannermaker.com!

Wednesday, July 28, 2010

Surat Terbuka dari Istri yang Dicintai

Oleh Abu Ammar al-Ghoyami dalam Majalah al-Mawaddah
 
Kuuntai kalimatku dengan goresan pena ini, untukmu, suamiku yang kucintai, semoga engkau lebih berbahagia.
 

Membaca suratmu, wahai suamiku, menjadikan aku ingat masa lalu. Aku merasakan makna kalimat-kalimatmu sebagaimana aku rasakan tatkala engkau sampaikan kalimat-kalimat itu saat kita baru memulai hidup bersama dahulu. 

Kini, setelah semua berlalu, dan setelah aku hampir terlupa akan kalimat-kalimat itu, engkau goreskan kalimat itu untuk kedua kalinya. Kusampaikan jazakallohu khoiran, Suamiku, atas kebaikanmu, dan atas perhatianmu kepadaku, istrimu.

Suamiku yang kucinta…

Mungkin engkau telah begitu sering sering mendengar kata-kata permintaanku. Namun, aku berharap engkau takkan jemu menanggapinya. Saat ini pun, aku katakan padamu, wahai suamiku, bantulah aku menjadi sebaik-baik perhiasan duniamu. Bantulah aku menjadi salah satu dari keempat kebahagiaan hidupmu. Bila engkau meminta agar aku membantumu untuk memperbaiki akhlak dan pergaulanmu kepadaku, maka lebih dari itu, aku begitu berharap engkaulah orang yang akan mengantarkanku ke taman akhlak yang mulia bersamamu.

Suamiku, jika engkau bersungguh-sungguh mengatakan kepadaku apa yang engkau goreskan itu, maka lebih dari itu, aku pun berharap engkau lebih bersungguh-sungguh membimbing, mengayomi, dan menyertakanku dalam seluruh kebaikanmu. Aku ingat nasehat emas Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam meski itu lebih tepat disebut peringatan. Peringatan bagiku sebagai seorang istri, yang tentunya perlu engkau tahu, meski aku kira engkau pun telah mengetahuinya. Aku ingat saat beliau shalallahu ‘alaihi wasallam memperingatkan seorang wanita sebagai istri sepertiku dengan sabdanya shalallahu ‘alaihi wasallam,

فَا نْظُرِي أَيْنَ أَنْتِ مِنْهُ فَاءِنَّمَا هُوَ جَنَّتُكِ وَ نَارُكِ

“Maka perhatikanlah, wahai si istri, bagaimana kalian mempergauli suamimu. Sesungguhnya ia adalah surga atau nerakamu.” [HR. Ahmad 4/341 dan 6/419, dihasankan oleh Syaikh al-Albani dalam Shohihul Jami' 1509 dan ash-Shohihah 6/220.]

Begitu jelasnya makna nasihat beliau itu, dan begitu tegasnya pernyataan beliau shalallahu ‘alaihi wasallam. Dengan goresan pena kita ini, semoga engkau tahu, wahai suamiku, bahwa aku begitu sangat berharap surga dan tidak ingin terjebak ke neraka sementara aku punya engkau, suamiku. Aku tahu engkau berarti surga, juga berarti neraka bagiku. Namun, aku berharap engkau mau mengerti bahwa aku tidak menginginkan neraka. Engkau pun pasti juga begitu. Maka, bantulah aku, suamiku.

Suamiku, tentunya engkau tahu bahwa jalan menuju surga tidaklah mudah. Namun aku berharap jalan itu akan dipermudah bagiku. Aku berharap jalan surgaku akan dengan mudah kutelusuri bersamaan dengan tetap adanya aku di sisimu. Apakah engkau paham maksudku, suamiku? Aku hanya ingin mengatakan satu pintaku: buatlah aku mampu melakukan apa pun yang membuatmu ridho kepadaku, sebab dengan begitu Allah pun akan meridhoiku.

Sebaliknya, belokkanlah langkahku bila aku melakukan sesuatu yang membuat Allah memurkaiku sehingga engkau pun murka kepadaku. Karena kau tahu aku begitu lemah untuk bisa menunaikan seluruh hak-hakmu. Bahkan tiada mungkin aku menunaikan seluruhnya sebab begitu agung dan tak terhingga hak-hakmu. Bukankah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam telah menegaskan:

حَقُّ الزَّوْجِ عَلَى زَوْ جَتِهِ أَنَّ لَوْ كَانَتْ بِهِ قُرْ حَةٌفَلَحِسَتْهَا مَا أَدَّتْ حَقَْهُ

“Hak seorang suami yang harus ditunaikan oleh istri itu (nilainya begitu besar), sehingga seandainya suami terluka bernanah di badannya, lalu istrinya menjilatinya pun belum dinilai ia telah menunaikan haknya.” [HR. Hakim dalam al-Mustadrok 2717 dan beliau mengatakan hadits ini sanadnya shohih, dishohihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Shohihul Jami' 3148]

Rasanya, sangatlah berat bagiku untuk meraih surga itu. Mengingat betapa untuk menunaikan hak-hakmu saja begitu berat bebannya kurasa.Maka, aku hanya ingin engkau menunaikan sebagian saja dari hak-hakku agar aku bisa menunaikan hak-hakmu dengan seimbang. Semoga engkau mengerti ini, dan semoga engkau sudi menerimanya, istrimu yang lemah ini. Karena aku tahu, seperti engkau juga telah tahu, bahwa Allah Ta’ala tidak mewajibkan kepadamu selain sebagian hak-hakku semata. Bukan seluruh hak-hakku harus engkau tunaikan sehingga betapa akan semakin berat kiranya aku menunaikan hak-hakmu.

Suamiku, sejujurnya aku katakan bahwa kebahagiaan rumahku adalah tanggung jawabku. Menyambutmu dengan senyuman adalah rutinitas keseharianku. Ketenanganmu begitu membahagiakanku. Aku sangat suka kesuksesanmu meski hanya dengan sedikit bantuanku. Saat kutahu apa maumu, begitu ringan hidupku. Semuanya kulakukan karena aku merasa seandainya aku tidak melakukannya, hak-hakmu yang mana lagi kiranya yang kuasa kutunaikan. Maka pintaku, bantulah aku, suamiku.

Suamiku, aku tahu, sebagaimana engkau pun tahu, shalat adalah sebuah kunci surga bagiku. Maka bantulah aku, suamiku, sebagaimana aku biasa membantumu untuk bisa bersama-sama menunaikannya dengan baik dan diterima oleh-Nya Ta’ala.

Aku pun tahu, sebagaimana engkau juga tahu, puasa Romadhan adalah satu kunci surga yang lain bagiku. Maka bantulah aku, suamiku, sebagaimana aku biasa membantumu untuk bisa bersama-sama menunaikannya dengan baik, dan semoga ibadah kita diterima oleh-Nya.

Aku tahu sebagaimana engkau juga tahu, bahwa ragaku ini, diriku ini, hanya halal buatmu seorang. Maka pintaku, berilah aku sesuatu yang halal yang bisa kunikmati sebagai nafkah lahir dan batinku. Bantulah aku berlaku pintar menunaikan hakmu, sebagaimana aku akan berusaha menjadikanmu pandai berbaik-baik kepadaku. Dengan begitu, aku berharap agar kita berkesempatan bersama menggapai ridho-Nya.

Aku juga tahu, sebagaimana engkau juga telah tahu bahwa menaati perintah dan ajakanmu melakukan apa pun yang Allah ridhoi adalah salah satu kunci surga yang lain bagiku. Maka pintaku, bila aku tidak kuasa melakukannya, janganlah engkau murkai kekuranganku tapi perintahlah aku dengan sesuatu yang lain yang aku kuasai melakukannya. Dan bila aku telah kuasa melakukan apa yang engkau perintahkan, dan aku telah memenuhi ajakanmu, janganlah lupakan Dzat Yang Maha Kuasa di atas sana.

Bersyukurlah kepada-Nya sebelum kau ucapkan kata terima kasihmu padaku. Dengan begitu, aku berharap ridho-Nya dan juga ridhomu. Karena aku berharap surga-Nya. Semoga engkau memahami ini, suamiku.

Seandainya ada tinta emas dalam pena kita ini, tentu aku akan tuliskan sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam ini sebagai syi’ar yang lebih berarti bagiku, dan semoga akan selalu kita baca dan kita tunaikan bersama. Beliau shalallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda,

إِذَا صَلَّتْ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا وَ صَا مَتْ شَهْرَهَا وَ حَفِظَتْ فَرْ جَهَا وَأَطَا عَتْ زَوْ جَهَا قِيلَ لَهَا ادْ خُلِي الْجَنَْةَ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِءْتِ

“Jika seorang istri telah baik shalat lima waktunya, telah baik puasa (ramadhannya), telah baik dalam menjaga farjinya, telah baik ketaatannya kepada suaminya, maka dikatakan kepadanya: “Masuklah kamu ke dalam surga dari pintu mana pun yang kau suka”.” [HR. Ahmad 1573, dishohihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Shohihul Jami' 660]

Suamiku, jujur aku katakan, bukan aku belum pernah mendapati bantuanmu. Bukan. Bukan aku belum pernah mendapati engkau penuhi pintaku. Bukan. Namun aku bersyukur kepada Allah Ta’ala, selanjutnya kepadamu, atas semua yang telah engkau berikan sebagai kemudahan bagiku menuju ridho-Nya dan ridhomu. Aku hanya berharap menjadi istrimu yang akan menyenangkanmu di dunia juga di akhiratmu. Bantulah aku, semoga Allah memberkahi kehidupan rumah tangga kita.

Dari yang mencintaimu, istrimu.
www.shalihah.com
Dinukil dari Majalah al-Mawaddah, Edisi ke-7 Tahun ke-2 :: Shofar 1430H :: Februari 2009

Read More......

Kisah Mujahidah - Mujahidah Militan...!!!

Ummu Sulaim ra.


Ibnu Ishaq mengatakan Abdulloh bin Abu Bakr berkata kepadanya bahwa Rosululloh SAW menoleh, kemudian melihat Ummu Sulaim binti Milhan yang ketika itu ikut berperang bersama suaminya, Abu Tholhah.


Ummu Sulaim mengikat pinggangnya dengan kain burdahnya, yang ia sedang mengandung Abdulloh bin Abu Tholhah, dan menaiki onta milik Abu Tholhah. Ia khawatir terlempar dari ontanya, untuk itu, ia mendekatkan kepala unta kepadanya dan masukkan tangannya ke gelang di sisi hidung onta. Rosululloh SAW bersabda kepada Ummu Sulaim,"Hai, Ummu Sulaim.” Ummu Sulaim berkata,"Ayah dan ibuku menjadi tebusanmu wahai Rosululloh! Aku akan membunuh mereka yang melarikan diri darimu sebagaimana engkau membunuh orang-orang yang memerangimu, karena mereka layak mendapatkannya.”

Rosululloh SAW bersabda,"Bukanlah Alloh sudah cukup, wahai Ummu Sulaim?”

Ketika itu, Ummu Sulaim hanya membawa pisau. Abu Tholhah berkata kepada Ummu Sulaim. “Kenapa engkau membawa pisau seperti ini, hai Ummu Sulaim?” Ummu Sulaim menjawab,"Pisau ini sengaja aku bawa. Jika salah seorang kaum musyrikin mendekat kepadaku, aku akan menikamnya dengan pisau ini.” Abu Tholhah berkata,"Wahai Rosululloh, tidakkah engkau dengar apa yang dikatakan Ummu Sulaim Ar Rumaisha?”

Tidakkah engkau mendengar wahai para muslimat!

Dinukil dari kitab Siroh Ibnu Hisyam hal. 416.



Shofiyyah binti Abdul Mutholib

Ibnu Ishaq berkata,"Yahya bin Abbad bin Abdulloh bin Az Zubair berkata kepadaku dari ayahnya yaitu Abbad yang berkata bahwa Shofiyyah binti Abdul Muthollib ra berada di benteng tinggi milik Hasan bin Tsabit. Shofiyyah binti Abdul Mutholib berkata, 'Hassan bin Tsabit berada di benteng tersebut bersama para wanita dan anak-anak. Tiba-tiba salah seorang Yahudi berjalan melewati kami mengelilingi benteng. Bani Quroidhoh telah mengumumkan perang dan membatalkan perjanjian dengan Rosululloh SAW. Tidak ada seorangpun yang bisa melindungi kami dari mereka, karena Rosululloh SAW dan kaum muslimin sedang menghadapi musuh hingga tidak bisa pergi ke tempat kami jika seseorang datang menyerang kami.

Aku berkata,"Hai Hassan, orang Yahudi ini seperti engkau lihat mengelilingi benteng. Demi Alloh, aku khawatir ia menyebarkan aurat kita kepada orang-orang Yahudi di belakang kita. Rosululloh SAW dan sahabat-sahabatnya sibuk hingga tidak bisa mengurusi kita, oleh Karena itu, turunlah engkau kepadanya dan bunuhlah dia!” Hassan bin Tsabit berkata,"Semoga Alloh mengampuni dosa-dosamu, hai anak Abdul Muthollib, demi Alloh, engkau tahu bahwa aku tidak ahli untuk tugas tersebut.”

Ketika Hassan bin Tsabit berkata seperti itu dan aku tidak melihat sesuatu padanya, aku mengencangkan kainku, kemudian mengambil tongkat besi. Setelah itu, aku turun dari benteng menuju orang yahudi tersebut dan memukulnya dengan tongkat besiku hingga tewas. Setelah membunuhnya aku naik ke atas benteng dan berkata kepada Hassan bin Tsabit,"Hai Hassan, turunlah engkau ke jenazah orang Yahudi tersebut, kemudian ambillah apa yang dikenakannya, karena tidak ada yang menghalangiku untuk mengambil apa yang ia kenakannya, melainkan ia orang laki-laki.” Hassan bin Tsabit berkata,"Aku tidak butuh untuk mengabil barang-barangnya, hai putri Abdul Mutholib.”

Kesabaran Shofiyyah

Ibnu Ishaq berkata,"Shofiyyah binti Abdul Mutholib - seperti dikatakan kepadaku - datang untuk melihat Hamzah bin Abdul Mutholib, saudara sekandungnya. Rosululloh SAW bersabda kepada anak Shofiyyah, Az Zubair bin Awwam,"Temui ibumu dan suruh dia pulang agar tidak melihat apa yang terjadi pada saudaranya.” Az Zubair bin Al Awwam berkata kepada ibunya, Shofiyyah,"Ibu, sesungguhnya Rosululloh SAW menyuruhmu pulang.” Shofiyyah berkata,"Kenapa Rosululloh SAW menyuruhku pulang, padahal aku mendapat informasi bahwa saudaraku dicincang-cincang dan itu terjadi di jalan Alloh?

Tidak ada yang melegakanku selain itu. Aku pasti mengharap pahala Alloh dan pasti bersabar insyaAlloh.” Az Zubair bin Al Awwam menghadap Rosululloh SAW dan menceritakan hasil pertemuan dengan ibunya, kemudian beliau bersabda,"Biarkan dia!” Shofiyyah pun datang ke jenasah saudaranya, Hamzah bin Abdul Mutholib, kemudian melihat, menyolatinya, istirja' (mengucapkan inna lillahi wa inna ilahi rojiun), dan memintakan ampun untuknya. Setelah itu Rosululloh SAW memerintahkan pemakaman jenazah Hamzah bin Abdul Mutholib.” (Siroh ibnu Hisyam II/62)



Seorang wanita dari Bani Ghiffar.

Ibnu Ishaq mengatakan, bahwa Sulaiman bin Suhaim berkata kepadanya dari Umaiyyah binti Abu Ash Shalt dari seorang wanita dari Bani Ghifar yang berkata,"Aku datang kepada Rosululloh bersama rombongan wanita dari Bani Ghifar dan berkata,"Wahai Rosululloh, kami ingin keluar bersamamu ke tempat yang engkau tuju - ketika beliau sedang berangkat ke Khoibar -, agar kami bisa mengobati orang-orang yang terluka dan membantu kaum muslimin semampu kami.” Rosululloh SAW bersabda,"Dengan berkah Alloh, silahkan.” Kami pun berangkat bersama beliau.

Ketika itu, aku gadis yang baru menginjak usia dewasa. Rosululloh SAW menempatkanku di kantong pelana kudanya. Demi Alloh beliau turun dari unta hingga waktu subuh dan menghentikan untanya. Aku pun turun dari kantong pelana unta beliau ternyata di dalamnya terdapat darah. Itulah darah haidku yang pertama kali. Aku melompat ke arah unta dan merasa malu.

Ketika beliau melihatku dan melihat darah, beliau bersabda,"apa yang terjadi denganmu, barangkali engkau baru haid?” Aku menjawab,"Ya." Beliau bersabda,"Perbaikilah dirimu, ambillah tempat air, masukkan garam ke dalamnya, besihkan kantong pelana unta yang terkena darah dengan air tersebut, kemudian kembalilah ke kendaraanmu.” Ketika Rosululloh SAW berhasil menaklukkan Khoibar, beliau memberi kami sedikit dari harta fay'I, mengambil kalung yang kalian lihat dileherku ini, memberikannya kepadaku, dan memasangkannya ke leherku. Demi Alloh kalung ini tidak berpisah denganku selama-lamanya.” (Siroh Ibnu Hisyam II/311).



Seorang wanita dari Bani Dinar.

Ibnu Ishaq berkata,"Abdul Wahid bin Abu Aun berkata kepadaku dari Ismail bin Muhammad bin Sa'ad bin Abu Waqqosh yang berkata,"Rosululloh SAW berjalan melewati seorang wanita Bani Dinar yang kehilangan suami, saudara dan ayahnya di perang Uhud. Ketika kesyahidan ketiganya disampaikan kepadanya, ia berkata,"Bagaimana dengan kabar Rosululloh SAW?” Para sahabat berkata. “Beliau baik-baik saja, hai ibu si Fulan. Beliau alhamdulillah seperti yang engkau inginkan.” Wanita dari Bani Dinar tersebut berkata,"Perlihatkan Rosululloh SAW agar aku bisa melihat beliau!” wanita tersebut pun dibawa kepada Rosululloh SAW. Sesudah melihatnya, ia berkata,"Semua musibah sesudahmu itu kecil tidak ada artinya.”.

(Siroh Ibnu Hisyam II/65).

Seorang wanita kalangan bani Abdud Daar ketika sampai kepadanya kabar kesyahidan suaminya dan saudaranya serta bapaknya, lalu dia berkata: “Apa yang terjadi dengan Rosululloh SAW?” Mereka berkata: “Dia baik-baik saja”. Wanita tersebut berkata: “Setiap musibah selain pada dirimu wahai Rosululloh SAW adalah kecil” artinya “remeh dan sepele”.



Rubai' binti Muawwidz

Telah disebutkan di dalam hadits shohih dari Nabi SAW, yang diriwayatkan oleh Al Bukhori dari Rubai' binti Muawwidz ra dia berkata: “Kami berperang bersama Nabi SAW, kami memberi minum para prajurit dan membantu mereka, mengembalikan yang terluka dan yang terbunuh ke Madinah”.



Asma' binti Abu Bakar

Ibnu Ishaq berkata,"Tak ketinggalan, Asma binti Abu Bakr rodliyallohu 'anha. juga mengirim makanan yang dibutuhkan oleh keduanya di waktu sore. Asma berkata, `Ketika Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam keluar bersama Abu Bakar, kami didatangi oleh beberapa orang Quraisy, di antara mereka ada Abu Jahal bin Hisyam, mereka berdiri di depan pintu rumah Abu Bakar, maka aku keluar menemui mereka. Mereka berkata,"Di mana ayahmu, hai putri Abu Bakar?” aku katakan,"Demi Alloh saya tidak tahu di mana ayahku?” Asma melanjutkan, `Lalu Abu Jahal mengangkat tangannya --- padahal dia adalah orang yang jahat lagi bengis --- lantas ia tampar pipiku hingga anting-antingku terlempar, baru kemudian mereka pergi.

Ibnu Ishaq berkata, telah menceritakan kepadaku Yahya bin Abbad bin `Abdulloh bin Zubair bahwa ayahnya bercerita tentang neneknya, Asma, ia berkata: “Tatkala Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam keluar bersama Abu Bakar, Abu Bakar membawa seluruh hartanya yang berjumlah lima ribu atau enam ribu dirham, ia pergi dengan membawa semua harta tadi.

Asma melanjutkan,"Kemudian kakekku, Abu Quhafah masuk menemui kami, saat itu beliau sudah buta, ia mengatakan, `Demi Alloh, sungguh aku melihat Abu Bakar telah membuat kalian sedih dengan harta dan diri yang ia bawa.” Aku menimpali,"Sama sekali tidak wahai Abah! Beliau justeru telah meninggalkan kebaikan yang banyak bagi kita.” Asma berkata lagi,"Kemudian aku mengambil banyak batu lalu kutaruh di dalam sebuah kantong di dalam rumah yang biasa ayahku menaruh hartanya, kemudian aku letakkan kain di atasnya dan kutarik tangan kakekku, aku katakan,"Hai abah, letakkan tanganmu di atas harta ini.”

Asma melanjutkan,"Maka iapun meletakkan tangannya di atasnya lalu berkata,"Tidak apa-apa, kalau ia meninggalkan harta seperti ini buat kalian, berarti ia telah berbuat baik dan ini cukup bagi kalian.” Padahal, demi Alloh, ayahku tidak meninggalkan apa-apa buat kami, tapi saya hanya ingin menenangkan orang tua ini.

'Aisyah berkata: Dan kami mempersiapkan keduanya dengan persiapan yang paling cepat, dan kami letakkan rangsum makanan untuk keduanya di dalam sebuah kantong kulit. Lalu Asma' binti Abi Bakar memotong ikat pinggangnya kemudian ia ikat kantong kulit tersebut dengannya. Lalu Asma' bin ti Abi Bakar memotong ikat penggangnya lagi untuk ia jadikan tali pada mulut geriba (tempat air / susu yang terbuat dari kulit). Oleh karena itulah Asma' binti Abi Bakar dijuluki dengan Dzatun Nithoqoin (yang memiliki dua ikat pinggang).

Read More......

Kedermawanan Si Faqir, Faidah dari Siroh Sahabat Ulbah bin Zaid

Tersebutlah kisah salah seorang sahabat Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam, dia adalah Ulbah bin Zaid. Dia bukanlah termasuk sahabat Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam yang terkenal sebagaimana Abu Bakar dan Umar. Pada kisah hidupnya kita akan melihat potret kedermawanan si faqir. Bagaimana seorang faqir bisa disebut dermawan ? bukankah biasanya kata dermawan disematkan kepada orang yang cukup hartanya lalu dia bersedekah dan berinfaq dengan hartanya itu ? Simak kisah berikut ini...

Sekitar bulan Sya’ban di tahun 9 H, ketika itu musim paceklik sedang melanda kota Madinah dan sekitarnya, perekonomian kaum muslimin juga sedang sulit-sulitnya, musim panas sedang berada di puncaknya, angin di musim itu juga membawa hawa panas, debu-debu beterbangan mengotori atap-atap dan halaman rumah penduduk kota Madinah. Kulit serasa diiris, mata perih seperti perihnya luka yang diteteskan dengan air cuka. Di musim panas sepert itu biasanya penduduk kota Madinah lebih suka menetap di rumah, atau tinggal di kebun-kebun mereka sambil memetik kurma muda yang memang sedang ranum-ranumnya, karena pohon kurma berbuahnya justru pada musim panas.
Akan tetapi kondisi politik Islam pada saat itu keadaannya sangat luar biasa, sebagai dampak kemenangan demi kemenangan yang diraih oleh pasukan Islam terutama setelah Fathul Makkah dan perang Hunain. Disamping juga setelah itu Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam mengirimkan surat kepada seluruh raja di dunia ini untuk masuk Islam atau harus membayar pajak, atau diperangi. Hal ini semakin menambah panas keadaan. Karena pada saat itu tersebar berita bahwa bangsa Romawi yang merupakan bangsa dan kerajaan terkuat dan tebesar pada masa itu, sedang melakukan persiapan besar-besaran akibat ketidakpuasan mereka akan hasil Perang Mu’tah yang mana pasukan Islam yang jumlahnya hanya 3000 pasukan berhasil menahan gempuran 200.000 pasukan gabungan Romawi dan beberapa kabilah yang musyrik. Dimana Khalid bin Walid sebagai panglima perang kaum muslimin melakukan trik jitu, yaitu menukar pasukan yang di belakang menjadi di depan, yang kiri menjadi ke kanan dan sebaliknya sehingga pasukan Romawi menjadi gentar. Mereka mengira ada tambahan pasukan kaum muslimin. Dalam benak mereka, pasukan sejumlah 3000 orang tadi saja mampu menahan gempuran mereka, apalagi ditambah 2x lipatnya tentu Romawi akan kalah. Karena trik jitu ini pasukan muslimin bisa mundur secara perlahan tanpa dikejar oleh pasukan Romawi karena pasukan Romawi mengira ini adalah siasat untuk menjebak mereka. Akhirnya kaum muslimin kembali ke Madinah dengan selamat dan hanya jatuh korban sebanyak 12 orang.

Kasak-kusuk pun merebak di kalangan kaum muslimin akan adanya pembalasan pasukan Romawi yang akan menyerang daerah yang telah dikuasai kaum muslimin dan bahkan menuju kota Madinah. Disinilah letak kisah seorang sahabat Ulbah bin Zaid, dia diselipkan oleh catatan sejarah didalam peperangan Tabuk yang nantinya perang ini merupakan peperangan terbesar antara kaum muslimin dengan kaisar Romawi. Tidak biasanya Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam mengumumkan secara langsung akan kemana tujuan peperangannya, biasanya kalau berperang ke arah timur maka Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam bertanya kepada sahabatnya tentang arah barat dan seterusnya. Akan tetapi keberangkatan perang kali ini sangat jelas tujuannya yaitu Tabuk, suatu daerah yang nun sangat jauh bagi bangsa Arab untuk ditempuh ketika itu.

Coba lihat apa yang dilakukan oleh orang-orang munafiq pada saat itu, mereka merasa bimbang, gelisah, dan gundah karena membayangkan perjalanan yang sangat jauh. Diantara mereka saling mengatakan seharusnya keberangkatan tidak pada musim panas ini, maka Alloh Ta’ala turunkan ayat yang berkaitan dengan mereka :
وَقَالُوا لَا تَنْفِرُوا فِي الْحَرِّ قُلْ نَارُ جَهَنَّمَ أَشَدُّ حَرًّا لَوْ كَانُوا يَفْقَهُونَ

“…dan berkatalah orang-orang munafiq: ‘janganlah pergi berperang di musim panas ini’. Katakanlah (ya Muhammad) api neraka jahannam lebih panas, jika saja mereka mau mengerti ” (QS. At Taubah 81)

Suatu kali Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam ingin menguji salah seorang dari mereka yaitu Jaad bin Qois, beliau berkata “wahai Jaad, bagaimana menurutmu jika kita pergi berperang melawan Bani Ashfar (orang romawi)..?”
Dia pun menjawab,” izinkanlah aku untuk tidak berangkat perang dan jangan jatuhkan aku ke dalam fitnah (ujian). Demi Alloh ya Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam, kaumku sangat tahu bahwa aku adalah orang yang paling mudah tergoda dengan wanita diantara mereka. Dan aku takut kalau nanti aku melihat wanita romawi aku tidak tahan.., aku tidak bisa menahan nafsuku..”
Beliau pun berpaling dan berkata, “engkau aku izinkan untuk tidak berperang wahai Jaad..”

Padahal Jaad bin Qois hanya beralasan agar dia tidak berangkat perang, lalu beralasan takut tergoda oleh wanita-wanita putih Romawi, padahal tujuan sebenarnya adalah supaya dirinya tidak berangkat perang pada musim panas tersebut. Maka Alloh Ta’ala turunkan ayat
وَمِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ ائْذَنْ لِي وَلَا تَفْتِنِّي أَلَا فِي الْفِتْنَةِ سَقَطُوا وَإِنَّ جَهَنَّمَ لَمُحِيطَةٌ بِالْكَافِرِينَ

“ Di antara mereka ada orang yang berkata: "Berilah saya keizinan (tidak pergi berperang) dan janganlah kamu menjadikan saya terjerumus dalam fitnah." Ketahuilah bahwa mereka telah terjerumus ke dalam fitnah. Dan sesungguhnya Jahannam itu benar-benar meliputi orang-orang yang kafir ”(QS. At Taubah : 49)

Berbeda keadaannya dengan kaum muslimin, begitu mendengar seruan jihad di jalan Alloh Ta’ala mereka berbondong-bondong memenuhi kota Madinah dari seluruh penjuru negeri. Bagaimana tidak mereka berbondong-bondong berjihad di jalan Alloh sedangkan gerbang surga yang luasnya seluas langit dan bumi akan dibukakan untuk mereka. Alloh berfirman :
وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِين
“ Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. ”(QS. Ali Imron : 133-134)

Bagaimana mereka tidak berhasrat untuk berangkat jihad, sementara mereka tahu bahwasanya jalan tercepat masuk surga adalah dengan jihad, lalu badan mereka tertusuk, tercabik, memuncratkan darah, lalu mereka gugur sebagai syahid, lantas para malaikat berebut menaikkan ruhnya ke langit..?!

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلَى تِجَارَةٍ تُنْجِيكُمْ مِنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ (10) تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَتُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Nabi shallallohu ‘alaihi wasallamNya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. ” (QS. Ash Shaaf : 10-11)

Terngiang-ngiang di telinga mereka ayat-ayat yang berhubungan dengan jihad, ayat-ayat jihad, bukan ayat-ayat cinta,

إِنَّ اللَّهَ اشْتَرَى مِنَ الْمُؤْمِنِينَ أَنْفُسَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ بِأَنَّ لَهُمُ الْجَنَّةَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَيَقْتُلُونَ وَيُقْتَلُونَ

“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh… ” (QS. At Taubah : 111)

Ayat-ayat ini benar-benar hadir di dalam hati mereka, kenapa hadir di hati mereka ? bukankah ayat yang sama juga kita dengar sebagaimana mereka mendengarnya dahulu, akan tetapi berbeda efeknya..? yang membedakan antara kita dan mereka adalah telah ada dan hadir kehidupan akhirat didalam kehidupan duniawi mereka, sedangkan kita...kabut tebal tentang terlalu cinta kepada dunia menyelemuti hati kita. Memang kaki mereka masih menyentuh tanah, badan mereka pun masih bersentuhan dengan alam nyata dunia, akan tetapi ruh mereka sudah bersiap-siap menjejaki surga, alam pikiran mereka telah terasa sujud di bawah ‘Arsy Alloh Ta’ala..Allohu Akbar..!!

Berbondong-bondong mereka ke kota Madinah, tahu mereka bahwa Nabi mereka meminta bantuan ummatnya. Maka beliau mengajak para dermawan untuk menginfakkan hartanya demi keberangkatan pasukan prihatin ini (Jaisyul Usroh). Kenapa disebut pasukan prihatin ? bagaimana tidak, keadaan mereka sangat miskin, di saat musim paceklik, satu onta harus bergantian untuk delapan belas orang pasukan perang, makanan mereka adalah dedaunan agar sekalian dapat airnya, bahkan terkadang harus memotong seekor unta agar dapat air dan makanan sekaligus.

Bahkan orang-orang yang tidak mampu, tidak memiliki apa-apa dan miskin juga datang kepada Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam, berharap dirinya diikutsertakan dalam peperangan Tabuk, meminta kepada beliau bekal peperangan agar dia bisa ikut perang, termasuk juga Ulbah. Alloh berfirman :

وَلَا عَلَى الَّذِينَ إِذَا مَا أَتَوْكَ لِتَحْمِلَهُمْ قُلْتَ لَا أَجِدُ مَا أَحْمِلُكُمْ عَلَيْهِ تَوَلَّوْا وَأَعْيُنُهُمْ تَفِيضُ مِنَ الدَّمْعِ حَزَنًا أَلَّا يَجِدُوا مَا يُنْفِقُونَ

“dan tiada (pula) berdosa atas orang-orang yang apabila mereka datang kepadamu, supaya kamu memberi mereka kendaraan, lalu kamu berkata: "Aku tidak memperoleh kendaraan untuk membawamu." lalu mereka kembali, sedang mata mereka bercucuran air mata karena kesedihan, lantaran mereka tidak memperoleh apa yang akan mereka nafkahkan ” (QS. At Taubah : 92)

Coba lihat diri kita...hidup memiliki segalanya, hidup di rumah dengan AC atau kipas angin, punya kendaraan bagus, makanan tercukupi bahkan turah-turah, tidak ada yang dikeluhkan, ketenangan ada, tidak dalam keadaan perang berkecamuk seperti di Irak, tidak kepanasan sebagaimana panas yang dirasakan oleh orang-orang yang mengungsi di Palestina.., tetapi mengapa bersamaan dengan itu kenapa kita juga masih memilukan hidup.?

Maka pada saat itu tersebutlah Ulbah bin Zaid Al Haritsi, seorang yang sangat faqir, tidak memiliki apa-apa diatas dunia ini, seorang dari golongan Anshor dari kabilah Aus, tatkala dia menyaksikan kesibukan kaum muslimin dalam persiapan jihad ke Tabuk, melihat seluruh kaum muslimin dari berbagai pelosok negeri tinggal dan menetap di tanah kelahirannya Madinah, datang berbodong-bondong kemudian memancang kemah, sambil membawa apa yang mereka miliki dari senjata dan kendaraan, memancang kemahnya menunggu hari keberangkatan. Dia juga melihat transaksi di pasar-pasar Madinah banyak transaksi yang terjadi dialog berhubungan dengan persiapan perang, dari mulai kuda, unta, panah, pedang, tameng besi dsb. Dia menyaksikan itu semua dengan kesedihan yang sangat mendalam. Semua orang telah membeli perlengkapan perangnya, sedangkan dirinya... apa yang dia mau persiapkan..? kalau hendak membeli, mau beli pakai apa? Uang satu dirham pun ia tidak punya. Apalagi pagi itu dia mendengar Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam mengatakan : man jahhaza jaisyul usroh falahul jannah

من جهز جيش العسرة غفر الله له فله الجنة
Maka semakin terbenamlah serasa dirinya ke dalam bumi, hancur luluh serasa hatinya, sedih hatinya, semua orang mendapatkan surga kecuali dirinya. Semakin panas dingin badannya mendengar sabda Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam demi melihat kefaqiran dirinya, ditambah lagi Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam mensyaratkan siapa yang mau ikut berperang harus membawa alat dan kendaraan perang sendiri. Dilihat juga oleh Ulbah bin Zaid ketika dia duduk di masjid Nabawi, dia melihat Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam dikelilingi para sahabat, tiba-tiba datang Abu Bakar sambil membawa semua harta yang dia punya sejumlah 4000 dirham.

Ketika ditanya oleh Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam, “ Ya Abu Bakar, apa yang engkau tinggalkan untuk keluargamu?”
Abu Bakar menjawab, “aku tinggalkan untuk mereka Alloh dan Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam-Nya”.
Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam pun bersabda,” Tidak ada harta yang paling bermanfaat bagiku sebagaimana bermanfaatnya harta Abu Bakar”.

Umar pun datang dengan membawa setengah hartanya. Utsman bin Affan membawa seribu dinar dalam pakaiannya, bahkan kafilah dagangnya yang hendak berangkat ke Syam sejumlah dua ratus ekor unta lengkap dengan barang-barangnya dia keluarkan sedekahnya, ditambah lagi dengan seratus ekor unta, lalu ditambahnya lagi seribu dinar uang kontan. Maka Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam pun bersabda
اللهم ارض عن عثمان فإنى عنه راض
“Ya Alloh, (aku mohon padaMu) ridhoilah Utsman, sesungguhnya aku telah ridho padanya ”

Tak lama setelah itu sampailah perniagaannya yang baru datang dari Syam sejumlah 1000 ekor unta beserta isinya. Tiba-tiba datanglah tengkulak-tengkulak hendak membeli perniagaan tersebut. Salah seorang dari mereka berkata:
“Ya Utsman,kami beli 2x lipat..!!”
“Tidak..tidak..!! karena ada yang berani membeli lebih tinggi dari penawaran kalian” jawab Utsman
“Kami beli 3x lipat dari harga yang kamu dapatkan” kata si tengkulak
“Tidak..belum cukup kalau cuma 3x lipat..!!” jawab Utsman
Akhirnya tawar menawar “kami beli 10x lipat Ya Utsman..!!”
Utsman pun berkata, “tuan-tuan sekalian, ada diantara tuan-tuan yang hendak membelinya 700x lipat..??!!”
Apa kata mereka,”gila engkau Utsman..!! siapa pula yang sampai menawar hingga 700x lipat ?!”
Utsman pun menjawab,”akan tetapi Alloh telah menawarnya lebih dari 700x lipat.!!”
Allohu Akbar saudaraku…Utsman pun membacakan ayat

مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِئَةُ حَبَّةٍ

“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji.” (QS. Al Baqoroh : 261)

“Saksikanlah wahai para tengkulak…semua barang perniagaan yang ada ini, seluruhnya aku infaqkan di jalan Alloh Ta’ala” seru Utsman.

Subhanalloh..Allohu Akbar..dari generasi mana mereka ini muncul, dari makhluk mana mereka ini saudaraku..dari planet mana mereka datang..?? apakah mereka diciptakan dari daging yang penuh dengan nafsu dunia dan ketamakan, yang penuh dengan kebakhilan dan ketakutan akan miskin karena berinfaq dan bersedekah..?! bukan saudaraku…tapi mereka adalah para sahabat Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam.

Tidak lama kemudian datang pula Abdurahman bin Auf sang dermawan, membawa 200 uqiyah perak, datang pula ‘Abbas bin Abdul Mutholib paman Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam, Tholhah bin ‘Ubaidillah, Sa’ad bin Ubadah, Muhammad bin Maslamah, yang mereka semua berinfaq di depan mata Ulbah bin Zaid. Dia juga melihat kedatangan orang-orang yang kurang berada membawa infaq semampunya, dimulai oleh ‘Ashim bin Adiy mebawa 70 wasaq kurma, ada yang membawa dua mud bahkan satu mud kurma, tidak satu pun kaum muslimin yang tidak memberi kecuali kaum munafiqin. Alloh pun menyindir mereka

الَّذِينَ يَلْمِزُونَ الْمُطَّوِّعِينَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ فِي الصَّدَقَاتِ وَالَّذِينَ لَا يَجِدُونَ إِلَّا جُهْدَهُمْ فَيَسْخَرُونَ مِنْهُمْ سَخِرَ اللَّهُ مِنْهُمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ

“(Orang-orang munafik itu) yaitu orang-orang yang mencela orang-orang mukmin yang memberi sedekah dengan sukarela dan (mencela) orang-orang yang tidak memperoleh (untuk disedekahkan) selain sekedar kesanggupannya, maka orang-orang munafik itu menghina mereka. Allah akan membalas penghinaan mereka itu, dan untuk mereka azab yang pedih. ” (QS. At Taubah 79)

Apa yang dirasakan oleh Ulbah selain kesedihan yang sangat. Apa yang bisa diperbuat sementara ia tidak punya apa-apa, sementara orang berbondong berinfaq. Melihat hal itu pulanglah Ulbah membawa semua kesedihannya. Di zaman sekarang ribuan jutaan orang membawa kesedihan dunia, Ulbah pulang membawa kesedihan karena teringat akhirat. Adakah di zaman sekarang ini sosok seperti Ulbah..?? Memikirkan kemana nanti hendak dia di tempatkan di akhirat, apakah di surga ataukah neraka, kalau ternyata di surga di tempat yang mana, di tingkatan ke berapa dan bersama-sama siapa ??

Ketika senja telah beralu dan malam pun tiba, Ulbah berusaha memejamkan matanya, tapi bagaimana mau dipejamkan matanya sementara hati masih berdebar-debar, pikiran masih galau, apa yang bisa dilakukannya selain membolak-balikkan badannya di atas tikar yang lusuh hingga tengah malam. Akhirnya dia bangkit, timbul sebuah ide, sebuah pemikiran dalam dirinya, yang kiranya apabila dia melaksanakan idenya ini mudah-mudahan dapat mengurangi kegundahan hatinya. Lantas Ulbah berwudhu dan melaksanakan sholat malam, apalagi yang bisa dilakukan oleh orang yang sengsara dan bersedih hati selain bermunajat kepada Alloh Yang Maha Pemurah..?? bagi orang yang mendapatkan kesusahan kecuali dia mengadukan kepada Sang Khaliq…(do’a Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam Ya’qub, sebagaimana surat Yusuf : 86)
إِنَّمَا أَشْكُو بَثِّي وَحُزْنِي إِلَى اللَّهِ
Di dalam sholatnya dia pun menangis, adakah anda pernah melihat seorang yang gundah mengadukan semua keluhan dan kegundahannya dengan menangis kepada Rabb Yang Memiliki isi langit dan bumi..? dia sebutkan kefaqirannya, dia sebutkan kelemahannya, dia sebutkan ketidakberdayaannya, dia minta kepada Alloh jangan sampai kefaqirannya dan ketidakmampuannya berinfaq pada persiapan perang Tabuk ini menggeser kedudukannya dibanding sahabat-sahabatnya kelak di surga, jikalau aku Engkau buat susah di dunia, janganlah pula Engkau jauhkan aku dari surgamu. Diantara doanya adalah:

“Ya Alloh, engkau perintahkan kami untuk berjihad, engkau perintahkan kami untuk berangkat ke Tabuk, sedangkan engkau tidak memberikan aku sesuatu apapun untuk bekal berangkat berperang bersama Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam-Mu, maka malam ini saksikanlah ya Alloh...sesungguhnya aku telah bersedekah kepada setiap muslim dari perlakuan zhalim mereka terhadap diriku, maka inilah kehormatanku aku infaqkan di jalan-Mu, jika ada seorang muslim menghinakan dan merendahkan diriku, maka aku infaqkan itu semua di jalanMu Ya Alloh..tidak ada yang dapat aku infaqkan sebagaimana orang lain telah berinfaq, kalau sekiranya aku punya sebagaimana mereka punya akan aku infaqkan untukMu, maka yang aku punya hanya kehormatan sebagai seorang muslim, kalau engkau bisa menerimanya, maka saksikanlah kehormatan ini aku sedekahkan untukMu malam ini…”

Alangkah jernihnya doa tersebut…keluar dari hati seseorang yang tidak punya apapun di dunia ini melainkan kehormatan, alangkah teduhnya ucapan di malam hari yang gelap, terangkat doanya ke langit ke tujuh, menggetarkan Arsy Alloh Ta’ala, semua sedekah tidak sehebat sedekahnya. Esok shubuh Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam memimpin sholat berjama’ah, hadir pula Ulbah bin Zaid. Telah ia lupakan air mata yang tumpah bercucuran di tikar lusuhnya tadi malam, ia lupakan karena telah dibasuh oleh air wudhu yang baru. Akan tetapi Aloh tidak pernah lupa, Alloh tidak pernah menyia-nyiakan doa hamba-Nya. Kejadian di tempat yang sepi tersebut dikabarkan oleh Alloh kepada Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam melalui Malaikat Jibril. Selesai sholat Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam pun berdiri kemudian Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam bertanya
من يتصدق بصدقة مقبولة في هذه الليلة ؟
Ternyata tidak ada yang berdiri, karena merasa tidak bersedekah tadi malam, atau merasa yakin betul sedekahnya diterima oleh Alloh Ta’ala. Ulbah bin Zaid pun tidak merasa bahwa dirinya telah bersedekah.
Akan tetapi Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam mendekati Ulbah dan berkata, “sungguh ya Ulbah, sedekahmu malam tadi telah diterima oleh Allah Ta’ala sebagai sedekah yang maqbul..!!”

Bagaikan aliran listrik yang langsung mengalir ke jantung Ulbah bin Zaid, laksana halilintar dahsyat menghantam dirinya, karena dia sama sekali tidak mengira, cahaya kebahagiaan langsung memancar dari dirinya.

“Benarkah ya Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam..benarkah sedekahku yang tadi malam yang tidak ada apa-apanya itu diterima Alloh...??” tanyanya penasaran seolah-olah tidak percaya.

Maka Nabi pun menyerahkan 6 ekor unta kepada Ulbah bin Ziad dan tujuh orang temannya untuk berangkat ke medan jihad, peperangan Tabuk…peperangan yang atas izin Alloh dimenangkan oleh kaum muslimin, ditandai dengan menyerahnya negara-negara boneka Romawi, dan semakin berkurangnya daerah kekuasaan kerajaan Romawi.

Disadurkan dari kajian Ust. Armen rahimahulloh
“Kedermawanan si Faqir, ibroh dari sahabat Ulbah bin Zaid Al Haritsi”

Read More......

Istri-Istri Teladan Mujahidah

Ditulis dalam Siroh Mujahidah oleh mutiarakusumawati di/pada Maret 8, 2008


Seorang isteri bukanlah semata-mata orang kedua. Dia adalah satu pribadi. Satu pribadi yang memiliki level kepentingannya sendiri di dalam apa yang kita sebut keluarga. Sama halnya dengan anak, adik, kakak, ayah, dan suami. Itu makanya, tulisan ini tidak diberi judul “Isteri-isteri Nabi”, misalnya. Sebab mereka bukanlah sekadar “serombongan wanita” yang menjadi isteri seorang Nabi. Maksudnya, sebagai individu, masing-masing wanita ini memang punya mutu. Soal kemudian mereka diperisteri oleh Nabi Nabi Muhammad SAW SAW, tokoh paling bermutu sepanjang sejarah manusia, itu soal kedua. Nah, soal kedua inilah yang lantas memahatkan nama mereka di hati ummat Islam hingga jaman yang akan datang. Selamat menikmati profil-profil ringkas wanita-wanita bermutu ini.

SITI KHADIJAH(Ummul Mukminin pertama).

Lahir di Mekkah tahun 556, Khadijah adalah wanita pertama pemeluk Islam. Ketika disunting RasuluLlah SAW, ia seorang janda berusia 40 tahun. Berasal dari keluarga terpandang dan ia sendiri menjadi orang terkaya di kotanya. Sedangkan RasuluLlah SAW masih muda, berusia sekitar 25 tahun dan dari keluarga miskin. Keinginan perkawinan itu datang dari pihak Khadijah.

Setelah menikah, semua kekayaan Khadijah dipergunakan sepenuhnya untuk mendukung dakwah RasuluLlah SAW. Juga, karena kewibawaannya di hadapan suku Quraisy, ia pun menjadi pelindung RasuluLlah SAW dari ancaman orang-orang Quraisy.

Rasulullah SAW sangat mencintai Khadijah. Meskipun Khadijah sudah meninggal beberapa tahun, RasuluLlah SAW masih tetap mengenang. Sehingga pernah isterinya yang lain –Aisyah– memprotes cemburu. “Demi Allah, tidak ada ganti yang lebih baik dari dia, yang beriman padaku saat semua orang ingkar, yang percaya padaku ketika semua mendustakan, yang mengorbankan hartanya saat semua berusaha mempertahankannya;… dan darinyalah aku mendapatkan keturunan,” kata RasuluLlah SAW di hadapan Aisyah.

Dari Khadijah, Nabi mendapat kurnia 7 anak: 3 putra dan 4 putri. Yang putra bernama al-Qasim, Abdullah, dan (Thaher, meninggal ketika masih bayi). Sedangkan yang putri: Zainab, Ruqayyah, Ummu Kalsum dan Fatimah. Sebelum dengan Nabi, Khadijah pernah menikah dengan Abu Halal an-Nabbasy bin Zurarah. Dari Abu Halal, Khadijah mendapat seorang anak.

Setelah Abu Halal meninggal, Khadijah menikah lagi dengan Atiq bin Abid al-Makhzumi. Sampai Atiq meninggal, mereka tidak dikurnia anak. Ummul mukminin al-Kubra (Ibu Kaum Mukminin yang Agung) ini sendiri meninggal pada 619 H.

SAUDAH BINTI ZUM’AH (Ummul Mukminin kedua).

Setelah Khadijah meninggal, Nabi baru bersedia menikah lagi. Saudah juga seorang janda. Suaminya, as-Sakran bin Amru al-Amiri, meninggal ketika hijrah ke Habsyi (Ethiopia).

Saudah sangat berduka ditinggal suaminya itu. Untuk mengobati duka itu, atas saran seorang wanita Khaulah binti Hakim As, RasuluLlah SAW lantas meminang Saudah. Meskipun RasuluLlah SAW juga menyayangi Saudah, tetapi ternyata hatinya tidak mampu mencintai wanita ini. Karena merasa berdosa, RasuluLlah SAW lantas ingin menceraikan Saudah. Tapi apa kata Saudah, “Biarlah RasuluLlah SAW aku begini. Aku rela malamku untuk Aisyah (Ummul Mukminin ke tiga Nabi). Aku sudah tidak membutuhkan lagi.”

Saudah wafat dimasa kekhalifahan Umar bin Khaththab hampir berakhir.

‘AISYAH BINTI ABU BAKAR (Ummul Mukminin ketiga).

Satu-satunya isteri Nabi yang masih gadis, ketika dinikahi Nabi. Putri sahabat Nabi, Abu Bakar ash-Shiddiq ini dilahirkan 8 atau 9 tahun sebelum Hijrah. Menikah berumur 6 tahun, namun baru 3 kemudian hidup serumah dengan Nabi. Budaya Arab, seorang laki-laki berumur menikahi seorang gadis belia, hal yang biasa. Salah satu sebabnya, wanita Arab fisiknya cenderung bongsor dibanding usianya.

Setelah Khadijah, Aisyahlah isteri yang paling dekat dengan Nabi. Cantik dan cerdas, begitu penampilannya. Karena kedekatan dan kecerdasannya itu, setelah Nabi wafat, banyak hadith yang ia riwayatkan. Terutama soal wanita dan keluarga. Ada 1.210 hadith yang diriwayatkan Aisyah, di antaranya 228 terdapat dalam hadith shahih Bukhari.

Selama mendampingi Nabi, Aisyah pernah dilanda fitnah hebat. Ceritanya, pada peperangan melawan Bani Mustaliq, berdasarkan undian di antara isteri-isteri Nabi, Aisyah terpilih mendampingi Nabi. Dalam perjalanan pulang, rombongan istirahat pada suatu tempat Aisyah turun dari sekedupnya (sejenis pelana yang beratap di atas punuk unta), karena ada keperluan. Kemudian kembali. Tetapi ada yang ketinggalan, ia kembali lagi untuk mencarinya. Sementara itu, rombongan berangkat dengan perkiraan bahwa Aisyah sudah ada di sekedupnya. Aisyah tertinggal.

Ketika sahabat Nabi, Safwan bin Buattal menemuinya, Aisyah sudah tertidur. Akhirnya, ia pergi diantar Safwan. Peristiwa ini kemudian dimanfaatkan orang-orang kafir untuk menghantam Nabi. Disebarkan fitnah, Aisyah telah serong. Fitnah ini benar-benar meresahkan ummat. Bahkan Nabi sendiri sempat goyah kepercayaannya pada Aisyah. Sehingga turunlah wahyu surat An Nuur ayat 11. Inti wahyu itu, menegur Nabi dan membenarkan Aisyah.

Aisyah wafat pada malam Selasa, 17 Ramadhan 57 H, dalam usia 66 tahun. Shalat jenazahnya diimami oleh Abu Hurairah dan dimakamkan di Ummahat al-Mukminin di Baqi (sebelah Masjid Madinah) bersama Ummul Mukminin lainnya.

HAFSAH BINTI UMAR (Ummul Mukminin keempat).

Hafsah adalah janda Khunais bin Huzafah, sahabat RasuluLlah SAW yang meninggal ketika perang Uhud.
RasuluLlah SAW menikahi Hafsah, kerena kasihan kepada Umar bin Khattab –ayah Hafsah. Hafsah sedih ditinggal suaminya, apalagi usianya baru 18 tahun. Melihat kesedihan itu, Umar berniat mencarikan suami lagi.

Pilihannya jatuh kepada sahabatnya yang juga orang kepercayaan RasuluLlah SAW, yakni Abu Bakar. Tapi ternyata Abu Bakar hanya diam saja. Dengan perasaan kecewa atas sikap Abu Bakar itu, Umar menemui Usman bin Affan, dengan maksud yang sama. Ternyata Usman juga menolak, karena dukanya atas kematian isterinya, belum hilang. Isteri Usman adalah putri RasuluLlah SAW sendiri, Ruqayyah.

Lalu Umar mengadu kepada RasuluLlah SAW. Melihat sahabatnya yang marah dan sedih itu, RasuluLlah SAW ingin menyenangkannya, lantas berkata “Hafsah akan menikah dengan orang yang lebih baik daripada Usman, dan Usman akan menikah dengan orang yang lebih baik dari Hafsah.” Tak lama kemudian, Hafsah dinikahi RasuluLlah SAW, sedang Usman dengan Ummu Kalsum, putri RasuluLlah SAW juga.

Suatu malam di kamar Hafsah, RasuluLlah SAW sedang berdua dengan isterinya yang lain, Maria. Hafsah cemburu berat, lantas menceritakan kepada Aisyah. Aisyah kemudian memimpin isteri-isteri yang lain, protes kepada RasuluLlah SAW.

RasuluLlah SAW sangat marah dengan ulah isteri-isterinya itu. Saking marahnya, beliau tinggalkan mereka selama satu bulan. Terhadap kasus ini, kemudian Allah menurunkan wahyu surat at-Tahrim ayat 1-5.

Sejarah mencatat, Hafsahlah yang dipilih di antara isteri-isteri RasuluLlah SAW untuk menyimpan naskah pertama al-Qur’an. Hafsah wafat pada awal pemerintahan Mu’awiyah bin Abu Sufyan, dimakamkan di Ummahat al-Mu’minin di Baqi.

ZAINAB BINTI KHUZAIMAH (Ummul Mukminin kelima).

Di antara isteri-isteri RasuluLlah SAW, Zainablah yang wafat lebih dulu, setelah Khadijah. Para sejarawan tidak banyak tahu tentang Zainab, termasuk latar belakangnya. Tapi yang jelas ia juga seorang janda saat dinikahi RasuluLlah SAW.

Hidupnya bersama RasuluLlah SAW, hanya singkat. Antara 4 sampai 8 bulan. Zainab terkenal dengan julukan Ummul Masaakiin, karena kedermawanannya terhadap kaum miskin. Zainab meninggal, ketika RasuluLlah SAW masih hidup. Dan RasuluLlah SAW sendiri menshalati jenazahnya. Zainablah yang pertama kali dimakamkan di Baqi.

UMMU SALAMAH (Ummul Mukminin keenam).

Nama aslinya, Hindun binti Abu Umayah bin Mughirah. Suaminya bernama Abdullah bin Abdul Asad. Abdullah atau dipanggil Abu Salamah, meninggal ketika perang melawan Bani As’ad yang akan menyerang Madinah. Sebelum meninggal Abu Salamah berwasiat, agar isterinya ada yang menikahi dan orang itu harus lebih baik dari dirinya.

Abu Bakar ingin melaksanakan wasiat itu, dengan meminang Ummu Salamah tapi ditolak. Demikian pula Umar bin Khattab, juga ditolak. Tiada lain, RasuluLlah SAW sendiri akhirnya yang maju. Dan diterima. Ketika itu umur Ummu Salamah hanya beberapa tahun dibawah RasuluLlah SAW dan sudah beranak empat.

Sejarah mencatat, surat at-Taubah 102 turun tatkala RasuluLlah SAW sedang berbaring di kamarnya Ummu Salamah. Dalam perjanjian Hudaibiyah, Umum Salamah punya peranan penting.

Banyak sahabat RasuluLlah SAW yang protes terhadap perjanjian itu, termasuk Umar. Usai perjanjian ditandatangani, RasuluLlah SAW memerintahkan para sahabat agar menyembelih ternak dan memotong rambut. Namun tidak ada yang melakukan seruan itu. RasuluLlah SAW mengulangnya sampai tiga kali, tapi tetap tidak ada yang menyahut. Dengan kesal dan marah kembali ke kemahnya.

Ummu Salamah lantas usul, agar RasuluLlah SAW jangan hanya bicara, langsung saja contoh. Benar juga, RasuluLlah SAW lantas keluar menyembelih ternak dan menyuruh pembantu memotong rambut beliau. Kaum muslimin kemudian banyak yang mengikuti rindakan RasuluLlah SAW ini, karena takut dikatakan tidak mengikuti sunnah RasuluLlah SAW. Ummu Salamah banyak mengikuti peperangan. Ia hidup sampai usia lanjut. Ia wafat setelah peristiwa Karbala, yakni terbunuhnya Husein, cucu RasuluLlah SAW. Ummu Salamah adalah Ummahatul Mukminin yang paling akhir wafatnya.

ZAINAB BINTI JAHSY (Ummul Mukminin ketujuh).

Zainab adalah bekas isteri Zaid bin Haritsah yang telah bercerai. Sedang Zaid adalah anak angkat RasuluLlah SAW. Zainab sendiri dengan RasuluLlah SAW juga masih bersaudara. Karena wanita ini adalah cucu Abdul Muthalib, kakek RasuluLlah SAW (baca Sejarah, Sahid, April l997).

Meski perkawinan Zainab dengan Nabi jelas-jelas perintah Allah, tapi gosip menyelimuti perkawinan mereka. Wahyu yang memerintah Nabi agar menikahi Zainab itu ada pada al-Ahzab 37. Dari perkawinan inilah kemudian turun hukum-hukum pernikahan, termasuk perintah hijab (al-Ahzab 53).

JUWAIRIAH BINTI HARITS (Ummul Mukminin kelapan).

Nama sebenarnya adalah Barrah binti Harits bin Abi Dhirar, putri pimpinan pemberontak dari suku Bani Musthalaq, Harits bin Dhirar. Setelah menikah dengan Nabi berganti nama Juwairiah. Sebelumnya, Juwairiah adalah tawanan perang.

Riwayat selanjutnya tak banyak diketahui oleh para sejarawan. Hanya ia meninggal dalam usia 65 tahun, di Madinah, pada masa Muawiyah. Dishalatkan dengan Imam Amir Madinah yaitu Marwan bin Hakam.

SOFIYAH BINTI HUYAI (Ummul Mukminin kesembilan).

Satu-satunya isteri Nabi dari golongan Yahudi ya Sofiyah ini. Sofiyah masih keturunan Nabi Harun dan ibunya Barrah binti Samual. Meski usianya baru 17 tahun, tapi ia sudah dua kali menikah. Pertama dengan Salam bin Masyham, dan kedua dengan Kinanah bin Rabi bin Abil Haqiq, pemimpin benteng Qumus, benteng terkuat di Khaibar, markasnya kaum Yahudi.

Dikawininya Sofiyah itu, Nabi sebenarnya berharap agar kebencian kaum Yahudi kepada kaum muslimin dapat diredam. Sofiyah wafat tahun 50 Hijriah, pada zaman Mua’wiyah. Dimakamkan di Baqi.

UMMU HABIBAH BINTI SOFYAN (Ummul Mukminin kesepuluh).

Nama sebenarnya Ramlah binti Abi Sofyan. Ia memang putri pemimpin Quraisy, Abu Sofyan, musuh bebuyutan Islam itu. Habibah adalah nama putri Ramlah hasil perkawinan dengan Ubaidillah, saudara Ummul Mukminin Zainab ra. Tentu saja Ramlah telah masuk Islam.

Berdua dengan suaminya, ia kemudian hijrah ke Habsyi (Afrika). Celakanya, sesampai di Habsyi suaminya murtad, masuk Nasrani. Selanjutnya, Ramlah dinikahi RasuluLlah SAW. Mendengar ini, betapa marahnya Abu Sofyan, putrinya sendiri masuk Islam dan sekarang kawin dengan musuh besarnya, Nabi Muhammad SAW.

Sampai akhir hayatnya, Ramlah tetap membela Islam dan suaminya. Ia wafat pada usia 60 tahun. Juga dimakamkan di Baqi.

MARIAH AL QIBTIYAH (Ummul Mukminin kesebelas).

Mariah sebelumnya adalah budak kiriman dari raja Mesir. Kemudian diangkat derajatnya dengan dijadikan isteri Nabi. Setelah Khadijah, Mariah satu-satunya isteri Nabi yang melahirkan anak. Namanya Ibrahim bin Nabi Muhammad SAW. Cuma, sayangnya Ibrahim meninggal. RasuluLlah SAW sangat sedih dengan kematian putranya itu.

Mariah wafat pada tahun 16 hijriah. Dishalatkan oleh Amir Mukminin Umar bin Khattab.

MAIMUNAH BINTI AL HARITS (Ummul Mukminin kedua belas).

Nama aslinya adalah Barrah binti Harits. Setelah menikah dengan Nabi, diganti dengan Maimunah. Perkawinan ini –Barrah ketika itu janda berumur 26 tahun– sesungguhnya atas permintaan paman Nabi, yakni Abbas bin Abdul Muthalib. Barrah sendiri adalah adik dari isteri Abbas. Tidak banyak yang diketahui sejarah Barrah. Yang jelas ia wafat pada tahun 51 hijriah..

Sumber : Alqoidun.net

Read More......

Mengenal Dan Mencegah Stroke

STROKE adalah penyebab kematian kedua di dunia dengan angka lebih dari 5.1 juta. Angka kematian pada pria dan wanita relatif sama, tetapi angka kematian di negara-negara miskin dan sedang berkembang jauh lebih besar dari pada angka kematian stroke di negara-negara maju. Tahun 2020, angka kematian karena stroke diperkirakan akan mencapai 7.6 juta orang.
Stroke terjadi apabila pembuluh darah di otak pecah atau tersumbat. Gejala-gejala stroke berlangsung lebih dari 24 jam.

Berdasarkan penyebabnya, stroke terbagi menjadi dua macam, yakni:
1. Cerebral haemorrhage (stroke hemorajik), yaitu stroke yang terjadi karena pecahnya pembuluh darah.
2. Ischaemic stroke (stroke iskemik), yaitu stroke yang terjadi karena sumbatan pembuluh darah.
Dilihat dan gejalanya, stroke terbagi menjadi tiga macam, yakni:
1. Stroke sementara (sembuh dalam beberapa menit atau jam).
2. Stroke ringan (sembuh dalam beberapa minggu).
3. Stroke berat (sembuh dengan meninggalkan cacat, tidak bisa sembuh total, bahkan dalam beberapa bulan (tahun) bisa mengakibatkan kematian.
Baik stroke sementara, ringan maupun berat mempunyai lima gejala utama, yaitu:
1. Pusing atau sakit kepala tiba-tiba tanpa tahu sebabnya.
2. Tiba-tiba kehilangan keseimbangan, koordinasi dan kontrol tubuh.
3. Kehilangan penglihatan pada salah satu atau kedua mata.
4. Kehilangan kesadaran dan bicara tidak jelas.
5. Kelemahan dan kelumpuhan pada wajah, lengan, tangan, terutama pada salah satu sisi tubuh.


Tindakan dan Pencegahan
Meskipun hanya terserang stroke sementara, namun dianjurkan pada penderita untuk cepat-cepat ke rumah sakit atau dokter terdekat. Penanganan dokter atau pihak rumah sakit tersebut akan menentukan kesembuhan penderita itu.

Sejurnlah penderita dapat sembuh dan stroke, namun banyak yang meninggal atau mengalami cacat permanen (kelumpuhan, gangguan bicara dan kehilangan sebagian daya ingat). Stroke hemorajik memiliki probabiliitas lebih besar sebagai penyebab cacar atau kematian ketimbang stroke iskemik.

Seorang yang pernah mengalami stroke ringan bisa mendapatkan serangan stroke ulangan. Bahkan risiko berulangnya stroke sangat tinggi. Kurang lebih dan lima penderita akan mendapat stroke sekunder dalam waktu lima tahun. Namun seiring perkembangan pengobatan stroke, risiko berulangnya penyakit itu bisa dikurangi. Asam asetil salisilat yang banyak dipakai oleh penderita stroke iskemik (TIA) dapat mengurangi risiko stroke sekunder sebesar 25 – 33 %.

Operasi untuk menghilangkan sumbatan pada arteri karotid yang mengalirkan darah ke otak juga dapat mengurangi risiko stroke pada penderita stroke iskemik (TIA). Akan tetapi hanya sebagian kecil penderita yang dapat menjalani operasi in Obat-obat anti pembekuan darah dapat pula digunakan untuk mengurangi risiko stroke yang dikarenakan gangguan irama jantung. Namun, hanya sebagain kecil penderita yang menerimanya.


Siapapun tidak akan pernah tahu kapan stroke datang. Tapi, langkah-langkah pencegahan di bawah ini mungkin bisa menjadi angin segar bagi semua orang:

+ Rutin memeriksa tekanan darah
Tingkat tekanan darah adalah faktor paling dominan pada semua jenis stroke. Makin tinggi tekanan darah makin besar risiko terkena stroke. Jika tekanan darah meningkat, segera konsultasikan dengan seorang dokter. Tekanan darah yang harus diwaspadai adalah jika angka tertinggi di atas 135 dan angka terbawah adalah 85.

+ Waspadai gangguan irama jantung (attrial fibrillation)
Detak jantung tidak wajar menunjukkan perubahan fungsi yang mengakibatkan darah terkumpul dan menggumpal di dalam jantung. Detak jantung yang mampu menggerakkan gumpalan darah sehingga masuk pada aliran darah itu mengakibatkan stroke. Gangguan irama jantung dapat dideteksi dengan menilai detak nadi.

+ Berhenti merokok dan anti alkohol
Rokok dapat meningkatkan risiko stroke dua kali lipat. Sebagaimana rokok, alkohol dapat meningkatkan risiko stroke dan penyakit lain seperti liver.

+ Periksa kadar kolesterol dalam tubuh
Mengetahui tingkat kolesterol dapat meningkatkan kewaspadaan stroke. Kolesterol tinggi mengarah pada risiko stroke. Jika kolesterol tinggi, maka segeralah untuk menurunkannya dengan memilih makanan rendah kolesterol. Agar kolesterol dalam tubuh tidak berlebihan, maka gantilah asupan lemak jenuh dengan asupan asam lemak tak jenuh, seperti: omega 3, 6 dan 9.

+ Kontrol kadar gula darah
Diabetes mampu meningkatkan risiko stroke. Jika Anda penderita diabetes, konsultasilah dengan seorang dokter mengenai makanan dan minuman yang bisa dikonsumsi untuk menurunkan gula darah.

+ Olahraga teratur
jalan cepat minimal 30 menit sehari bisa menurunkan risiko stroke. Anda juga bisa melakukan olahraga renang, sepeda, dansa, golf, atau tenis. Pilih olahraga yang Anda sukai dan lakukan secara teratur tiga kali seminggu.


+ Konsumsi garam rendah sodium dan diet lemak
Kurangi konsumsi garam bersodium tinggi. Sebaliknya konsumsilah buah, sayuran, dan gandum untuk mengurangi risiko stroke.


+ Waspadai gangguan sirkulasi darah
Stroke berkaitan dengan jantung, pembuluh arteri dan vena. Tiga bagian ini penting bagi sirkulasi darah ke seluruh tubuh, termasuk dan jantung ke otak. Ketika terdapat tumpukan lemak yang menghambat aliran, maka risiko stroke meningkat. Masalah ini dapat diobati. Operasi pula mampu mengatasi tumpukan lemak yang menghambat pembuluh arteri. (www.rumahfarmasi.com)

Read More......

Cara Mudah Dan Alami Menurunkan Berat Badan

Tampilan fisik bukanlah segalanya. Namun mau tidak mau seseorang yang berbadan gemuk akan mendapat sedikit kesulitan dalam menjalankan aktivitas sehari- hari. Masalah ini yang kemudian membuat banyak orang mencari cara untuk menurunkan berat badan. Sebagian orang memilih jalan yang pintas, namun kurang sehat malahan bisa menimbulkan penyakit bagi si pengguna itu sendiri, namun sebagian lain memilih cara yg alami agar tubuh tetap sehat. Berikut adalah mudah dan sederhana menurunkan berat badan alami,

1. Ubah gaya hidup
Mengatur pola hidup adalah penerapan yang paling tepat untuk melakukan cara hidup yang sehat. Aturlah selalu ritme hidup dan aktivitas anda dengan baik. Makanlah bila anda lapar dan bukan karena sekedar ingin makan sesuatu. Bila anda baru saja makan dan ingin makan lagi cobalah untuk mengalihkan aktivitas.

2. Minum Air Putih
Minumlah minimal 2 liter air putih/hari sebagai “bahan bakar” untuk mendorong reaksi metabolisme tubuh kita. Jika anda tidak minum air putih, maka anda tidak dapat membakar kalori.

3. Minum Susu Cokelat
Kalsium di dalam produk susu (bukan suplemen) dapat mengurangi absorpsi lemak sampai 19%. Cokelat mengandung zat besi dan zat kimia yang mmeberikan energi pada otak, yang dapat membakar lebih banyak kalori.

4. Olah Raga
Berolah ragalah secara teratur untuk menjaga kondisi tubuh tetap sehat. Olah raga memang diakui bisa membantu untuk menurunkan berat badan. Olah raga dengan cukup intens pada beberapa bagian tubuh tertentu yang ada timbunan lemak dan karbohidrat, maka timbunan itu akan hilang, dan digantikan pembentukan jaringan otot.

5. Mengurangi porsi makan.
Kurangi porsi makan anda secara bertahap, karena perubahan yang tiba-tiba ini malah akan membuat anda gampang lapar, pusing-pusing dan lemas.

6. Sarapan
Ternyata sarapan berguna untuk menurunkan berat badan. Jika anda sarapan di pagi hari, anda dapat mengurangi konsumsi makan siang anda dan memberikan anda rasa kenyang.

7. Makan buah yang mengandung serat

Buah-buahan memberikan sumbangan serat, dan serat sangat dibutuhkan untuk "mengikat" kelebihan lemak saat makan, oleh karena itu dianjurkan untuk mengkonsumsi serat setidaknya 8 gram sehari. Mangga termasuk buah yang kaya akan serat dan vitamin C, sehingga baik untuk dikonsumsi. Pisang, tinggi kadar vitamin C, namun juga tinggi karbohidratnya. Sedangkan semangka, lebih banyak kandungan air, tetapi kaya akan antioksidan.

8. Batasi karbohidrat
Kurangi konsumsi karbohidrat, karena lebih cenderung disimpan sebagai lemak ketimbang digunakan sebagai energi.

9. Disiplin
Kalau anda ingin menurunkan berat badan, tanamkan dalam diri anda sikap disiplin. Jika anda tidak bisa disiplin, maka anda tidak akan pernah berhasil mencapai apa yang anda inginkan.(rps)

Read More......

Pengharum Ruangan Bisa Picu Kanker Payudara

Wanita biasanya menyukai ruangan yang bersih dan harum sehingga sering menggunakan berbagai produk pembersih. Namun, sebuah studi memperingatkan bahwa beberapa produk pembersih bisa memicu dan meningkatkan kemungkinan menderita kanker payudara.

Peneliti menemukan bahwa beberapa produk penyegar dan pengharum ruangan semprot serta penghilang jamur dan pembersih kamar mandi adalah produk yang paling mungkin dapat meningkatkan peluang menderita kanker payudara pada wanita.


Studi ini adalah penelitian pertama yang berhubungan dengan produk pembersih, yang secara teratur digunakan jutaan orang. Di Inggris, dilaporkan ada 45.000 kasus baru kanker payudara yang didiagnosa setiap tahun dan terkait dengan produk pembersih.

Peneliti menemukan bahwa beberapa produk penyegar dan pengharum ruangan semprot serta penghilang jamur dan pembersih kamar mandi adalah produk yang paling mungkin dapat meningkatkan peluang menderita kanker payudara pada wanita.


Dilansir dari Dailymail, Senin (26/7/2010), peneliti menemukan bahwa orang yang rutin menggunakan penyegar dan pengharum ruangan semprot tertentu 20 persen lebih mungkin mengembangkan kanker payudara.

Tak hanya itu, pengharum ruangan padat bahkan memiliki kemungkinan kanker payudara dua kali lebih besar. Beberapa produk penghilang jamur juga dapat meningkatkan kemungkinan kanker payudara.

Penelitian yang dilakukan Silent Spring Institute di Massachusetts, yaitu sebuah organisasi yang fokus pada bahan kimia dan dampak kesehatan wanita, menemukan bahwa berbagai senyawa yang ditemukan pada orang yang sering menggunakan produk pembersih telah dikaitkan dengan kanker.

Pemicu kanker yang terdapat pada beberapa produk pengharum ruangan dan penghilang jamur adalah zat kimia tambahan yang dimasukkan guna membuat produk-produk tersebut memiliki bau yang lebih baik. Tapi peneliti belum dapat mengidentifikasikan zat berbahaya tersebut.

Pemicu kanker yang terdapat pada beberapa produk pengharum ruangan dan penghilang jamur adalah zat kimia tambahan yang dimasukkan guna membuat produk-produk tersebut memiliki bau yang lebih baik

Namun, peneliti juga menambahkan bahwa pemicu kanker ini tidak selalu terdapat pada setiap produk pembersih. Hanya beberapa produk saja yang menambahkan zat kimia berbahaya ini.

"Konsumen perlu mendapatkan perlindungan dan harus dipastikan bahwa zat kimia yang terbukti dapat menyebabkan kanker dilarang digunakan dalam produk pembersih," ujar Philip Malpass dari the UK Cleaning Products Industry Association.(rps/detikhealth)

Read More......

Wudhu dan Berdoalah Sebelum Tidur, Karena Orang Bisa Meninggal Saat Tidur

Kematian bisa datang kapan saja. Datangnya tanpa ada pemberitahuan. Karenanya seorang hamba Allah yang beriman akan senantiasa bersiap diri kapan saja untuk menghadapi kematian dengan berbekal takwa dan ketaatan.

Kita yakin bahwa kematian pasti akan datang, sudah ada ketetapannya di sisi Arrahman. Kita juga meyakini bahwa ilmu tentangnya -di mana dan kapan terjadinya- manjadi ilmu rahasia, Mafatihul Ghaib (kunci-kunci keghaiban) yang hanya diketahui oleh-Nya. Allah Ta'ala berfirman,

إِنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْأَرْحَامِ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

"Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal." (QS. Luqman: 34)

...Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berpesan agar banyak-banyak mengingat kematian...


Dalam sebuah hadits, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berpesan agar banyak-banyak mengingat kematian karena besarnya manfaat yang ditimbulkannya sehingga bisa menyadarkan kembali orang yang lalai, menghidupkan kembali hati yang sakit, dan membuat seseorang zuhud dari dunia serta tidak rakus dan tamak terhadapnya.

أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَاذِمِ اَللَّذَّاتِ: اَلْمَوْتِ

"Perbanyaklah mengingat sesuatu yang menghilangkan kenikmatan, yaitu kematian." (HR. At-Tirmidzi no. 2307; an Nasai 4/4; dan dishahihkan oleh Ibnu Hibban).

Orang Bisa Meninggal Saat Tidur

Penulis teringat kejadian yang menimpa tetangga di daerah Demak-Jawa Tengah pada awal 90-an. Kala itu, acara televisi yang bisa diakses hanya Televisi Republik Indonesia (TVRI) saja. Ada sebuah acara yang menjadi favorit masyarakat desa, yaitu Aneka Ria Safari. Acara yang berisi nyanyi-nyanyian jahilayah tersebut senantiasa dinanti-nantikan kehadirannya.

Sehabis Isya' tepat ketua Rukun Warga (RW) di lingkungan saya berpesan kepada istrinya untuk dibangunkan saat acara Aneka Ria Safari mulai. Ketika mendekati jam tayangnya, sang istri bergegas membangunkan suaminya. Namun, sang suami tidak lantas bergegas bangun untuk menyaksikan acara yang dinanti-nantikannya itu. "Bablas" masyarakat saya menyebutnya, yaitu tidur yang tidak akan pernah bangun lagi di dunia alias meninggal dunia.

...Kematian bisa datang saat manusia sedang tidur. Bahkan dalam beberapa ayat menyebut tidur sebagai kematian...

Kejadian tersebut menjadi bukti bahwa kematian juga bisa datang saat manusia sedang tidur. Bahkan dalam beberapa ayat disebutkan bahwa tidur disebut dengan kematian yang menunjukkan hubungan dekat keduanya, seolah tidur adalah saudara kandung dari kematian. Karena saat tidur akal dan gerakan kita hilang laksana mati. Allah Ta'ala berfirman,

وَهُوَ الَّذِي يَتَوَفَّاكُمْ بِاللَّيْلِ وَيَعْلَمُ مَا جَرَحْتُمْ بِالنَّهَارِ ثُمَّ يَبْعَثُكُمْ فِيهِ لِيُقْضَى أَجَلٌ مُسَمًّى ثُمَّ إِلَيْهِ مَرْجِعُكُمْ ثُمَّ يُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

"Dan Dialah yang menidurkan kamu di malam hari dan Dia mengetahui apa yang kamu kerjakan pada siang hari, kemudian Dia membangunkan kamu pada siang hari untuk disempurnakan umur (mu) yang telah ditentukan, kemudian kepada Allah-lah kamu kembali, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang dahulu kamu kerjakan." (QS. Al An'am: 60).

اللَّهُ يَتَوَفَّى الْأَنْفُسَ حِينَ مَوْتِهَا وَالَّتِي لَمْ تَمُتْ فِي مَنَامِهَا فَيُمْسِكُ الَّتِي قَضَى عَلَيْهَا الْمَوْتَ وَيُرْسِلُ الْأُخْرَى إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآَيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

"Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir." (QS. Al-Zumar: 42)

Gangguan Tidur yang Bisa Menyebebkan Kematian

Dalam dunia medis dikenal istilah Sleep Apnea atau henti napas sejenak saat tidur akibat terganggunya saluran pernapasan. Dan ternyata kejadian ini bisa berakibat fatal, yakni kematian akibat berkurangnya oksigen pada tubuh, seperti dikutip dari laman Methode of Health.

Penelitian terkini menunjukkan sleep apnea meningkatkan risiko kematian dini pada orang dewasa dan manula. Hal ini terjadi karena penderita sleep apnea mengalami gangguan sumbatan pernapasan saat tidur hingga bisa terjadi henti napas. Gejala ganggun ini yang paling mudah dikenali adalah tidur mendengkur.

Menurut hasil penelitian yang dilakukan Dr.Naresh Punjabi, dari John Hopkins University School of Medicine, Baltimore, AS, gangguan tidur ini meningkatkan risiko kematian hingga 40 persen. Sleep apnea menyebabkan jumlah oksigen yang beredar dalam tubuh berkurang sehingga jantung bekerja lebih keras. Hal ini jika berlangsung berkepanjangan bisa memicu serangan jantung atau stroke.

...gangguan tidur ini meningkatkan risiko kematian hingga 40 persen. Sleep apnea menyebabkan jumlah oksigen yang beredar dalam tubuh berkurang sehingga jantung bekerja lebih keras...

Dalam melakukan penelitiannya, tim yang dipimpin dokter Punjabi ini meneliti pada lebih dari 6.400 pria dan wanita berusia 40-70 tahun yang menderita sleep apnea, mulai dari ringan hingga berat. Pria berusia dewasa yang menderita sleep apnea utamanya meninggal karena penyakit kardiovaskular. Penyakit kardiovaskular juga dikenal sebagai penyakit jantung dan peredaran darah, yang mencakup semua penyakit yang mempengaruhi jantung dan sirkulasi. Ini mencakup kondisi seperti penyakit jantung koroner (angina dan serangan jantung), dan stroke.

Fenomena Meninggal Dunia Saat Tidur Dalam Sunnah

Jauh-jauh hari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sudah memberikan bimbingan dalam tidur agar tidak menimbulkan bahaya, di antaranya tidur sambil miring ke kanan, tidak tidur sambil tengkurap.

Diriwayatkan oleh al-Hakim dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu, Pernah suatu hari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melewati seseorang yang tidur tengkurap di atas perutnya, lalu beliau menendangnya dengan kakinya seraya bersabda,

إنها ضجعة لا يحبها الله عز وجل

"Sesungguhnya (posisi tidur tengkurap) itu adalah posisi tidur yang tidak disukai Allah Azza Wa Jalla." (HR. Ahmad dan Al-Hakim. Beliau menyatakan bahwa sandanya shahih sesuai syarat muslim hanya saja Imam Bukhari dan Muslim tidak mengeluarkanya).

Sesungguhnya sebab kematian itu bermacam-macam, namun kematian tetaplah satu. Selain Sleep Apnea masih ada sebab lainnya yang menjadi media datangnya kematian. Karenanya, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memberikan tips terbaik bagi umatnya dalam menghadapi kematian yang datangnya tak terduga ini.

Disebutkan dalam Shahihain, dari sabahat al-Bara' bin Azib radliyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah bersabda kepadanya;

إِذَا أَخَذْتَ مَضْجَعَكَ فَتَوَضَّأْ وُضُوءَكَ لِلصَّلَاةِ

"Apabila engkau hendak mendatangi pembaringan (tidur), maka hendaklah berwudhu terlebih dahulu sebagaimana wudhumu untuk melakukan shalat." (HR. Bukahri dan Muslim serta yang lainnya).

Dalam menjelaskan faidah dari perintah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ini, Al-Hafidz Ibnul Hajar menyebutkan hikmahnya, di antaranya yaitu: Agar dia tidur pada malam itu dalam keadaan suci supaya ketika kematian menjemputnya dia dalam keadaan yang sempurna. Dari sini diambil kesimpulan dianjurkannya untuk bersiap diri untuk menghadapi kematian dengan menjaga kebersihan (kesucian) hati karena kesucian hati jauh lebih penting daripada kesucian badan.

Imam al-Nawawi dalam Syarah Shahih Muslim menyebutkan tiga hikmah berwudlu sebelum tidur (yang maksudnya tidur dalam keadaan suci). Salah satunya adalah khawatir kalau dia meninggal pada malam tersebut.

...Ibnu Abbas radliyallahu 'anhuma berkata, "Janganlah engkau tidur kecuali dalam kondisi berwudlu, karena arwah akan dibangkitkan sesuai dengan kondisi saat dia dicabut...

Abdul Razak mengeluarkan sebuah atsar dari Mujahid dengan sanad yang kuat, Ibnu Abbas radliyallahu 'anhuma berkata,

لَا تَبِيتَنَّ إِلَّا عَلَى وُضُوء ، فَإِنَّ الْأَرْوَاح تُبْعَث عَلَى مَا قُبِضَتْ عَلَيْهِ

"Janganlah engkau tidur kecuali dalam kondisi berwudlu (suci), karena arwah akan dibangkitkan sesuai dengan kondisi saat dia dicabut."

Berdoa Sebelum Tidur

Pada ujung hadits al-Bara' di atas, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengajarkan agar berdoa khusus sebelum tidur, dengan harapan jika meninggal pada malam itu maka meninggalnya berada di atas fitrah.

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْلَمْتُ نَفْسِي إِلَيْكَ وَفَوَّضْتُ أَمْرِي إِلَيْكَ وَأَلْجَأْتُ ظَهْرِي إِلَيْكَ رَغْبَةً وَرَهْبَةً إِلَيْكَ لَا مَلْجَأَ وَلَا مَنْجَا مِنْكَ إِلَّا إِلَيْكَ آمَنْتُ بِكِتَابِكَ الَّذِي أَنْزَلْتَ وَبِنَبِيِّكَ الَّذِي أَرْسَلْتَ

Allaahumma innii aslamtu nafsii ilaika, wa fawadltu amrii ilaika, wa alja-tu dhahrii ilaika ragbatan wa rahbatan ilaika, laa malja-a wa laa manjaa minka illaa ilaika, aamantu bikitaabika alladzii anzalta wa binabiyyika alladzi arsalta

"Ya Allah, sesungguhnya aku menyerahkan diriku kepada-Mu, dan aku menyerahkan urusanku kepada-Mu, aku sandarkan urusanku kepada-Mu (agar Engkau menolongku), dengan penuh harap dan takut pada-Mu, tidak ada tempat berlindung dan tempat berlari dari azabMu, kecuali hanya kepada-Mu. Aku beriman kepada kitab-Mu yang Engkau turunkan dan aku beriman kepada Nabi-Mu yang Engkau utus." (HR. Bukhari dan Muslim dengan lafadz milik Muslim).

Sedangkan makna meningal di atas fitrah dalam hadits di atas adalah meninggal di atas Islam dan tauhid. Dan menurut Imam Al-Thibbi dalam memberi syarah hadits di atas berkata, "Maksudnya adalah engkau meninggal di atas agama yang lurus, millah Ibrahim 'alaihis salam. Karena Nabi Ibrahim 'alaihis salam telah berislam dan tunduk patuh serta berkata, "Aku tunduk patuh kepada Tuhan semesta alam" dan datang kepada Allah dengan membawa hati yang salim (bersih)." (Lihat Tuhfatul Ahwadzi: 8/472 dari Maktabah Syamilah). [voa-islam.com]

Read More......

Pendidikan Islam Membentuk Murid Agar Mencintai Allah dan Rasul

Pada masa jahiliyah, para pemimpin dan tokoh masyarakat Arab berusaha menguasai rakyat mereka dengan dididik menjadi hamba sahaya dan budak belian. Kemudian datanglah Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam untuk mengeluarkan bangsa Arab yang buta huruf dan berperilaku keji menjadi bangsa yang mulia lagi kekal kemuliaannya. Allah Ta’ala berfirman,

هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الْأُمِّيِّينَ رَسُولًا مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آَيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُبِينٍ

"Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, menyucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah (As sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata." (QS. Al-Jumu’ah: 2)


Para orang tua dan pendidik muslim wajib mengetahui metode dan cara Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam dalam mendidik para sahabat beliau. Bagaimana Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam bisa membuat mereka semua menjadi manusia-manusia mulia yang berperilaku agung?

Dalam dakwah dan pendidikan, Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam memerankan diri sebagai pengarah, guru, pendidik, dan pejuangnya secara langsung. Beliau terus memimpin jalannya dakwah ini dengan sunnah-sunnahnya hingga umat ini berada di atas jalan keselamaan, hidup di atas kemuliaan, dan masuk ke dalam surga.

Dalam mendidik dan membina para sahabat, Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam senantiasa berusaha dan berupaya agar umatnya senantiasa mencintai Allah dan Rasul-Nya dengan sebenarnya. Cinta yang karenanya mereka tidak khawatir lagi darah mereka tertumpah, tubuh mereka tercacah, harta benda mereka habis untuk fi sabilillah.

Dalam merealisasikan cinta ini mereka tidak pernah pantang mundur menghadapi musuh-musuh Allah, Rasul-Nya dan musuh mereka dari kalangan kafirin musyrikin. Dalam diri mereka terbangun sikap berani dan bermental baja sehingga mereka tidak pernah gentar dengan pedang, panah, dan tombak yang siap mengoyak tubuh mereka. Ini semua mereka lakukan agar mendapat cinta Allah dan Rasul-Nya sehingga layak masuk ke dalam jannatun na’im.

Mereka siap berkata yang benar dan terus terang dengan keimanan mereka. Sikap mereka sangat jelas dalam berislam. Semua itu karena niat mereka benar dan lurus. Cinta yang mereka cari adalah cinta Allah dan Rasul-Nya. Mereka akan melakukan apa saja untuk meraihnya. Sebaliknya segala perilaku dan sikap yang bisa mengundang murka keduanya dijauhi, sebagaimana mereka tidak mau kalau dilemparkan ke dalam neraka.

Menanamkan kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya merupakan tugas utama seorang pendidik muslim. Dengannya, anak didik akan ringan melaksanakan ibadah dan mengikuti sunnah. Ringan dalam menerima dan mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupannya, karena yang dituju dan dicari sudah jelas, yaitu cinta Allah dan Rasul-Nya.

Ketika Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam tiba di Madinah, beberapa orang Yahudi datang menemui beliau. Mereka berkata, “Kami mencintai Allah, akan tetapi kami tidak dapat mengikuti ajaranmu.” Kemudian Allah membantah dan membatilkan kecintaan mereka kepada-Nya dan menganggap pernyataan itu dusta. Allah berfirman,

قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيم

"Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Ali Imran: 31)

Allah Subhanahu wa Ta'ala juga berfirman,

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآَخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا

"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah." (QS. Al-Ahzab: 21)

Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam datang memberikan pelajaran kepada para sahabat akan kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya.

Disebutkan dalam Shahih al-Bukhari, Umar bin Khathab radliyallaahu 'anhu berkata kepada Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam, “Wahai Rasulullah, demi Allah engkau lebih aku cintai daripada harta, keluarga, dan anakku, kecuali diriku.”

Beliau bersabda, “Tidak wahai Umar, aku harus lebih engkau cintai dari dirimu sendiri.”

Umar berkata, “Demi Allah wahai Rasulullah, engkau lebih aku cintai daripada diriku sendiri.”

Beliau bersabda, “Sekarang (kecintaanmu telah benar) wahai Umar.”

Dalam Sunan al-Tirmidzi dengan sanad hasan, dikisahkan ketika Umar hendak melaksanakan umrah, Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam berkata kepadanya, “Jangan engkau lupakan kami dalam doamu, wahai saudaraku!”

Umar kemudian berangkat melaksanakan umrah, namun ia meninggalkan hatinya bersama Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam dengan penuh perasaan rindu dan cinta. Dan rasa ini semakin kuat pada diri Umar ketika berada di medan perang.

Kecintaan ini pula yang mendorong Anas bin Nadhar untuk menghunuskan pedangnya menuju perang Uhud. Padahal ketika itu Saad bin Mu’adz berkata, “Kembalilah engkau wahai Anas.” Akhirnya ia meninggal setalah mendapat delapan puluh lebih tebasan pedang.

Kecintaan ini pula yang membuat Handzalaqh termotifasi untuk meninggalkan istrinya di malam pengantin baru untuk berangkat ke medan perang, padahal ia dalam keadaan junub. Ia mengorbankan dirinya di jalan Allah dan memasrahkan dirinya kepada Islam. Ini semua merupakan tanda adanya cinta kepada Allah dan Rasul-Nya dalam diri Handzalah.

Dikisahkan bahwa Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam melihat ke arah lengit ketika berada di sisi jasad Handzalah, beliau bersabda, “Demi jiwaku yang berada di genggaman-Nya, aku menyaksikan para malaikat memandikan tubuh Handzalah di antara langit dan bumi.”

Abdullah Al-Anshari, ayah Jabir, menyiapkan kain kafan dan wangi-wangian, setelah sebelumnya ia menorehkan pedangnya pada kulit lututnya. Ia berkata, “Ya Allah, ambillah darahku pada hari ini sampai Engkau meridlaiku.”
Iapun berangkat ke medan peperangan sehingga terbunuh. Hal itu membuat anaknya, Jabir menangis. Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam kemudian bersabda, “Janganlah engkau menangisinya, Malaikat akan terus memberikan naungan kepadanya dengan sayap-sayapnya hingga ruhny diangkat.” (HR. Bukhari dan Muslim)

“Allah tidak berbicara kepada seorangpun kecuali dari balik hijab. Allah menghidupkan ayahmu dan berbicara dengannya secara berhadapan langsung. Allah berfirman, ‘Engkau memberikan (berkorban) kepadaku maka aku akan memberikan sesuat kepadamu.’ Ia berkata, ‘Wahai Tuhanku, apakah Engkau akan menghidupkanku hingga aku terbunuh karena membela ajaran-Mu untuk kedua kalinya?’ Allah berfirman, ‘Sudah menjadi ketetapan-Ku sejak dahulu bahwa mereka tidak akan dikembalikan (ke dunia)’.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban)

Saat Abdullah bin Jahsyi ikut serta dalam perang Uhud, ia berkata, “Wahai Rabbku, sunguh Engkau Mahamengetahui bahwa aku mencintaimu. Aku perrsembahkan mahar pembaiatanku. Ya Allah, jika Engkau mengetahui kecintaanku itu, maka pertemukanlah aku dengan musuh-Mu yang paling kuat hingga ia dapat menewaskanku di jalan-Mu. Jika Engkau berkata kepadaku, ‘Untuk apa engkau melakukan hal seperti ini?’ Maka aku akan menjawab, ‘Aku lakukan itu karena-Mu, wahai Rabbku’.” (HR. Al-Baihaqi dan Al-Hakim)

Sesungguhnya para kekasih Allah pasti akan bersegera menggapai kecintaan Allah. Dia akan mengutamakannya atas yang lain. Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam pernah mengabarkan bahwa Allah tersenyum pada tiga jenis manusia. Salah satunya adalah seorang laki-laki yang memiliki rasa cinta. Ia melakukan perjalanan bersama rombongan kafilah. Di tengah perjalanan mereka merasakan kelelahan. Ketika sahabatnya yang lain berhenti, mereka merebahkan tubuh mereka di atas tanah hingga tertidur. Adapun orang tadi, ia sama sekali tidak tidur. Ia bergegas mencari air dan mengambil wudlu. Ia lalu menghadap kiblat untuk shalat dan menangis. Ia berdoa dan bermunajat kepada Dzat yang Mahaesa.

Ini merupakan cerminan dari adanya rasa cinta. Kecintaan yang mendorong pemiliknya untuk melakukan apa saja agar mendapat keridlaan orang yang dicintainya.

DR. Aidh bin Abdullah Al-Qarni dalam bukunya Bait Ussisa ‘alaa al-Taqwa, menuliskan sebuah kisah yang disebutkan seorang dai. Bahwa ada seorang pemuda muslim dari Jazirah Arab pergi ke Inggris, tepatnya di kota London.

Di London, dia tinggal di rumah seorang wanita pribumi yang telah berusia lanjut. Meski udara di waktu Fajar begitu amat dingin dan bersalju, ia tetap melaksanakan shalat. Ketika ia berwudlu, pemilik rumah yang sudah renta tersebut terus memperhatikannya. Ia berkata kepadanya, “Apakah engkau sudah gila?”

Ia menjawab, “Tidak.”

Ia bertanya terheran-heran, “Bagaimana engkau bisa bangun di jam seperi ini untuk mengambil air wudlu?”

“Agamaku memerintahkanku untuk melakukan itu,” jawabnya.

Ia kembali bertanya, “Tidak bisakah engkau undur waktunya?”

Ia menjawab, “Jika aku undur waktunya, maka Allah tidak menerima amalku.”

Wanita itu menggeleng-gelengkan kepalanya dan berkata, “Sikap seperti itu bagaikan tekad yang kaut yang dapat menghancurkan besi sekalipun. Sikap seperti itu bagaikan tekad yang kuat yang dapat menghancurkan besi sekalipun.” Ia mengulang dua kali ucapannya itu. (PurWD/voa-islam.com)

Oleh: Badrul Tamam

Read More......

Monday, July 26, 2010

Kepada Saudari-Saudari Kami Tercinta, Ukhti Muslimah...

Artikel: Ar Rahmah.com

Ingin kami ucapkan beberapa kalimat ini kepadamu, di bawah desingan peluru peluru musuh, dan gelegar ledakan roket yang telah menjadi hiburan kami, Surat ini juga dari kami yang kini terpaksa meringkuk di balik jeruji besi hanya karena kami menyatakan bahwa “Tuhan Kami Adalah Allah”.


Surat ini kami tujukan kepadamu Ukhti Muslimah… karena kau adalah permata, kau juga perhiasan mulia yang melengkapi keindahan ajaran Nabi saw. Beberapa kalimat yang tulus keluar dari lubuk hati kami sebagai saudara yang melaju bersama ke arah yang satu. Demi menyelamatkan mu dari cakaran manusia serigala bermuka domba.

Ukhti Muslimah….!!! Kami tidak akan membawa sesuatu yang baru, semoga kau tidak bosan mendengarnya…. walau rasanya sudah berkali kali kami ingatkan bahwa tiada agama manapun yang lebih memuliakan wanita sebagaimana Islam. Jika kau masih tidak percaya, lihatlah pada sejarah .. apa yang di lakukan oleh penghuni zaman jahiliyah terhadap kaummu, bukankah mereka menguburkanmu hidup hidup hanya karena takut jatuh miskin atau durhaka?

Bukankah engkau adalah yang paling banyak di perjual belikan bagai barang rongsokan sebagai hamba sahaya di zaman kerajaan Romawi ? Bahkan hingga kini….. di suatu zaman yang mereka juluki zaman kebebasan dan kemerdekaan, mereka teruskan tradisi itu, hanya saja,... kini mereka bungkus dengan kata kontes ratu cantik, yang berisi memperlombakan ukuran tubuh terbaik bagi para lelaki hidung belang. Entah apa yang mereka cari, betapa jauh mereka menghinakanmu, betapa buruknya gambaranmu di mata mereka, bagi mereka kau tidak lebih dari sekerat tebu gula segar, yang setelah manis sepah di buang…. Kemudian belum puas dengan itu mereka masih melolong bahwa Islam menzalimi hak hak wanita…sungguh sebuah penyesatan dan pendustaan yang nyata.

Ukhti Muslimah….!!! Usaha perbaikan dirimu adalah sebuah cita cita abadi, dan tujuan yang mulia, serta harapan seluruh Arsitek bagi proyek perbaikan umat. Karena mereka tahu, kunci perbaikan umat ini ada pada dirimu, jika dirimu baik…maka baiklah seluruh umat ini. Demi Allah..!!! berpeganglah dengan tali ajaran agama ini, dan laksanakanlah segala perintahnya, Jangan sekali kali kau langgar larangannya, apalagi mempersempit hukum hakamnya, karena semua itu hanya akan lebih mengekang kehidupanmu sendiri, karena tiada keadilan yang lebih luas dari keadilan Islam terhadapmu dan kaummu, jika kau lari dari keadilan Islam, kau hanya akan menemui kedzaliman dunia kufur terhadap hak hak kehidupanmu. Berpeganglah sepertimana Umahatul Mukminin mencontohkannya dalam kehidupan sehari hari mereka, contohilah juga isteri isteri para sahabat dan kaum Muslimin yang telah membuktikan nilai keindahan permatamu.

Ukhti Muslimah…!!! Ketahuilah agama ini bukan hanya di mulut, tetapi ia menuntut adanya amal nyata, laksanakanlah perintah perintahnya dan jauhilah larangan larangannya walaupun tanpa kalimat “jangan”. Sesungguhnya kamu tidak perlu pengakuan timur dan barat karena kemuliaanmu dan harga dirimu telah ada sejak kau di lahirkan, dan bagi kami wahai Ukhti Muslimah,.. kau lebih mulia dari sekadar makhluk yang tergoda gemerlapnya dunia dan jeritan pekikan mungkar yang di sifatkan dengan “suara keledai” (Qs. Luqman 19) oleh Sang Maha pencipta, kami tak rela melihatmu tenggelam dalam tipuan mereka yang selalu ingin menghinakanmu dengan berpura pura memujimu tetapi melucuti pakaian dan menelanjangimu di depan mata jutaan bahkan milyaran manusia di dunia, mereka hanya menginginkan kehormatanmu sama dengan binatang yang sememangya tidak pernah berpakaian, mereka hanya menginginkanmu mencoreng coreng mukamu dengan polesan polesan yang merusak wajah alamimu yang indah hasil ciptaan yang Maha Indah, mereka hanya ingin menjadikanmu pemuas nafsu setan setan jantan berhidung belang. Mereka hanya ingin menjadikanmu bagaikan tong sampah yang hanya di isi dengan benih benih buruk dan tercela.

Demi Allah kami tidak rela. Karena bagi kami kau sangat berharga, bagi kami kau adalah pelengkap kehidupan duniawi dan Ukhrawi, maka besar jualah harapan kami padamu…

Ukhti Muslimah….!!! Seorang Muslimah tidak pantas untuk menjadi keranjang sampah yang menampung berbagai budaya hidup dan akhlak yang buruk, apalagi budaya barat dengan berbagai kebiasaannya yang terlihat kotor dan menjijikkan itu. Seorang Muslimah harus mandiri dalam memilih cara hidupnya sendiri, tentu semuanya berangkat dari acuan “Firman Allah” dan “Sabda NabiNya saw.” . Seorang Muslimah selalu ingat bahwa pada suatu hari dahulu Rasulullah saw. Pernah bersabda: “Barang siapa yang meniru (kebisaaan) suatu kaum, maka ia (termasuk) golongan mereka”. Maka ia sangat berhati hati dan kritis dalam menentukan tatacara hidup, berpakaian, dan bermu`amalah.

Ukhti Muslimah….!!! Engkau adalah puncak, kau juga kebanggaan dan kau juga lambang kesucian. Kau menjadi puncak dengan Al Qur`an dan kebanggan dengan Iman serta lambang kesucian dengan hijabmu dan berpegang pada ajaran agama ini. Lalu mengapa ada lambang kesucian yang malah meniru cara hidup yang najis

Bagi umat ini, Ibu adalah Madrasah terbaik jika ia benar benar sudi mempersiapkan dan mengajari serta mendidik generasinya. Kiprah seorang Ibu dalam membentuk generasi Umat terbaik dan Mujahid penyelamat serta pengawal hukum hakam Allah adalah sangat penting. Lihatlah para pahlawan kita, mereka yang telah membuktikan dengan nyataa keberanian dan keikhlasan mereka dalam memperjuangkan tegaknya kalimatullah…mereka semua tidak lepas dari sentuhan lembut para ibu yang dengan sabar dan tanpa bosan terus mendidik mereka untuk menjadi mahkota bagi agama ini. Sadarilah…

Kewajiban seorang ibu bukan hanya memilihkan pakaian yang sesuai bagi anaknya, atau memberikan makanan yang terbaik baginya, sungguh tanggung jawab ibu jauh lebih besar dari sekadar itu semua, karena itulah kami sangat memerlukan seorang Isteri atau ibu yang bisa mendidik anaknya dengan dien Allah dan Sunnah NabiNya Saw.

Kami memerlukan wanita yang bisa mengajari anak perempuannya untuk menutup auratnya dan berhijab dengan baik, serta mendidiknya untuk mempunyai sikap malu dan berakhlak mulia. Kami tidak sedikitpun perlu kepada wanita yang hanya bisa mendidik anaknya untuk bertabarruj dan bernyanyi serta menghabiskan waktunya bersama televisi dan Film film yang berisi “Binatang binatang” yang di puja.

Kami juga tidak perlu kepada wanita yang hanya bisa membiasakan anak perempuannya berpakaian mini sejak kecil, di mata kami wanita seperti itu bukanlah seorang Ibu, tetapi ia lebih tepat untuk di sebut sebagai Racun bagi kehidupan anaknya sendiri, ibu yang seperti itu tidak bertanggung jawab dan ia juga pengkhianat Umat dan agama ini serta menzalimi anaknya sendiri.

Kami memerlukan wanita suci yang bisa mengajari anak anaknya taat kepada Rabbnya karena melihat ibunya selalu Ruku` dan Sujud. Kami memerlukan seorang ibu yang bisa memenuhi rumahnya dengan alunan suara Al Qur`an bukan alunan suara suara Setan atau Namimah serta Ghibah yang sanagt di benci oleh Allah dan RasulNya, supaya rumahnya menjadi rumah yang sejuk dan tenang serta bersih dari unsur unsur najis nyata atau maknawi.

Kami memerlukan wanita yang dapat mengajari anak anaknya untuk selalu bertekad mencari Surga Allah bukan hanya mengejar kenikmatan harta dunia, kami memerlukan wanita yang bisa mengajari anaknya untuk siap melaksanakan Jihad fi Sabilillah serta menyatakan permusuhannya kepada musuh musuh Allah, dan kami memerlukan wanita yang bisa mengajari anaknya untuk mendapatkan kehidupan abadi di sisi Rabbnya sebgai Syahid dalam perjuangan membela Firman Allah dan sabda Nabi saw.

Ukhti Muslimah….!!! Kami memerlukan wanita yang selalu mengharap pahala dalam melayani suami, hingga ia selalu taat dan menghiburnya serta tidak pernah sedikitpun ingin melihat wajah murung sedih sang suami. Kami memerlukan wanita yang selalu menjaga dien anak anaknya sebagaimana ia selalu menjaga kesehatan mereka. Salam hormat dari kami….

Salam hormat dari kami Kepada wanita yang sukses menjaga hubungannya dengan Rabbnya. Dan dapat beristiqomah pada Diennya, dan mempertahankan hijabnya di tengah badai cercaan lisan mereka yang jahil.

Salam hormat dari kami…..

Kepada wanita yang selalu tegas menjaga dirinya dari ber-Ikhtilat dengan lawan jenisnya yang bukan muhrim, dan menjaga dirinya dari pandangan lelaki yang di hatinya masih ada penyakit dan lemah. Salam hormat kepada wanita yang selalu menjaga agar dirinya tidak menjadi pintu masuk bagi dosa dosa dari berbagai jenis perzinaan.

Salam hormat dari kami….. Kepada wanita yang selalu sigap menutupi keindahan tubuh dan wajahnya dengan hijab tetapi selalu memperindah diri di hadapan sang suami tercinta. Ia tahu bagaimana menjaga dirinya dengan tidak bepergian sendiri agar tetap terlihat mulia bahwa ia adalah wanita yang terjaga.

Demi Allah Ukhti ....

Wanita wanita yang seperti itulah kebanggan umat ini, mereka juga perhiasan masyarakat Islami, karena siapa lagi yang akan menjadi kebanggan itu kalau bukan mereka?

Apakah wanita yang selalu mengumbar aurat lengkap dengan berbagai polesan Tabarruj dan potongan potongan pakaian yang menjijikkan di tambah lagi cara berjalan yang meliuk liuk bagaikan unta betina itu? Ataukah wanita yang lisannya di selalu basahi dengan umpatan dan ghibah serta Namimah yang keji?

Ataukah wanita yang waktunya habis di pasar pasar malam dan Supermarket atau Mal? Kehidupannya hanya untuk melihat harga ini dan harga itu, toh semuanya juga tidak terbeli….bagi kami mereka adalah perusak kesucian Islam, mereka tidak pantas menyandang nama mulia sebagai “Muslimah” karena mereka justeru melakukan pembusukan dari dalam.

Ukhti Muslimah…!!! Ingatlah bahwa kehidupan dunia ini hanya sebuah persinggahan, bersiaplah untuk meneruskan perjalanan ke negeri abadi, jangan sampai engkau lena…

Persiapkanlah bekalmu dengan memperbanyak amal sholeh, sebagaimana kau persiapkan dirimu dengan baik jika kau akan berangkat menghadiri pesta penikahan atau bepergian ke tempat teman atau saudaramu, kini kau pasti akan melakukan suatu perjalanan yang tidak dapat kau elakkan lagi, hari dan waktunya pasti datang…lalu apakah engkau telah siap..?? kau akan melakuakn suatu perjalanan yang membawamu hilang dari inagatan seluruh manusia, baik saudara atau sahabat, tetapi sebenarnya kau masih bisa mengabadikan namamu jika kau ingin melakukannya, tirulah apa yang di lakukan oleh Masyitah, atau Asiah (isteri Fir`aun), atau Mariam binti Imran Ibu Nabi Isa yang mulia, atau A`isyah binti Abu Bakar ra. Yang telah membuktikan kepada dunia akan harga diri seorang wanita serta kejeniusannya.

Lihatlah betapa nama mereka harum dan kekal, namanya pasti kan sampai ke telinga orang terakhir yang terlahir di bumi ini nanti. Sebagai bukti bahwa sang pemilik nama juga sedang hidup kekal bahagia di Jannati Rabbil Alamin.

Tetapi coba bandingkan dengan mereka yang tertipu dengan gemerlap dunia, apalagi ia menjadi terkenal hanya karena ia terlalu berani mengumbar auratnya, atau ia berani memasang tarif yang tinggi untuk harga dirinya, apakah semua itu memberinya manfaat setelah mulutnya di penuhi dengan tanah di liang kubur? Berhati hatilah… jangan sampai kau terjerumus pada jurang yang sama, hingga kau akan menyesal di hari yang sudah tiada berguna lagi arti sebuah penyesalan.

- POJ -
Ikhwanukunna Fillah,
Mujahid Fi Sabilillah.

___________________



Read More......

Thursday, July 22, 2010

Kenapa orang yang Idiot kaya, saya tidak?

“Orang pintar membuat sesuatu yang sederhana menjadi rumit, orang idiot membuat sesuatu yang rumit menjadi sederhana.”
Gitu aja kok repot!
Kalimat ini sering terlontar oleh salah satu mantan presiden kita. Awalnya saya mengira kalimat ini tidak memiliki makna apa pun. Tapi coba simak dulu cerita berikut ini:

Sebuah perusahaan sabun ternama sedang melakukan rapat evaluasi tahunan. Dalam rapat ini, semua karyawan baik dari jabatan tertinggi sampai seorang satpam boleh mengajukan ide dalam rapat ini. Kasus yang diangkat dalam rapat kali ini adalah mengenai komplain yang dilakukan oleh kebanyakan konsumen. Salah satu masalah yang seriang dialami konsumen adalah sering didapati kotak sabun yang tidak ada isinya atau kosong. Banyak konsumen yang merasa tertipu saat membeli sabun dalam jumlah banyak. Dari 10 kotak sabun, paling tidak ada 1 kotak sabun yang ternyata kosong. Kesalahan ini merupakan kesalahan yang tidak dapat dihindari, terutama karena mesin produksi sabun yang sudah kuno.
Rapat segera dimulai. Pemimpin perusahaan sabun tersebut melemparkan masalah ini ke dalam rapat dan meminta masukan dari setiap karyawan. Siapa saja yang dapat memberikan solusi untuk mengatasi masalah ini akan mendapatkan kenaikan gaji sampai 3 kali lipat. Anda pun boleh ikut berpikir dan memberikan solusi. Seorang supervisor mengacungkan tangannya dan berkata, “Saya punya solusinya! Kita harus membeli mesin baru dari Jepang seharga Rp 10 milyar!” Melihat harga mesin yang begitu mahal, seorang manajer segera mengacungkan tangan dan berkata, “Saya punya solusi yang lebih baik! Kita bisa membeli mesin baru yang lebih murah dari Jerman seharga Rp 1 milyar!” Melihat harga yang begitu mahal, seorang direktur juga mengacungkan tangannya dan berkata, “Bagaimana kalau kita beli mesin bajakan dari China saja seharga Rp 100juta!” Melihat harga yang sangat murah, sang pemimpin perusahaan menyetujui solusi untuk membeli mesin dari China.
Tidak lama setelah keputusan rapat diambil, seorang office boy memberanikan diri untuk mengacungkan tangannya. “Saya punya solusi yang lebih baik! Bagaimana kalau kita membeli mesin dari Indonesia seharga Rp 250rb!” teriak Office Boy dengan lantang. Mendengar pernyataan konyol dari Office Boy ini, seluruh peserta rapat seketika tertawa terbahak-bahak. Namun pemimpin perusahaan mencoba untuk memberinya kesempatan dengan memberikan sejumlah uang tunai sebesar Rp 250rb.
Dua jam kemudian sang Office Boy kembali dengan membawa mesin yang ia beli dengan harga Rp 200rb (lebih murah Rp50rb dari yang dijanjikan). Dengan langkah mantap ia segera memasang mesin yang ia beli di depan kumpulan kotak sabun. Hasilnya luar biasa! Dengan mesin baru ini, semua kotak dipastikan terisi oleh sabun. Seluruh peserta rapat tercengang ketika melihat mesin yang dibeli oleh Office Boy ini adalah KIPAS ANGIN. Dengan kipas angin ini, semua kotak sabun yang kosong akan terbang ditiup angin dan menyisakan kotak sabun yang sudah terisi. Dengan alat sederhana ini, tidak ada lagi komplain mengenai kotak sabun yang kosong. Dengan hasil ini, Office Boy dengan lantang dan percaya diri berkata, “Gitu aja kok repot!”
“Orang pintar membuat sesuatu yang sederhana menjadi rumit, orang idiot membuat sesuatu yang rumit menjadi sederhana.” Terkadang kepintaran yang kita miliki membuat kita berpikir terlalu kompleks. Kesederhanaan dalam berpikir sering kali membuat orang idiot lebih sering menangkap peluang dibanding dengan orang pintar. Saya tidak mengajak Anda untuk menjadi orang idiot, saya ingin mengajak Anda untuk memiliki sebuah kebiasaan baru. Apa pun masalah yang akan Anda hadapi di masa yang akan datang, berpikirlah sederhana dan katakan dengan lantang, “Gitu aja kok repot!”
Profesor dan nelayan
Suatu minggu, seorang profesor pergi untuk melakukan penelitian di sebuah pedalaman. Sulitnya medan perjalanan memaksa profesor ini untuk menempuh jalur lain yaitu sebuah sungai. Tanpa berpikir panjang sang profesor segera mencari seorang nelayan untuk menyeberangi sungai tersebut.
Selama perjalanan di atas kapal sang profesor bertanya kepada sang nelayan, “Apakah Bapak pernah belajar biologi?” Dengan polos sang nelayan menjawab, “Apa itu biologi? Makanan ikan ya?” Dengan nada menggurui sang profesor menjawab, “Masak Anda tidak tahu apa itu biologi? Itu artinya Anda sudah kehilangan 20 persen dari bagian hidup Anda!” Beberapa menit kemudian sang profesor kembali bertanya, “Apakah Bapak tahu apa itu fisika?” Dengan nada minder sang nelayan menjawab, “Yang pasti bukan makanan ikan kan?” Dengan nada yang meremehkan sang profesor menjawab, “Ck ck ck…, Anda sama saja sudah kehilangan 50 persen dari bagian hidup Anda!” Selang beberapa waktu sang professor kembali bertanya, “Kalau Anda tidak tahu apa itu biologi dan fisika, tentu Anda tahu tentang geografi, bukan?” Sang nelayan menjawab, “Saya memang idiot, saya pun tidak tahu apa itu geografi.” Dengan tertawa terbahak-bahak sang professor berkata, “Anda betul-betul kehilangan 80 persen dari bagian hidup Anda!”
Sesaat sebelum sang professor memberikan pertanyaan keempat, arus sungai mendadak berubah menjadi deras. Derasnya arus membuat kapal bergoyang dengan sangat keras. Sang professor tidak dapat menguasai keseimbangan dan terjatuh ke dalam sungai. Dengan panic sang professor berteriak, “LONTONG! Eh TOLOOONNGG!” Dalam keadaan panic sang nelayan bertanya, “Anda tidak bisa berenang?” Dalam keadaan timbul tenggelam sang professor menjawab, “Saya tidak bisa berenang!!” Dengan berani nelayan menjawab, “Kalau begitu Anda sudah kehilangan 100 persen dari bagian hidup Anda!”
Cerita ini mungkin hanyalah cerita fiksi belaka, namun inilah yang sering kali terjadi dalam kehidupan nyata. Seorang yang sangat pintar belum tentu bisa menggunakan pengetahuannya untuk bertahan hidup. Pengetahuan adalah kekuatan sampai Anda menggunakannya.
“KNOWLEDGE IS NOTHING, APPLYING WHAT YOU KNOW IS EVERYTHING.”
Reuni SMA
Juara 1 lomba lari marathon, mendapatkan nilai 9 pada mata pelajaran Olahraga, mendapatkan nilai 8 pada mata pelajaran Agama, itulah “sebagian” dari prestasi saya. Orang-orang kagum melihat “sebagian” dari prestasi yang saya miliki. Tapi itu hanya sebagian, sisanya? Nilai 4 untuk mata pelajaran Matematika, nilai 4 untuk mata pelajaran Kimia, nilai 5 untuk mata pelajaran Sejarah, dan nilai 5 untuk mata pelajaran Komputer. Bagi anda yang memiliki nasib yang serupa dengan saya, tenang saja karena ini barulah permulaan!
Saya tidak sendirian dalam persaingan memperebutkan nilai terburuk di sekolah, ada sekitar 5 teman yang tidak kalah idiotnya dibanding saya. Mereka lebih senang bermain dibandingkan belajar. Suatu ketika seorang guru Fisika memarahi salah satu teman idiot saya dan berkata, “Kalau otak dan kepalamu bisa dibuka, pasti isinya kosong!” Saya dan teman idiot saya tidak akan pernah bisa melupakan kata-kata itu.
Seiring berjalannya waktu, kamipun beranjak dewasa dan memiliki kesibukan masing-masing. Setelah cukup lama tidak bertemu dengan teman-teman SMA, kami dipertemukan kembali dalam sebuah reuni. Dari reuni inilah saya melihat sebuah kenyataan yang sangat ironis. Teman-teman idiot saya telah berubah menjadi orang yang sangat sukses. Mereka memiliki bisnis sendiri dan penghasilan yang besar. Teman idiot saya juga telah membeli sebuah rumah dan mobil pribadi di usia 20 tahun. Sebaliknya beberapa teman saya yang terbilang cukup pintar dan berprestasi, mereka lebih memilih rasa aman dan menggantungkan masa depan mereka sebagai karyawan. Mereka tidak lebih sukses dibanding dengan teman idiot saya. Mungkin Anda bertanya “Kenapa orang yang idiot kaya, sementara saya tidak?” Teruslah membaca!
5 Perbedaan orang pintar dan orang idiot
1. Orang pintar menyukai kepastian, orang idiot menyukai ketidakpastian.
2. Orang pintar terlalu serius, orang idiot suka bersenang-senang.
3. Orang pintar tahu, orang idiot tidak tahu.
4. Orang pintar senang menjadi pengamat sejarah, orang idiot senang menjadi pelaku sejarah.
5. Orang pintar cepat tersinggung dan tidak mengakui kesalahan, orang idiot pemaaf dan mengakui kesalahan.
Orang pintar menyukai kepastian, orang idiot menyukai ketidakpastian
Sebagian besar orang-orang terkaya di dunia tidak menyelesaikan bangku kuliahnya. Mereka adalah orang-orang idiot yang mempekerjakan orang-orang pintar. Murid dengan nilai A akan bekerja untuk murid dengan nilai B, murid dengan nilai C akan mengelola bisnis, dan murid dengan nilai D akan memiliki gedung dengan nama mereka sendiri. Murid dengan nilai A menyukai kepastian, sementara murid dengan nilai D menyukai ketidakpastian.
Kepastian terkait dengan rasa aman. Orang pintar belajar dengan sungguh-sungguh agar mendapatkan kepastian. Dengan nilai yang tinggi, mereka merasa lebih pasti dalam melangkah ke masa depan. Mereka lebih senang menjadi karyawan dan mendapatkan kepastian penghasilan berupa gaji tetap. Mereka senang membeli asuransi untuk mendapatkan kepastian, mereka senang menabung untuk mendapatkan kepastian, dan mereka senang membuat rencana untuk mendapatkan kepastian. Orang pintar tidak menyukai bisnis, karena segala sesuatunya penuh dengan ketidakpastian.
“Segala sesuatu yang pasti, hasilnya pasti kecil, tetapi segala sesuatu yang tidak pasti, hasilnya tidak pasti besar.”
Berbeda dengan orang pintar, orang idiot suka dengan ketidakpastian. Mereka membenci rutinitas dan sangat menyukai tantangan baru. Mereka senang dan bersemangat dalam mengambil risiko. Tidak semua risiko yang mereka ambil berujung pada kesuksesan, mereka juga sering menemui kegagalan. Namun mereka menikmati kegagalan sebagai proses pembelajaran. Mereka lebih senang membangun bisnis mereka sendiri. Fakta mengatakan bahwa 70% orang terkaya di dunia adalah pengusaha yang membangun bisnis mereka sendiri. Inilah yang menyebabkan kenapa orang yang idiot kaya, sementara orang yang pintar masih bekerja dan menjadikan atasannya kaya raya.
Orang pintar terlalu serius, orang idiot suka bersenang-senang
Orang pintar selalu berpikir bahwa bekerja keras adalah syarat mutlak untuk mencapai kekayaan financial. Mereka termasuk golongan 7P. Anda masih ingat golongan 7P? Mereka Pergi Pagi Pulang Petang Penghasilan Pas-Pasan. Mereka terlalu serius dan jarang bersenang-senang.
Berbeda dengan orang pintar, orang idiot percaya bahwa kreativitas adalah syarat mutlak untuk mencapai kekayaan financial. Kreativitas tidak muncul pada saat kita sedang tegang dan serius, kreativitas muncul pada saat kita sedang bersantai dan bersenang-senang. Cari waktu luang, matikan semua telepon, pergilah ke tempat favorit Anda, ajak teman-teman terbaik Anda, dan bersenang-senanglah !
Orang pintar tahu, orang idiot tidak tahu
Kenapa idiot kaya dan saya tidak? Karena orang pintar tahu cara menghitung, tahu cara mengukur, dan tahu cara memprediksi segala sesuatu. Karena mereka tahu cara menghitung, mengukur, dan memprediksi, maka mereka tahu bahwa yang akan mereka kerjakan sangat berisiko. Karena mereka tahu apa yang akan mereka kerjakan sangat berisiko, mereka memilih untuk tidak mengambil risiko tersebut.
Sebaliknya, karena orang idiot tidak tahu cara menghitung, mengukur, dan memprediksi, maka mereka tidak tahu bahwa yang akan mereka kerjakan sangat berisiko. Karena mereka tidak tahu apa yang akan mereka kerjakan sangat berisiko, mereka segera mengambil tindakan dan berhasil.
Orang pintar senang menjadi pengamat sejarah, orang idiot senang menjadi pelaku sejarah
Suatu hari saya sedang menonton pertandingan sepak bola bersama dengan teman-teman saya. Pertandingan berlangsung sangat sengit, dan yang sengit bukan hanya pertandingannya melainkan adu mulut yang terjadi antara pendukung kesebelasan.
Ada satu kejadian yang sedikit menggelitik hati saya. Pada detik-detik terakhir pertandingan, seorang pemain bernama David Beckham mendapatkan peluang emas untuk mencetak gol melalui tendangan pinalti. Namun ternyata David Beckham tidak memanfaatkan peluang emas tersebut dan gagal mencetak gol. Pada saat itu juga, kata-kata hinaan mulai terlontar dari mulut teman-teman saya, “Goblok! Cuma menang tampang doang! Idiot! Nenek-nenek bisa lebih baik dari itu!”
Kenapa kejadian tersebut cukup menggelitik saya? Coba Anda perhatikan dengan lebih jeli, walaupun David Beckham gagal mencetak gol dan mendapatkan banyak cercaan, David Beckham tetaplah pemain sepak bola terkenal dengan bayaran yang sangat tinggi. Cercaan orang-orang tidak membuatnya berhenti di gaji, sebaliknya orang-orang yang mencerca tidak mendapatkan apa pun selain tenggorokan yang kering akibat berteriak. Bagaimanapun juga, menjadi pemain jauh lebih menguntungkan daripada menjadi penonton. Menjadi pelaku sejarah jauh lebih menyenangkan dibanding menjadi pengamat sejarah.
Saat saya memberikan talkshow di salah satu radio di Jakarta dengan tema “Kiamat Finansial Dunia Tahun 2012”. Saya mendapatkan banyak kritik dan cercaan pedas dari para pendengar. Dan saya yakin mereka yang mengkritik saya dengan pedas adalah orang-orang yang sangat pintar. Mereka adalah orang-orang yang senang menjadi pengamat, bukan pelaku. Walaupun saya mendapatkan banyak sekali kritikan dalam talkshow tersebut, seminar “Kiamat Finansial Dunia tahun 2012” berlangsung dengan sangat sukses dan dihadiri lebih dari 500 orang. Lalu bagaimana dengan orang yang mengkritik saya dulu? Mereka tetap duduk di pinggir sana, mengamati, dan siap untuk memberikan kritik-kritik pedas berikutnya. Apa pilihan Anda, pengamat atau pelaku? Pengkritik atau yang dikritik?
Orang pintar cepat tersinggung dan tidak mengakui kesalahan, orang idiot pemaaf dan mengakui kesalahan
Saya percaya bahwa kata-kata saya dalam bab ini sedikit keras dan mungkin menyinggung perasaan Anda (terutama bagi Anda yang merupakan golongan pintar). Itu semua saya lakukan dengan satu tujuan agar kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik. Saya meyakini teguran keras yang membangun lebih baik dibanding dengan bujukan lembut yang menjatuhkan. Apabila ada perkataan saya yang tidak berkenan, dari lubuk hati yang paling dalam saya minta maaf.
Mohon tidak menggeneralisasikan dan mengambil mentah-mentah apa yang saya sampaikan pada bab ini. Beberapa kalimat yang saya tulis merupakan bentuk kalimat kiasan untuk mendukung bab ini. Ingat tidak semua orang pintar miskin dan tidak semua orang idiot kaya.
Dari buku UNLIMITED WEALTH by BONG CHANDRA

Read More......