BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS
create your own banner at mybannermaker.com!

Saturday, August 28, 2010

Assalaamu'alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh....


Segala puji dan syukur atas nikmat yang Allah beri atas kehidupan kami. Saat ini, ana seorang ibu rumah tangga biasa,lahir tanggal 1 juni 1977 di Jakarta, yang tidak punya aktifitas selain mengurus keluarga, suami (Endry Wahyudi,21 April 1977) dan 2 orang anak laki2 dari pernikahan kami sejak 12 Juli 1998 yang lalu.

Jundi ana yang pertama, bernama "Muhammad Zaid Taqy", 4 Oktober 2000. Kami berharap dengan nama tersebut, semakin bertambah taqwanya setiap waktu....amiin..
Alhamdulillah, saat ini "Zaid" sudah duduk di kelas V, SDIT Salsabila Bekasi.

Anak yang kedua kami,"Muhammad Fawwazul Ghaly", 17 Agustus 2004. Harapan kami, dia akan selalu menjadi sesuatu yang berharga tinggi di hadapan Allah dan sesama makhluk, dan berharga dimanapun ia berada. Amiin..
Dan Alhamdulillah, "Fawwaz" duduk di kelas I di sekolah yang sama.

Tidak ada yang bisa ana lakukan, selain membuat dan menjadikan anak2 kami menjadi investasi kami nanti.Wujud tanggung jawab dari kami selaku orang tua, dengan sekuat tenaga,kami mohon kepada Allah Azza Wa Jalla, menerima do'a kami agar kami diberi kemampuan dan kekuatan untuk bisa mewujudkan itu...

"Ya Allah, jadikanlah anak2 kami menjadi anak2 yang sholeh, yang selalu berbakti kepada kedua orang tua, selalu beriman kepada-Mu Yaa Rabbi. Baguskanlah akhlak mereka, sebagaimana kau perbaguskan rupa mereka."
Bekasi, Agustus 2010

Wassalaamu'alaykum Warahmatullahi Wa Barakatuh..



Read More......

Thursday, August 19, 2010

Hukum Bekerja di Bank Syari'ah Cabang Bank Konvensional??



Pak Ustadz saya mohon solusinya, sekarang sedang marak2nya bank konvensional membuat bank syariah, bagaimana hukum bekerja di bank konvensional kalau dalam operasional sehari-hari juga melaksanakan operasional perbankan syariah (office chaneling), sehingga kita dlm melakukan pekerjaan sehari-hari menggunakan sistem konvensional dan syariah?Terima kasih
Wassalammualaikum wr.wb

Penanya: A Maulana

Jawaban:

Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad serta para sahabatnya dan yang mengikuti mereka hingga hari kiamat. Amma ba’du:

Bekerja di bank konvensional:

Menurut para ulama bahwa bekerja di bank-bank konvensional secara mutlak tidak diperbolehkan, karena termasuk memakan harta riba, atau menuliskannya, atau menyaksikannya, atau membantu mereka yang bermuamalah dengannya.
Sejumlah ulama besar telah mengeluarkan fatwa haramnya bekerja di bank-bank konvensional, meskipun pekerjaannya tidak berkaitan secara langsung dengan riba, seperti satpam, petugas kebersihan, pelayanan.

Kami akan menukilkan sebagian fatwa para ulama, diantaranya:

Fatwa Lajnah Daimah 15/41:

(seorang muslim tidak boleh bekerja di bank yang bermuamalah dengan riba, meskipun pekerjaannya tidak langsung berkaitan dengan riba, tetapi karena dia menyediakan keperluan para pegawai yang bermuamalah dengan riba dan bantuan yang mereka perlukan untuk muamalah riba. Allah Ta’alaa berfirman: (janganlah kalian tolong menolong dalam dosa dan permusuhan) (QS Al-Maidah:2).

Lajnah Daimah pernah ditanya (15/38): Apa hukum bekerja di bank-bank sekarang ini?

Maka Lajnah menjawab:

(Kebanyakan muamalah keuangan sekarang ini mengandung unsur riba, dan itu haram berdasarkan Al-Qur’an, Sunah dan Ijma umat. Nabi shallallahu ’alaihi wasallam telah menghukumi bahwa orang yang membantu pemakan riba dan wakil yang menuliskannya, atau yang bersaksi untuknya atau semacamnya, maka dia bersekutu dengan pemakannya dan wakilnya dalam laknat dan kutukan dari rahmat Allah.

Telah diriwayatkan dalam Shahih Muslim dan yang lain dari hadits Jabir radhiallahu ’anhu: (Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam melaknat pemakan riba, pemberi makannya, penulisnya, dan para saksinya) dan beliau bersabda: (mereka sama (pent yakni dalam dosa)).

Dan mereka yang bekerja di bank-bank konvensional adalah para pembantu bagi majikan-majikan bank tersebut dalam mengatur pekerjaannya: sebagai penulis, saksi, pemindah dokumen, kasir, atau yang menerima uangnya dsb yang termasuk ”memberi bantuan bagi para pelaku riba”, oleh karena itu jelas bahwa pekerjaan di bank-bank sekarang adalah haram, dan hendaklah setiap muslim menghindarinya, dan mencari pendapatan dengan cara yang dihalalkan Allah, dan itu banyak, hendaklah bertakwa kepada Allah Rabbnya, dengan tidak menjerumuskan dirinya kepada laknat Allah dan Rasul-Nya.

Lajnah Daimah juga ditanya (15/55):

1- apakah bekerja di bank-bank terutama di negeri-negeri Islam halal atau haram ?
2- apakah ada bagian-bagian tertentu di bank yang halal sebagaimana yang diragukan sekarang, dan bagaimana statusnya jika itu benar ?

Maka Lajnah menjawab:

Pertama: bekerja di bank-bank yang bermuamalah dengan riba haram, baik itu di negara Islam atau kafir, karena termasuk tolong-menolong dalam dosa dan pemusuhan yang dilarang oleh Allah Subhanahu wa Ta’alaa dalam firman-Nya: (Tolong- menolonglah kalian dalam kebaikan dan ketakwaan dan jangan tolong-menolong dalam dosa dan permusuhan) (QS Al-Maidah: 2).

Kedua: Yang nampak bagi kami tidak ada bagian tertentu di bank kenvensional yang dikecualikan dalam Syariat yang suci ini, karena tolong-menolong dalam dosa dan permusuhan terjadi diantara seluruh pegawai bank).

Dan Lajnah Daimah juga ditanya (15/18):

(Apa hukum bekerja sebagai insinyur maintenance di salah satu perusahaan perangkat elektronika yang bermualah dengan sejumlah bank- bank riba, perusahaan menjual perangkat tersebut (komputer, mesin fotokopi, telefon) kepada bank, dan menugaskan kami sebagai insinyur maintenance untuk pergi ke bank untuk merawat perangkat ini secara rutin, maka apakah pekerjaan ini haram dengan dasar bahwa bank menggunakan perangkat ini untuk menyiapkan tagihan-tagihannya dan mengatur kerja-kerjanya, dengan demikian kami membantunya dalam maksiat? ).

Maka Lajnah menjawab:

Anda tidak boleh bekerja di perusahaan seperti yang diceritakan karena termasuk tolong-menolong dalam dosa dan permusuhan.

Syaikh Utsaimin rahimahullah pernah ditanya: Apakah boleh bekerja di lembaga riba sebagai supir atau satpam ?

Beliau menjawab:

(tidak boleh bekerja di lembaga-lembaga riba meskipun hanya sebagai supir atau satpam, karena masuknya dia sebagai pegawai di lembaga riba bermakna dia rela, karena yang mengingkari sesuatu tidak mungkin bekerja untuk kepentingannya, jika bekerja untuk kepentingannya maka berarti dia ridho dengannya, dan yang ridho dengan sesuatu yang diharamkan akan menanggung dosanya. Adapun orang yang secara langsung bertugas dalam penulisan, pengiriman, penyimpanan, dan semacamnya maka tidak ragu lagi dia berhubungan langsung dengan hal haram. Telah diriwayatkan dari Jabir radhiallahu anhu dalam hadits yang shahih bahwa Nabi shallallahu ’alaihi wasallam melaknat pemakan riba, yang memberi makan riba, kedua saksinya, dan penulisnya dan beliau berkata: mereka semua sama).Kitab Fatawa Islamiyah (2/401).

Dan banyak lagi fatwa yang masyhur dan terkenal yang mengharamkan bekerja di bank-bank konvensional, apapun posisinya, maka bagi yang masih bekerja di bank-bank tersebut hendaklah bertaubat kepada Allah serta meninggalkan pekerjaannya, dan memohon kepada Allah dengan bertawakal kepada-Nya serta yakin bahwa rizki dari sisi Allah Subhanahu wa Ta’alaa: (Barang siapa yang bertakwa kepada Allah, maka Allah akan memberikannya jalan keluar dan memberikan rizki kepadanya dari arah yang tidak disangka-sangka. Barang siapa yang bertawakal kepada Allah maka Dia Yang mencukupinya. Sesungguhnya Allah akan menyampaikan urusannya. Allah telah menentukan takdir bagi segala urusan) (QS Ath-thalaq:2-3).

Hendaknya kita semua betul-betul mencamkan ayat diatas dan berpegang dengannya dalam segala urusan kita.
(Diterjemahkan dari Islam Soal dan Jawab)

Bekerja di bank syariah:

Adapun bekerja di bank-bank syariat maka tidak mengapa apabila dapat dibuktikan bahwa itu benar-benar bank islami yang tidak bermuamalah kecuali dengan yang dihalalkan Allah.

Berikut fatwa yang kami nukil dari website Al-Meshkat Al-Islamiyah oleh Abdul Hayyi Yusuf:

Sesungguhnya bank-bank syariat muncul sebagai upaya dari sebagian kaum muslimin yang sadar ingin membebaskan kaum muslimin dari dosa-dosa riba dan buruknya muamalah dengan riba, sehingga dibentuklah bentuk-bentuk transaksi yang diterapkan dalam muamalah sesama manusia yang lebih mendekati maksud syariat Insya Allah, akan tetapi muamalah-muamalah ini belum seluruhnya selamat dari riba atau syubhat riba.

Oleh karenanya, maka bermuamalah seperti ini dengan setiap lembaga yang hartanya masih bercampur, ada diantara ulama yang memfatwakan kebolehannya. Maka saya berpendapat tidak mengapa- Insya Allah – untuk menerima pekerjaan ini.

Ini benar Insya Allah, karena selama pihak manajemen bank menyatakan bahwa manajemen bank syariatnya terpisah dengan bank induknya yang konvesional, demikian juga menyatakan bahwa muamalahnya telah diusahakan sesuai dengan muamalah syariat maka kita tidak perlu lagi untuk memaksakan diri menyelidiki kebenarannya, karena Nabi shallallahu ’alaihi wasallam pernah diberi daging bakar oleh seorang wanita yahudi dan beliau tidak memaksakan diri untuk mencari tahu kepastian kehalalannya, seperti kita tahu bahwa makanan mereka dihalalkan untuk kita, padahal mereka termasuk orang yang bermuamalah dengan yang diharamkan seperti minuman keras atau daging babi dan sebagainya. Wallahu A’lam.

(ar/voa-islam.com)



Read More......

Tips Istri Agar Menjadi Pusat Perhatian Suami


Seorang psikoterapis Doris Helmering menuturkan, “Wanita biasanya memiliki teman wanita yang akrab. Teman terdekat laki-laki umumnya adalah istrinya. Ini berarti, relasi harmonis dalam kehidupan rumah tangga sangat penting bagi laki-laki.”

Suatu hal yang telah cukup dikenal –baik dari sisi sosiologi maupun psikologi— semakin bertambah kedekatan seorang istri dengan suaminya, maka kebahagiaan keduanya akan semakin bertambah. Disebutkan bahwa, menurut para suami, faktor kebahagiaan rumah tangga adalah istri yang menjadi pendamping terbaik bagi mereka.

Dalam bukunya Menyelami Hati Wanita, Abdul Mun’im Qindil menyatakan bahwa untuk menjadi pendamping terbaik bagi suami, berarti istri harus berusaha menjadi pusat perhatian suaminya, dengan senyum manis senantiasa terkembang, pandangannya hangat penuh cinta dan tutur kata lembut penuh kemanjaan. Dia harus selalu berusaha menjadi seorang bidadari di rumahnya. Tubuhnya harum mewangi, wajahnya cerah, perilakunya lembut, dan tutur katanya mendatangkan kedamaian di hati, sehingga suami benar-benar merasa bahwa rumahnya adalah surga yang penuh kenikmatan dan kesenangan.

Dia bagaikan bunga yang segar dan menyejukkan mata. Hatinya bening sebening mata air pegunungan. Senyumannya manis semanis telaga madu. Wajahnya terang secerah bulan purnama. Jika suaminya sakit, dia menjadi dokter pribadinya yang senantiasa setia menemaninya. Jika dunia gelap di matanya, dia menjadi pelita yang siap menerangi jalannya. Jika suami kehausan, dia menjadi pelepas dahaga yang menyejukkan. Pokoknya, apa pun yang dilakukannya selalu menebarkan pesona di mata suaminya. Kelemahlembutannya dalam memperlakukan suaminya sama dengan perlakuannya terhadap teman-teman dekatnya, penuh keakraban dan senda gurau.

…Untuk menjadi pendamping terbaik bagi suami, istri harus berusaha menjadi pusat perhatian suaminya. Dia harus selalu berusaha menjadi seorang bidadari di rumahnya…

Jadi, bagaimanakah caranya agar Anda menjadi pendamping terbaik suami? Di bawah ini adalah beberapa tips penting agar Anda bisa menjadi pusat perhatian suami, sebagaimana dinyatakan Muhammad Kamil Abdul Shamad dalam bukunyaHaqa`iq Taghfulu ‘Anha Az-Zaujat:

1. MENJAGA PERASAAN SUAMI

Peduli terhadap kebahagiaan suami dan mampu memperlihatkan serta menghormati cintanya merupakan fondasi keharmonisan sejati. Psikolog Marlin Roman menyatakan, “Manusia menyenangi orang yang bisa menjadikannya senang. Inilah yang harus diperhatikan dalam pendidikan dan pelatihan.”

Ketika Anda merasa tidak nyaman dan membenci teman Anda, maka Anda bisa saja menghentikan interaksi dengannya, sampai rasa benci itu hilang. Namun dengan suami, Anda tidak bisa menghentikan interaksi Anda dengannya. Sebesar apa pun kebencian Anda kepada suami, hanya karena dia mengabaikan beberapa hal yang sepele, maka Anda harus tetap berada di sisinya. Anda harus bersamanya ketika makan, bersenda-gurau dengannya, dan lain sebagainya.

2. BERSABARLAH

Keberadaan Anda sebagai partner suami menuntut Anda untuk bersabar dalam segala hal. Rasulullah bersabda, “Orang muslim jika dia bergaul dengan manusia dan bersabar atas gangguannya, maka dia lebih baik daripada orang muslim yang tidak mau bergaul dengan manusia dan tidak bersabar atas gangguannya.” (HR. At-Tirmidzi: 2431, dishahihkan oleh Al-Albani. Lihat: Shahih Al-Jami’: 6651)

Ada sebuah kisah menarik tentang hal ini. Pada zaman Khalifah Al-Manshur, salah seorang menterinya, Al-Ashma'i, melakukan perburuan. Karena terlalu asyik mengejar hewan buruan, dia terpisah dari kelompoknya dan tersesat di tengah padang sahara.

Ketika rasa haus mulai mencekiknya, di kejauhan dia melihat sebuah kemah. Terasing dan sendirian. Dia memacu kudanya ke arah sana dan mendapati seorang penghuni wanita muda dan jelita. Dia meminta air. Wanita itu berkata, “Ada air sedikit, tetapi aku persiapkan hanya untuk suamiku. Ada sisa minumanku. Kalau engkau mau, ambillah.”

Tiba-tiba wajah wanita itu tampak siaga. Dia memandang kepulan debu dari kejauhan. “Suamiku datang,” katanya. Wanita itu kemudian menyiapkan air minum dan kain pembersih. Lelaki yang datang itu lebih pas jika disebut “bekas manusia”. Seorang tua yang jelek dan menakutkan. Mulutnya tidak henti-hentinya menghardik istrinya. Tidak satu pun perkataan keluar dari mulut perempuan itu. Dia membersihkan kaki suaminya, menyerahkan minuman dengan khidmat, dan menuntunnya dengan mesra masuk ke kemah.

Sebelum pergi, Al-Ashma'i bertanya kepada wanita itu, “Engkau muda, cantik, dan setia. Kombinasi yang jarang sekali terjadi. Mengapa engkau korbankan dirimu untuk melayani lelaki tua yang berakhlak buruk?”

…Rasulullah bersabda bahwa agama itu terdiri dari dua bagian: syukur dan sabar…

Jawaban wanita itu mengejutkan Al-Ashma'i. Perempuan tersebut berkata, “Rasulullah bersabda bahwa agama itu terdiri dari dua bagian: syukur dan sabar. Aku bersyukur karena Allah telah menganugerahkan kepadaku usia muda, kecantikan, dan perlindungan. Dia membimbingku untuk berakhlak baik. Aku telah melaksanakan setengah agamaku. Karena itu, aku ingin melengkapi agamaku dengan setengahnya lagi, yakni bersabar.”

3. Pelajarilah Bahasa Suami

Laki-laki akan tetap berbicara tentang dirinya saat menceritakan pekerjaannya. Berbeda dengan keyakinan yang membudaya, bahwa laki-laki bicara mengenai dirinya melalui obrolan mengenai pekerjaannya. Istri harus paham ketika suaminya bercerita tentang pekerjaannya, maka sebenarnya dia juga sedang berbicara mengenai masalah-masalah pribadi yang sangat dalam.

Suami, misalnya, pulang ke rumah sambil marah-marah karena pimpinannya di kantor kurang menghargai kerja keras yang dilakukannya. Penyebab yang sebenarnya dia bersikap seperti itu mungkin karena dia takut pekerjaannya belum optimal. Jika Anda langsung menimpalinya dengan menyaranka agar dia siap menghadapinya, bisa menimbulkan reaksi yang tidak Anda harapkan dari dia, yaitu dia malah tidak mau bicara.

Maka sebaiknya Anda tidak bersikap seperti itu, tetapi ciptakanlah suasana lembut yang membuatnya lebih siap untuk menceritakan permasalahannya itu. Artinya, yang perlu Anda lakukan adalah diam mendengarkan ucapannya penuh konsentrasi. Karena pilar pertama relasi adalah mau mendengarkan.

…Islam telah menjadikan ketulusan seorang istri terhadap suaminya setara dengan jihad fi sabilillah dalam hal ganjarannya…

4. Jangan Menambah Masalah

Terkadang, ketika teman Anda menghadapi masalah, mungkin Anda bisa menghadirkan kelembutan dan rasa simpati. Dengan demikian Anda telah membantu mengurai benang kusut permasalahan yang dihadapinya. Namun, tatkala suami Anda berada dalam kesulitan, Anda justru berbuat kebodohan yang menambah dia gelisah dengan menyampaikan pertanyaan-pertanyaan yang membebani, seperti: “Mengapa itu terjadi?”, “Apa yang akan engkau perbuat?”, dan lain sebagainya. Anda menyampaikan pertanyaan tersebut karena mengira cara itu adalah bentuk kepedulian kepada suami.

Namun sejatinya, dengan pertanyaan itu, Anda menuntut suami agar meyakinkan Anda bahwa segala sesuatu akan berjalan sesuai yang diinginkan. Hal ini menyebabkan dia menyesal telah memberi kepercayaan kepada Anda.

Suami selalu mengatakan, “Saya tidak suka menceritakan urusan pekerjaan kepada istri saya. Jika saya melakukannya, justru saya tidak dapat menuntaskan masalah yang saya hadapi.” Oleh karena itu, alangkah baiknya jika Anda mau menahan perasaan. Benar, cinta Anda begitu besar kepada suami, tetapi Anda gagal menjadi pendamping terbaiknya, karena cinta saja tidaklah cukup. Relasi harmonis sejati akan mendatangkan keintiman yang penuh dengan dinamika. Inilah yang membuat pernikahan menjadi sesuatu yang agung.

Istri muslimah yang shalehah hidup dengan suaminya sepenuh hati, sepenuh perasaan, sepenuh jiwa dan raganya. Perasaan dan pikirannya tidak pernah lepas dari pasangannya. Bukankah Islam telah menjadikan ketulusan seorang istri terhadap suaminya setara dengan jihad fi sabilillah dalam hal ganjarannya? Seorang istri bisa menadapatkan pahala ash-shiddiqin (orang-orang jujur dan tulus) jika selalu jujur dalam tindakan dan ucapannya. Dia juga bisa mendapatkan pahala al-abrar (ahli kebajikan) jika mampu memenuhi semua kewajiban terhadap suaminya. Dia juga bisa mendapatkan pahala asy-syuhada jika ia mampu melewati kesulitan dalam mengurus suami dan anak-anaknya.

…Rumah tangga yang baik bukanlah yang dipenuhi dengan perabotan mewah dan modern. Tapi rumah tangga kebahagiaan yang mampu menyatukan banyak hati yang disinari cinta dan kasih sayang, keserasian, kesetian, dan ketulusan untuk hidup berbagi suka dan duka dalam segala suasana…

Wanita memiliki kemampuan luar biasa dalam menciptakan kehidupan yang baik. Jika dia memiliki impian untuk menyulap rumahnya menjadi kebun surga yang indah, pasti dia mampu melakukannya dengan sedikit biaya. Rumah tangga yang baik bukanlah rumah yang selalu dipenuhi dengan perabotan mewah dan modern. Tapi rumah kebahagiaan adalah yang mampu menyatukan banyak hati yang disinari cinta dan kasih sayang, keserasian, kesetian, dan ketulusan untuk hidup berbagi suka dan duka dalam segala suasana. Betapa besar perhatian Islam dalam urusan cinta! [ganna pryadha/voa-islam.com/dbs]




Read More......

Tuesday, August 17, 2010

Farid Okbah: 'Mereka Bertanggung Jawab kepada Allah Atas Setiap Kesalahan ESQ'



Kontroversi Training Leadership ESQ Ary Ginanjar menghebohkan publik setelah difatwa sesat oleh Mufti Malaysia, 10 Juni 2010 lalu.

Berita kontroversi ESQ ini sebenarnya terlambat panas. Karena sejak lima tahun silam, kritik tajam dan penilaian negatif terhadap ESQ telah disuarakan secara lantang oleh ulama Bekasi, Al-Ustadz Farid Achmad Okbah.

Setelah mengikuti training ESQ tahun 2006 dan membaca buku-buku ESQ, pengasuh pesantren dai di kawasan Pondok Gede Bekasi ini menyampaikan nasihat dan koreksi tertulis kepada Ary Ginanjar. Karena dinilai tidak ada respon maupun perbaikan ESQ, ustadz yang fasih berbahasa Arab dan Inggris inipun bersuara lantang menjawab berbagai pertanyaan umat seputar ESQ.

Ditemui voa-islam.com di Masjid Jami’ Al-Azhar Kalimalang Bekasi, (16/7/2010) pengurus Dewan Dakwah DKI Jakarta ini berbagi pengalaman dan ilmunya mengenai ESQ. Berikut petikannya:

Pelatihan ESQ Ary Ginanjar yang difatwa sesat oleh Mufti Malaysia. Bagaimana pendapat Ustadz?

Menurut saya, fatwa itu agak terlambat. Saya telah membuat beberapa catatan kritik terhadap ESQ tahun 2006 yang lalu.

Pada acara ESQ yang diadakan di hotel Melia Mega Kuningan tahun 2006, saya tercatat sebagai peserta gelombang ke-46 selama 4 hari. Setelah saya mengikuti secara keseluruhan saya membuat catatan-catatan kepada saudara Ary Ginanjar sebagai nasihat. Saya berharap akan adanya perbaikan-perbaikan, sehingga saya sampaikan secara objektif, mengenai kelebihan dan kekurangan yang ada dalam ESQ, serta hal-hal yang bertentangan dengan Syariat Islam.


Nasihat saya sampaikan secara tertulis kepada Pak Ary Ginanjar melalui sekretarisnya, yaitu Pak Hasan. Akan tetapi sejak tahun 2006 sampai sekarang sepertinya belum ada perubahan-perubahan yang terjadi dalam ESQ ini. Maka saya tidak kaget kalau kemudian ada fatwa dari Mufti Malaysia yang menyatakan kesesatan ESQ itu, karena saya juga menemukan hal-hal yang seperti itu.

Yang saya ketahui, saudara Ary Ginanjar selalu menyatakan, “Ini adalah training manajemen bukan training agama.” Pernyataan ini telah berkali-kali dia sampaikan. Padahal di dalam training itu hampir seluruhnya berkaitan dengan agama. Masalahnya, argumentasi tentang agama inilah yang bermasalah.

Kita tidak mempermasalahkan training manajemennya. Tetapi kalau apa yang disampaikan itu berkaitan dengan masalah agama, maka menjadi kewajiban kita untuk meluruskan.

Yang perlu digarisbawahi, bahwa kebenaran itu hanya satu. Tidak dua, atau tiga atau lebih. Allah menyebutkan hanya ada dua jalan.

Jalan yang pertama, dalam surat An-Nisa’ 115 Allah menyebutkan adanya jalan kebenaran yang ditempuh orang-orang mukmin:

“Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahanam, dan Jahanam itu seburuk-buruk tempat kembali.”

Di ayat lainnya, dalam surat Al-An’am 55 Allah menyebutkan adanya jalan yang kedua yaitu jalannya orang-orang pembuat dosa:

“Dan demikianlah Kami terangkan ayat-ayat Al-Quran (supaya jelas jalan orang-orang yang saleh, dan supaya jelas (pula) jalan orang-orang yang berdosa.”

Nah, saya melihat kecenderungan dalam training ESQ ini bukan jalan yang pertama, tapi cenderung pada jalan yang kedua. Sehingga kita harus meluruskannya.

…Karena kesalahan itu dilakukan di depan umum, maka koreksinya juga harus dilakukan di depan umum…

Dulu saya sampaikan nasihat secara langsung tapi tidak didengar. Maka ketika di radio Dakta FM beberapa kali saya ditanya tentang ESQ, saya pun menjelaskan kekeliruannya sebagai upaya untuk meluruskan.

Karena kesalahan itu dilakukan di depan umum, maka koreksinya juga harus dilakukan di depan umum, sehingga tidak cukup untuk melakukannya secara tersembunyi. Saya sudah nasihati secara tersembunyi tapi tidak ditanggapi, maka saya berkewajiban untuk menjelaskan kepada umat. Kapan saja saya ditanya tentang training ESQ, maka saya akan terangkan apa adanya.

Bahkan dalam satu pengajian ibu-ibu di Cibubur, Jakarta Timur, beberapa anak muda utusan ESQ datang mengikuti pengajian dengan pakaian yang bagus dan menarik. Mereka menawarkan pelatihan ESQ. Maka kepada utusan ESQ ini saya sampaikan berbagai masalah dalam training ESQ. Para utusan ESQ itu pun pulang tak bisa menjawab.

Upaya kita dalam menasehati ini bukan untuk meruntuhkan atau menghancurkan, tetapi untuk memperbaiki. Kalau memang ditemukan bukti adanya kesalahan, terimalah nasihat itu lalu perbaikilah apa yang ada. Karena bagaimanapun saudara Ary ini mengatasnamakan Islam, dengan membawa ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits-hadits Nabi.

…Upaya kita dalam menasehati ini bukan untuk meruntuhkan atau menghancurkan, tetapi untuk memperbaiki…

==============================================

BIODATA:

Nama Lengkap:
Farid Achmad Okbah

Tempat & tanggal lahir:
Bangil, 5 Mei 1963

Pendidikan:
Lembaga Pendidikan Bahasa Arab (ABA) tahun 1983, Akademi Bahasa Asing tahun 1987, S2 Politik Islam tahun 2002.

Pengalaman Dakwah:
Direktur Islamic Centre Al-Islam (pesantren khusus para dai); Pengasuh kajian Tauhid Radio DAKTA FM; Imam Islamic Society Dee Why Sydney - Australia (sampai tahun 1992), PP Al-Irsyad Al-Islamiy (jabatan terakhir Ketua Majelis Dakwah Tingkat Nadional), Ketua Majelis Syuro Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) DKI Jakarta.

==============================================

Apakah ada perbedaan antara apa yang ditulis dalam buku ESQ dengan apa yang didasarkan dalam pelatihan ESQ?

Saya tidak meneliti secara mendalam sebagai perbandingan apakah yang ada di buku berbeda dengan apa yang disampaikan dalam pelatihan ESQ. Tetapi inti masalahnya, ada persamaan antara apa yang ditulis dalam buku dengan apa yang disampaikan dalam pelatihan ESQ, antara lain sama-sama menekankan untuk berakhlak dengan akhlak Allah.

Ary Ginanjar selalu membawakan hadits “Takhallaquu bi-akhlaaqillaah” (berakhlaklah kalian dengan akhlak Allah). Pernyataan ini disampaikan dalam pelatihan ESQ maupun dalam buku. Di bagian terakhir buku itu didoktrinkan tentang Asmaul Husna yang harus diikuti. Padahal ini adalah penyimpangan.

Kita diperintahkan oleh Allah untuk mengikuti akhlak Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam. Dalam surat Al-Ahzab 21 Allah memerintahkan:

"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah."

Jadi kewajiban kita adalah mengikuti akhlak Rasulullah bukan untuk mengikuti akhlaq Allah. Karena Allah adalah Sang Maha segala-galanya, maka jangan disamakan dengan manusia. Kita diperintahkan untuk mengikuti akhlaq Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Bahkan Allah memuji akhlak Rasulullah dalam surat Al-Qalam 4:


"Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung."

…kesalahan terbesar yang dilakukan saudara Ary Ginanjar adalah mendoktrinkan supaya kita mengikuti akhlak Allah dan itu jelas keliru…

Nah, kesalahan paling besar yang dilakukan oleh saudara Ary Ginanjar adalah mendoktrinkan dalam buku maupun kajian yang ada di dalam forum itu supaya kita mengikuti akhlak Allah dan itu jelas keliru.

Hadits “Takhallaquu bi-akhlaaqillaah” yang dibawakan itu adalah hadits palsu. Ibnul Qayyim Al-Jauziyah menjelaskan kepalsuan hadits ini dalam kitab Al-Fawa’id. Ungkapan ini bukan hadits Nabi, tapi ucapan Yahya bin Mu’adz. Karena ungkapan ini bukan hadits, maka tidak bisa dijadikan pedoman.

Kewajiban kita adalah mengikuti akhlak Rasulullah. Mengikuti akhlak Allah adalah indikasi ajaran sufi. Inilah kesalahan dasar Ary Ginanjar yang harus diluruskan. Dan Ary Ginanjar harus melakukan koreksi total terhadap ESQ-nya sebelum menyebar lebih luas lagi.

…Mengikuti akhlak Allah adalah indikasi ajaran sufi. Inilah kesalahan dasar Ary Ginanjar yang harus diluruskan…

Setiap orang yang terlibat dalam training ESQ bertanggung jawab kepada Allah ketika mereka mengajarkan kebatilan dan ketidakbenaran, kemudian diikuti oleh orang banyak.

Bagaimana penilaian Ustadz terhadap materi pelatihan ESQ?

Pada saat saya mengikuti pelatihan ESQ, saudara Ary Ginanjar menyebutkan, “Wahai Muhammad, tidak Kuciptakan seluruh alam semesta ini kecuali untukmu.”

Saya sangat kaget, saat itu jantung saya berdebar kayak mau copot. Karena ini ada penyimpangan yang sangat fatal sekali. Ajaran inilah indikasi tashawuf yang menyimpang itu.

Orang-orang shufi yang sesat ingin mengultuskan Rasulullah SAW, dan menempatkannya melebihi daripada porsinya. Ini jelas penyimpangan. Padahal Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah kalian mengultuskan aku seperti orang Nashara mengultuskan Nabi Isa bin Maryam. Sungguh aku adalah hamba Allah dan rasul-Nya.”

Dalam hadits ini Nabi mencegah umatnya supaya tidak mengultuskan beliau melebihi porsi hamba Allah dan rasul-Nya.

Jelas ini sangat bertentangan dengan Al-Qur’an. Dalam surat Adz-Dzariyat ayat 56 Allah menyatakan:

"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku."

Allah menciptakan jin dan manusia untuk beribadah kepada Allah SWT, bukan untuk Muhammad SAW. Kalau tidak dalam misi penelitian, saya akan tinggalkan acara yang salah fatal itu.

Dalam buku ESQ, Ary Ginanjar mengimbau agar pembaca mempergunakan suara hati yang terdalam sebagai sumber kebenaran. Bagaimana pendapat Ustadz?

Membaca imbauan saudara Ary Ginanjar itu, saya teringat perkataan Imam Adz-Dzahabi dalam kitabnya Siyar A’lamin-Nubala’ yang menukil ungkapan Abu Qilabah, seorang ulama Tabi’in. Beliau mengatakan, “Idza qaala rajulun da’na minas-sunnah haat Al-Qur'an, fainnahu dhool” (kalau ada orang mengatakan: tinggalkan As-Sunnah, kita kembali kepada Al-Qur'an saja, maka sesungguhnya dia adalah orang tersesat). Jadi orang yang ingin kembali kepada Al-Qur'an tanpa As-Sunnah, adalah indikasi orang tersesat.

Imam Adz-Dzahabi mengomentari ungkapan tersebut sbb:

“Kalau kamu temui orang mengatakan: kita tinggalkan Al-Qur'an dan Sunnah, kita pakai akal saja, maka ketahuilah dia adalah Abu Jahal. Lantas bila ada orang berkata: jangan pakai Al-Qur'an, Sunnah dan akal sehat, cukup memakai perasaan dan hati nurani saja, maka ketahuilah bahwa orang itu adalah iblis. Kalau kamu berani, injaklah dadanya dan bacakan Ayat Kursi karena orang itu kerasukan iblis.”

…Bila ada orang berkata: jangan pakai Al-Qur'an, Sunnah dan akal sehat, cukup memakai perasaan dan hati nurani saja, maka ketahuilah bahwa orang itu adalah iblis…

Memang betul, ada hadits Nabi yang menyebutkan, “Bertanyalah kepada qalbumu meskipun orang banyak memfatwakan.” Tapi ini berlaku dalam perkara yang tidak terdapat dalam Al-Qur'an dan Sunnah, dan dalam kondisi yang tidak ada ulama. Jadi bertanya kepada qalbu itu boleh dilakukan setelah berusaha untuk memahami Al-Qur'an dan Sunnah secara mendalam.

Tapi jika agama, ajaran akidah dan syari’ah semuanya dikembalikan kepada hati nurani, maka ini jelas penyimpangan. Kata Imam Adz-Dzahabi, orang ini adalah iblis. Na’udzubillah min dzalik.

Dalam buku ESQ Ary Ginanjar menyebut Nabi Muhammad sebagai pemimpin yang sangat mengandalkan logika dan suara hati. Bagaimana tanggapan Ustadz?

Logika dan nurani manusia itu sangat relatif dan subjektif. Kalau logika dan hati nurani itu diandalkan, lantas logika dan hati nurani siapa? Karena logika dan hati nurani setiap manusia itu berbeda satu sama lainnya.

Makanya dalam surat An-Nisa ayat 165 Allah menyebutkan:

"Mereka Kami utus selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."

Maka tidak betul omongan seperti itu. Atas dasar apa dia ngomong seperti itu? Ini wahyu Ilahi yang harus dikembalikan kepada Al-Qur'an. Ajaran-ajaran yang disampaikan Rasulullah SAW, semuanya diperoleh dari wahyu Allah SWT. Allah berfirman dalam surat An-Najm 3-4:

"Dan tiadalah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)."

…Mana dalilnya sehingga Ary Ginanjar berani mengatakan bahwa Rasulullah sangat mengandalkan logika dan suara hati? Ini jelas penyimpangan…

Darimana dalilnya sehingga Ary Ginanjar berani mengatakan bahwa Rasulullah sangat mengandalkan logika dan suara hati? Tidak ada ayat yang mengatakan itu dalam Al-Qur'an. Ini jelas penyimpangan.

Jadi, apa kesimpulan Ustadz setelah membaca buku ESQ dan mengikuti training ESQ Ary Ginanjar?

Ya, saya katakan sesat dalam kandungan ajarannya itu. Selain sesat, juga mengandung penyimpangan-penyimpangan. Di antara penyimpangan itu dia menggunakan training itu dengan musik-musik. Mana mungkin untuk kebenaran diajarkan dan dikembangkan melalui salah satu bentuk penyimpangan.

Musik-musik itu memanggil setan. Makanya Ibnu Mas’ud ketika menjelaskan ayat :

"Dan orang-orang yang beriman itu menjauhkan diri dari hal yang sia-sia)."

Kata Ibnu Mas’ud, “laghwun” atau hal yang sia-sia yang dimaksud dalam surat Al-Mukminun ayat 3 itu adalah musik-musik."

Makanya, kalau Ary Ginanjar bermaksud menyampaikan kebenaran tapi dilakukan dengan cara yang salah yaitu menggunakan musik-musik, itu justru menambah daftar penyimpangan lagi.

Apalagi kemudian dalam training ESQ bercampur antara laki-laki dengan perempuan yang tidak pakai jilbab. Makan sambil berdiri, dan seterusnya. Apakah seperti ini ajaran Islam? Nas’alullooha al-‘afiyah.

Kalau training ESQ sesat, kenapa dari 14 mufti Malaysia hanya satu mufti saja yang memfatwakan kesesatan ESQ, sementara 13 mufti lainnya mendukung ESQ?

Sama juga dengan Indonesia. Berapa banyak ulama di indonesia yang tidak mengoreksi konsep penyimpangan pada training ESQ Ary Ginanjar? Apa berarti itu bukti kebenaran karena banyaknya orang yang tidak menyalahkan pelatihan ESQ?

Ketika segelintir orang termasuk saya mulai tahun 2006 bersuara lantang menyatakan kesesatan ESQ, publik tidak mempermasalahkan. Kenapa sekarang baru ramai ketika itu yang memfatwa sesat ESQ itu mufti Malaysia?

Ingat, sedikit dan banyaknya orang tidak menjadi ukuran suatu kebenaran. Kata Ali bin Abi Thalib, “Ukuran kebenaran tidak diukur dengan banyaknya orang. Tapi kenalilah kebenaran, niscaya kamu akan tahu siapa yang di atas kebenaran itu.

Bagaimana dengan para tokoh yang mendukung dan merekomendasikan pelatihan ESQ?

Mereka bertanggung jawab di hadapan Allah, setiap kesalahan yang timbul dari ESQ itu, atas rekomendasi mereka, maka mereka akan diminta pertanggungjawabannya di hadapan Allah karena telah diikuti oleh orang banyak.

Makanya para tokoh harus berpikir jernih. Jangan asal ngomong dan jangan asal merekomendasikan. Dan jangan melakukan penilaian masalah agama karena tertarik atas penampilannya tapi lihat ajarannya.

Bagaimana dengan kaum muslimin yang pernah mengikuti training ESQ ini?

Bila sudah pernah mengikuti ESQ karena informasi-informasi yang di antaranya mengandung kesalahan-kesalahan yang sudah masuk ke dalam kepada pemikiran-pemikiran maupun keyakinan mereka, saya nasihatkan beberapa hal: Pertama, mereka harus bertaubat kepada Allah dari apa yang diajarkan oleh Ary Ginanjar.

…rendah hati mengakui kesalahan dan bertaubat itu jauh lebih baik daripada berlanjut terus dalam kesalahan-kesalahan…

Kedua, berusaha untuk memperbaiki apa yang menjadi kesalahan itu, di antaranya menyangkut masalah akidah, ibadah ataupun akhlak. Semuanya harus diperbaiki supaya tidak terbawa oleh kesesatan yang ada dalam ESQ.

Kemudian yang ketiga, mereka harus lebih mendalami agama sesuai dengan yang diajarkan oleh Allah dan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.

Kalau kita tulus kepada Allah, maka rendah hati mengakui kesalahan dan bertaubat itu jauh lebih baik daripada berlanjut terus dalam kesalahan-kesalahan. Ittaqillah haitsuma kunta. [taz, badru, adrian/voa-islam.com]

Read More......

KH. Sulaiman Zachawerus: Gerombolan Kristen Membuat Kisruh



Setelah gagal mencoba kekuatan tempur umat Islam di Ambon Maluku dan Poso Sulawesi Tengah satu dasawarsa lalu, tampaknya para fundamentalis dan teroris Kristen tidak kapok-kapok.

Kali ini giliran mereka akan mencoba kekuatan tempur dengan menguji kesabaran umat Islam Bekasi Jawa Barat.

Terbukti pada peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2 Mei lalu, kurang lebih 200 teroris fundamentalis Kristen berusaha menduduki Masjid kebanggan umat Islam Bekasi, Masjid Agung Al Barkah. Dibawah pimpinan tokoh fanatik fundamentalis Kristen Bekasi, Benny Tunggul, Pasukan Salib itu sengaja membentuk formasi Pedang Salib di halaman masjid Al Barkah.

Hal itu mengisyaratkan mereka siap mengobarkan perang melawan umat Islam. Persis seperti ketika Pasukan Salib dari Eropa pada abad pertengahan lalu ketika berusaha menguasai Dunia Islam dengan terlebih dahulu menguasai Kota Suci Baitul Maqdis (Yerusallem), dimana sebelum memulai perang mereka selalu membentuk formasi Pedang Salib terlebih dahulu.

Tampaknya kaum teroris Kristen Bekasi ingin sekali lagi menguji kekuatan umat Islam di daerah yang dulu dikenal sebagai kampung para syuhada dalam melawan pasukan kolonial Kristen Belanda tersebut. Kekuatan tempur umat Islam tentu saja sangat siap menghadapi kaum minoritas yang dikenal sangat fanatik dan agresif dalam memurtadkan umat Islam, dimana target jangka panjangnya adalah menjadikan Indonesia negara Kristen kedua di Asia setelah Filipina.


Berikut ini wawancara dengan Ketua MUI dan FKUB Kabupaten Bekasi, KH Sulaiman Zachawerus seputar Kristenisasi yang semakin gila-gilaan di Bekasi tanpa mengindahkan peraturan dan etika hubungan antar agama, serta bagaimana reaksi umat Islam dalam menghadapi bahaya pemurtadan tersebut.

Penghinaan terhadap Masjid Agung Al Barkah dan pelecehan Al Qur’an oleh kaum Kristen (Nasrani), bagaimana reaksi umat Islam Bekasi ?

Waktu kejadian pada 2 Mei lalu, mereka mendompleng Hari Kebangkitan Nasional. Waktu itu Masjid Al Barkah dalam keadaan sepi sehingga tidak ada yang bisa menghalangi. Sebab masjid bukan seperti gereja yang selalu terkunci, masjid selalu terbuka 24 jam sehari. Kita tidak tahu apa maksud mereka menghina masjid.

Gerombolan Kristen ini dengan sengaja menciprati seorang takmir masjid dengan air yang berarti pemberkatan. Pemberkatan berarti mengusir roh setan yang ada pada umat Islam. Itu jelas kelakuan kurangajar, berarti umat Islam dianggap seperti setan.

Tetapi langkah gerombolan Kristen memasuki masjid dengan membawa atribut salib dan bintang david Yahudi, jelas mempunyai maksud tertentu. Apa dia ingin menunjukkan diri sudah berani dengan mengatakan kepada kelompoknya kalau umat Islam penakut, sehingga bisa terjadi pengertian yang bermacam macam. Jelas ini membuat kisruh di kalangan umat Islam, sehingga forum anti pemurtadan Bekasi Ahad (9/5) lalu mengadakan apel akbar, yakni menyerukan sikap umat Islam Bekasi. Ini jelas merupakan penistaan agama. Seharusnya aparat keamanan seperti polisi dan Pemda pro aktif menyelesaikan masalah ini, dan terhadap oknum-oknum yang bertanggung jawab harus dihukum.

Bagaimana menurut anda tanggapan Walikota Bekasi Mochtar M setelah kejadian itu ?

Sampai sekarang Walikota masih diam saja, belum ada reaksi apa-apa. Saya sudah ketemu dengan Wakil Walikota untuk minta klarifikasi tentang masalah ini. Mengapa Wakil Walikota sebagai Ketua Badan Narkotika Kota (BNK) Bekasi kok dipakai untuk pawai alegoris. Wakil Walikota berjanji akan melakukan somasi terhadap Benny Tunggul, orang yang dianggap mencatut nama BNK Bekasi dan dirinya dari sekelompok orang dengan membawa nama panji-panji salib dan bintang david Yahudi. Kasus yang melibatkan sekolah Bellarminus ini harus diselesaikan secara hukum. Karena ada penistaan agama orang lain, pelecehan Kitab Suci Al Qur’an dan ada pencatutan nama BNK dan Wakil Walikota Bekasi.

Bagaimana reaksi Kapolres Bekasi menanggapi kasus menghebohkan ini ?

Belum ada reaksi apa-apa, bahkan Kapolres AKBP Imam Sugiyanto sepertinya keberatan dengan orasi para pembicara pada Apel Akbar umat Islam Bekasi di Masjid Al Barkah (9/5) lalu. Seperti orasi Ustad Abdul Kadir Jaelani dan Ustad Abu Bakar Ba’asyir yang menganggap negara ini kafir. Juga ada kata-kata bunuh seperti yang diucapkan Ustad Abdul Kadir Jaelani sebagainya. Menurut Ustad Abu, kalau tidak mengkafirkan berarti jadi kafir, maka harus perang.

Dalam pandangan polisi, ucapan ini bisa jadi delik karena memprovokasi umat. Untung tidak terjadi apa-apa, sebab kalau terjadi bisa dikatakan telah menghasut. Saya akan bilang pada Kapolres, umat Islam mana yang agamanya dihina tidak marah. Paling ini hanya perkataan saja. Buktinya setelah Apel Akbar semua aman, tidak terjadi apa-apa. Seandainya waktu itu ada yang mengkomando serbu, saya yakin Sekolah Bellarminus sudah habis. Bellarminus adalah sekolah Kristen sejak SD, SMP hingga SMA.

Kita masih bisa mengendalikan umat. Artinya, tokoh-tokoh umat, para ulama dan pimpinan umat di Bekasi ini masih berharap adanya dialog, adanya penyelesaian secara cool, sehingga tidak menimbulkan tindakan anarkhis. Waktu Apel Akbar itu saya diundang sebagai Ketua Forum Komuikasi Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Bekasi. Meski persoalannya terjadi di Kota Bekasi, tetapi karena saya ikut aktif memantau berbagai perkembangan Kristenisasi di Bekasi, maka mereka juga mengundang saya pada Apel Akbar tersebut.

Sebagai kelompok minoritas, mengapa orang Kristen di Bekasi berani unjuk kekuatan terhadap umat Islam yang mayoritas ?

Apakah mereka yang berani ataukah kita yang penakut. Kalau mereka berani, tentu ada yang membeking, dimana sudah jelas bekingnya adalah tangan kekuasaan seperti Pemda. Sementara tangan keamanannya seperti Polres atau Kodim.

Ketika Pilkada tahun 2007 lalu dimana Mochtar terpilih sebagai Walikota, konon katanya andil dari pihak Kristen cukup besar untuk terpilihnya. Mungkin berupa donasi atau suara, sehingga mochtar terpilih menjadi Walikota. Kalau orang sudah menerima budi seperti itu, tentu saja mereka merasa bisa bertindak sebebas-bebasnya termasuk memurtadkan umat Islam Bekasi. Meski Mochtar sebagai Muslim, tampaknya tidak memiliki izzah untuk menanggani segala macam persoalan umat Islam. Persisnya bagaiman deal antara Walikota dengan pihak Kristen, sejarah nanti yang akan membuktikannya.

Makanya mereka mulai berani unjuk gigi, sepereti mengadakan bazar akbar di Galaksi, kemudian umat Islam langsung di baptis disitu. Tangan meraka dicap gereja dan dianggap telah sepakat untuk menjadi Kristen kemudian di babtis, sehingga menghebohkan umat Islam. Juga pembangunan berbagai gereja tanpa izin dan tanpa rekomendasi dari FKUB, Ini menunjukkan kepongahan mereka, tanpa mengindahkan perasaan umat Islam.

Kalau saya sebagai ketua FKUB di Kabupaten Bekasi cukup tegas. Gereja bisa dibangun kalau sudah memenuhi persyaratan administratifnya dimana 90 dan 60 harus setuju. Tetapi ternyata dalam faktanya ada protes umat Islam di lapangan, maka tidak akan kami berikan rekomendasi. FKUB Kota Bekasi kelihatan lebih kondusif daripada di Kabupaten Bekasi. Persoalannya, tetapi justru menimbulkan kekisruhan.

Menurut anda, Walikota Bekasi berpihak kepada kaum Kristen ?

Kalau ditanya dia selalu bilang tidak. Tetapi gebrakan-gebrakannya kelihatannya ya. Jadi kita susah membacanya. Walikota Bekasi berasal dari PDI Perjuangan. Kalau mengucakan salam ya fasih.

Apa memang Bekasi menjadi sasaran utama Kristenisasi di Indonesia ?

Posisi Bekasi sebagai kota penyangga Jakarta, seperi Depok dan Tangerang, sehingga sangat strategis untuk dibangun kekuatan. Ketikaa Menteri Perumahan Rakyat dijabat Cosmas Batubara, semua perumahan difasiitasi untuk orang Kristen, itu jelas ada maksudnya. Anggota DPR RI yang Kristen, sangat memperhatikan apa yang terjadi dengan kasus pengembangan gereja illegal di Bekasi ini, Jika pembangunan gereja illegal dicegah umat Islam, maka anggota DRR dan Komnas HAM sampai turun ke lapangan.

Seperti pembangunan gereja illegal di Desa Cijalen, mereka menggunakan tanah kosong yang dibeli untuk aktifitas gereja dan diprotes umat Islam.

Akibatnya FKUB bersama aparat keamanan mengemboknya. Kemudian mereka bikin acara gereja di jalanan. Kapolres menjaga mereka yang mengadakan kebaktian di jalanan tersebut.

Karena pemberitaan itu, akhirnya Kapolres dipanggil Komisi III DPR dan saya juga turut diundang. Anggota Komisi III menganggap ada diskriminasi dan saya jelaskan duduk persoalannya. Umat Kristen sedang membangun citra bahwa dirinya terzalimi umat Islam. Ini jelas tidak betul ! Mereka sampai memanggil pengamat dari luar negeri. Mereka mengatakan kebebasan beragama dihalang-halangi umat Islam, sehingga aparat keamanan dan pemerintah juga terkena, seperti ikut menzalimi umat Kristen.

Padahal selama ini umat Islam tidak pernah menysuahkan umat Kristen. Sebab dalam kasus pembangunan rumah ibadah, punya peraturan sendiri. Sebab kalau dilanggar umat Kristen perlu kita pertanyakan. Dengan adanya FKUB sebagai hasil peraturan bersama antara Mendagri dan Menag, Nomor 8 Tahun 2006, justru makin membuat mereka berpeluang untuk mendirikan gereja, sebab persyaratannya begitu mudah.

Bayangkan, kalau 90 orang pengikut mereka tidak cukup dalam sebuah Kalurahan, mereka bisa mencari pada Kalurahan lain bahkan sampai Kecamatan dan Kabupaten. Kemudian didukung 60 warga yang tidak keberatan dan tidak perlu orang Kristen, sehingga persyaratannya menjadi mudah. Namun ternyata mereka tidak memenuhi syarat, dimana syarat yang begini mudahnya terasa begitu sulit bagi mereka. Memang mereka kekurangan umat tetapi terus ngotot untuk membangun gereja baru di lingkungan perkampungan Islam.

Saya memiliki pengalaman, dimana Kristen dikenal memiliki 223 sekte dan setiap sekte meminta didirikan gereja sendiri-sendiri. Lha lahannya dimana, sebab kalau diletakkan dalam satu lahan akan terlalu panjang, tetapi kalau dibikin bertingkat maka akan terlalu tinggi. Tetapi kalau Islam masjidnya hanya satu. Siapa saja dan dari mahzab mana saja bisa sholat di masjid yang sama. Tetapi kalau Kristen gerejanya harus satu sekte dengan dia.

Bagaimana seandainya orang Kristen ngotot sehingga terjadi bentrokan dengan umat Islam Bekasi ?

Mereka pasti akan terkena batunya, sebab umat Islam itu seperti kata orang Betawi “lu jual ku borong”. Kita selama ini kan sebagai umat yang paling toleran. Di negeri yang mayoritas muslim, semua umat yang berlainan agama akan dilindungi, mereka tidak akan diapa-apakan. Berbeda dengan umat Islam di negara yang mayoritas Kristen atau lainnya, maka umat Islam akan dinista, disiksa dan dibunuh.

Kalau penistaan yang mereka tujukan kepada umat Islam Indonesia yang mayoritas dilakukan terus menerus seperti yang kita baca di blok-blok internet dimana penistaan mereka luar biasa terhadap Islam, umat Islam sekarang sudah muak dengan segala aksi merekadan sudah habis kesabarannya, dimana ada saatnya kita sudah tidak tahan lagi. Saya sudah bilang pada aparat Kepolisian, sebagai orang tua yang masih sabar dengan umat ini, tetapi pada yang lain saya akan lepas tangan. Terbukti demo umat Islam pada Jum’at (14/5) lalu berjalan damai dan tidak anarkhis.

Sepertinya pihak Kristen Bekasi sengaja memancing supaya umat Islam bertindak anarkhis ?

Saya kira begitu. Ada skenario besar dibalik itu ! Seperti kasus mbah Priok, dan ini bisa terjadi di Bekasi. Apa motifasinya, sepertinya ada yang menutup-nutupi scenario politik yang diatas dan lebih besar lagi seperti kasus Century. Sehingga perhatian masyarakat nanti akan beralih pada kasus besar tersebut. Padahal selama ini masyarakat Bekasi rukun-rukun saja, meski di dalam terasa panas. Berbagai ruko dan perumahan digunakan sebaagi rumah ibadah tanpa izin, sehingga diprotes umat Islam namun tidak digubris.

Kalau umat Islam Bekasi terus menerus diprovokasi, apa mungkin bisa menjadi Ambon kedua ?

Saya tidak berharap begitu, tetapi tidak mustahil bisa terjadi seperti itu. Kalau kita terus dipancing, seperti Kota Harapan Indah yang akan dibangun gereja terbesar di Indonesia Santo Albertus dan dibangun tiga patung wanita, dimana jelas mencederai Bekasi sebagai Kota Santri dan Kota Syuhada.
Dimana pada waktu itu para pejuang Islam Hizbullah yang diimpin KH Noer Ali sama bertempur melawan tentara Kristen Belanda dan berhasil mengusirnya dari Bekasi. Banyak pejuang Hizbullah yang mati syahid di Bekasi ini. Sekarang kota ini dinista kaum Kristen dengan patung perempuan setengah telanjang dan dibangun gereja diberbagai tempat yang mayoritas beragama Islam.

Padahal di dekat Kota Harapan Indah terdapat Pondok Pesantren At Taqwa, kalau di Jawa itu termasuk daerah Kauman. Tetapi dengan bangga mereka akan membangun gereja terbesar di Indonesia yang diprotes umat Islam. Tetapi selama ini protes umat Islam tidak pernah digubris, padahal latar belakang perijinan pembangunan gereja itu muncul dengan cara penipuan terhadap umat Islam setempat. Katanya tanda tangan buat blangko kerja, tetapi kemudian mereka sama di baptis. Lama kelamaan mereja jadikan ijin pembangunan gereja dan diajukan ke Walikota, dimana mereka berdalih telah disetujui umat Islam. Ini merupakan penipuan terhadap umat Islam dan tindakan tidak fair.

Bagaimana sebaiknya sikap umat Islam Bekasi dalam menghadapi provokasi kaum Kristen ini ?

Kita akan selalu menempuh jalan musyawarah. Kita akan undang Pemda dan aparat keamanan untuk menertibkan tindakan yang tergolog pada pencemaran agama ini, seperti kasus Masjid Al Barkah. Berbagai gereja illegal supaya mengajukan permohonan agar menjadi legal dan sesuai dengan persyaratan yang ditempuh dan jangan sampai curang sesuai dengan UU dan peraturan yang berlaku.

Jangan sampai memancing umat Islam pada tindakan anarkhis. Sebab kalau sampai terjadi sekali lagi, maka itu sudah tidak terelakkan lagi. Sebab umat Islam sudah terlalu banyak menahan sabar. Kalau sampai meletus akan menjadi bom waktu, bisa menjadi Maluku atau Ambon kedua di Bekasi.

Saya sebagai orang yang dituakan umat Islam Bekasi, berusaha mendekati pihak Pemda dan aparat keamanan untuk diwaspadai. Aparat Kepolisian harus pro aktif untuk menyelesaikan secara hukum dan menindak orang-orang yang bertanggungjawab menodai Masjid Al Barkah. Sementara itu berbagai pembangunan gereja illegal harus dihentikan terlebih dulu.

Para pencemar Masjid Al Barkah harus dihukum dengan setimpal. Sebab kalau dibiarkan, maka umat Islam yang akan menghukumnya. Sekarang umat Islam masih bisa menahan diri, tetapi kalau saatnya sudah tidak bisa menahan diri bagaimana, itulah yang dikhawatirkan. Kita selalu mencari solusi terbaik. (Abdul Halim/suara islam)
***

Pejuang Islam dari Maluku Utara

Nama KH Sulaiman Zachawerus sudah tidak asing lagi bagi kalangan aktifis Islam di Kota dan Kabupaten Bekasi. Sebagai Ketua Garda Umat Islam Kota Bekasi (GAMIS), Ustad Sulaiman berperan sangat aktif dalam membentung upaya Kristenisasi dan pemurtadan umat Islam Bekasi.


Meski lahir di Jakarta pada 25 April 1948, namun kedua orang tuanya asli dari Ternate-Halmahera Maluku Utara. Maka tidaklah mengherankan jika bapak 10 anak dan suami dari 2 istri ini sangat bersemangat membela eksistensi umat Islam di Ternate dan Halmahera sebagai asal kampung halamannya dan umat Islam di Bekasi sebagai daerah tempat tinggal sekarang ini. Segala potensinya dikerahkan demi kejayaan Islam di Indonesia dan selalu siap jiwa raga dalam menghadapi setiap rongrongan eksistensi umat Islam di Indoensia. (Lim)

Read More......

Bolehkah Wanita Haid dan Nifas Membaca Al-Qur'an di Bulan Ramadlan?

Oleh : Badrul Tamam

Di bulan Ramadlan Mubarak ini, semangat membaca Al-Qur'an umat Islam harus meningkat. Karena bulan Ramadlan ini disebut sebagai Syahrul Qur'an, bulan Al-Qur'an. Karena Al-Qur'an pertama kali diturunkan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melalui Malaikat Jibril pada bulan Ramadlan. Juga pada bulan ini, Malaikat Jibril mendatangi Nabishallallahu 'alaihi wasallam untuk mendengarkan bacaan Al-Qur'an beliau dan mengecek hafalannya.

Perhatian besar dari ulama salaf terhadap Al-Qur'an bisa menjadi bukti bahwa qira'atul Qur'an pada bulan ini memiliki keistimewaan tersendiri. Mereka telah memperbanyak tilawah Qur'an baik di dalam shalat maupun di luar shalat.

Pada bulan Ramadlan, Utsman bin Affan radliyallah 'anhumenghatamkan Al-Qur'an sehari sekali. Sebagian ulama salaf yang lain menghatamkannya pada shalat malamnya setiap tiga hari sekali. Sebagian lain menghatamkannya seminggu sekali.

Imam Syafi'i rahimahullah, pada bulan Ramadlan menghatamkan Al-Qur'an sampai 60 kali. Beliau membacanya di luar shalat. Imam Qatadah senantiasa menghatamkan setiap tujuh hari sekali dan pada bulan Ramadlan setiap tiga hari sekali. Puncaknya pada sepuluh hari terakhir, beliau menghatamkannya setiap malam.

Imam Syafi'i rahimahullah, pada bulan Ramadlan menghatamkan Al-Qur'an sampai 60 kali. Beliau membacanya di luar shalat.

Imam Az-Zuhri rahimahullah jika sudah memasuki Ramadlan tidak membaca hadits dan tidak hadir di majlis ilmu, beliau hanya membaca Al-Qur'an dari mushaf. Sufyan Al-Tsauri jika sudah masuk Ramadlan meninggalkan segala bentuk ibadah dan hanya membaca Al-Qur'an.

Ibnu Rajab rahimahullah berkata: "(Maksud) adanya larangan membaca Al-Qur'an (menghatamkannya) kurang dari tiga hari yaitu jika dirutinkan tiap hari. Namun, jika di kesempatan yang utama seperti bulan Ramadlan dan tempat yang mulia seperti di Makkah bagi penduduk luar makkah, dianjurkan memperbanyak tilawah Al-Qur'an di sana, untuk menghargai kemuliaan tempat dan waktu tersebut. Ini adalah pendapat imam Ahmad, Ishaq, dan imam-imam lainya. Hal ini didukung dengan amalan selain mereka."

(Maksud) adanya larangan membaca Al-Qur'an (menghatamkannya) kurang dari tiga hari yaitu jika dirutinkan tiap hari. Namun, jika di kesempatan yang utama seperti bulan Ramadlan . . . dianjurkan memperbanyak tilawah Al-Qur'an untuk menghargai kemuliaan tempat dan waktu tersebut.


Bagaimana dengan wanita haid dan nifas?

Tentunya semangat ini juga layak dimiliki seorang wanita muslimah. Dia berhak mendapat keutamaan dan kemuliaan melalui Al-Qur'an. Dia harus berlomba memperbanyak membaca Al-Qur'an dan sesering mungkin menghatamkannya pada bulan barakah ini. Namun, ada satu kendala bagi kaum hawa ini dengan ketetapan yang Allah tulis atas mereka, yaitu mendapat tamu bulanan. Bolehkah mereka tetap membaca Al-Qur'an untuk mendapat keberkahan yang lebih, khususnya pada bulan Ramadlan?

Memang mayoritas ulama berpendapat bahwa wanita haid dan nifas tidak boleh membaca Al-Qur'an berdasarkan hadits,

لاَ يَقْرَأُ الْجُنُبُ وَلاَ الْحَائِضُ شَيْئًا مِنَ الْقُرْآنِ

"Orang yang junub dan wanita haid tidak boleh membaca Al-Qur'an sedikitpun."

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata, Adapun orang junub dan haid untuk membaca Al-Qur'an, maka di kalangan ulama terdapat tiga pendapat:

Sebagiannya membolehkan bagi orang ini dan itu. Ini adalah madzhab Abu Hanifah dan yang masyhur dari madhab Imam Syafi'i dan Ahmad. Sebagian yang lain tidak membolehkan bagi orang junub dan boleh bagi wanita haid, baik secara bebas atau karena takut lupa hafalannya. Ini adalah madhab Malik dan sebagian pendapat madhab Ahmad dan lainnya.

Hadits berkaitan dengan wanita haid membaca Al-Qur'an hanya satu riwayat saja. Yaitu hadits yang diriwayatkan dari Ismail bin 'Ayyasy, dari Musa bin Uqbah, dari Nafi, dari Ibnu Umar;

لَا تَقْرَأْ الْحَائِضُ وَلَا الْجُنُبُ مِنْ الْقُرْآنِ شَيْئًا

"Wanita haid dan orang junub tidak boleh membaca Al-Qur'an sama sekali." (HR. Abu Dawud dan lainnya) ini merupakan hadits dhaif berdasarkan kesepakatan ulama ahli hadits. Haidts Yang diriwayatkan dari Ismail bin 'Ayyasy oleh Hijaziyyin (orang-orang Hijaz) adalah hadits lemah berbeda kalau yang meriwayatkan adalah Syamiyyin (orang-orang Syam). Dan tak seorangpun perawi yang tsiqah (terpercaya) telah meriwayatkan hadits ini dari Nafi'.

Bahwa sesuatu yang maklum, para wanita sudah mengalami haid pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, namun beliau tidak pernah melarang mereka membaca Al-Qur'an, sebagaimana beliau tidak pernah melarang mereka dari berdzikir dan berdoa. Bahkan beliau memerintahkan para wanita haid agar keluar pada shalat Ied, lalu mereka bertakbir seperti takbirnya kaum muslimin yang lain.

Beliau juga memerintahkan wanita haid agar tetap melaksanakan ritual haji kecuali Thawaf di Ka'bah, dia membaca kalimat talbiyah di Muzdalifah, Mina, dan tempat-tempat masya'ir lainnya dalam kondisi haid.

Para wanita sudah mengalami haid pada masa Rasulullah, namun beliau tidak pernah melarang mereka membaca Al-Qur'an, sebagaimana beliau tidak pernah melarang mereka dari berdzikir dan berdoa.

Adapun orang Junub, beliau shallallahu 'alaihi wasallam tidak memerintahkannya agar menyaksikan shalat Ied, tidak pula shalat dan melaksanakan manasik haji. Karena orang junub memungkinkan untuk bersuci, karenanya tidak ada udzur baginya dalam meninggalkan thaharah (bersuci). Hal ini berbeda dengan wanita haid, karena hadats tetap ada pada dirinya yang tidak mungkin melakukan thaharah dengan kondisinya itu. Karena itulah, para ulama menyebutkan bahwa orang junub tidak boleh berdiam di Arafah (untuk wukuf), Muzdalifah dan Mina sehingga mereka bersuci, walaupun suci tidak menjadi syarat dari semua itu. Tetapi maksudnya, pembuat syariat memerintahkan wanita haid untuk berdzikir kepada Allah dan berdoa kepada-Nya, baik dalam bentuk wajib atau sunnah. Namun, bagi orang junub dimakruhkan malakukan semua itu.

Dari sini diketahui, bahwa wanita haid diberi keringanan yang tidak diberikan kepada orang junub, karena sebab udzur. Begitu juga berkaitan dengan membaca Al-Qur'an Syari' (Allah) tidak melarang wanita haid dari membacanya. Wallahu a'lam.
(PurWD/voa-islam.com/halakat.taimiah.org)

Read More......