BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS
create your own banner at mybannermaker.com!

Sunday, October 17, 2010

Instropeksi Diri

Seorang hamba Allah yang menyatakan, 
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ melakukan usaha mengevaluasi diri dengan:
1.Ucapan. 2.Perbuatan  3.Niat

Yang ketiga hal tersebut harus dilakukan secara terus menerus untuk menjaga apakah sesuai / tidak karena Allah Subhanahu Wa Ta'ala selalu memperhatikan, hingga hamba itu bisa mencapai tingkatan Ikhsan.



Upaya manusia dalam mencapai puncak hubungan nya dengan Allah, salah satunya dengan Evaluasi Diri. Sudahkah kita mensyukuri nikmat Islam, karena dengan tidak memeluk Islam kerugian dunia akhirat baginya. Kemuliaan dari allah berupa Islam yang tidak boleh terlepas dengan menjual Islam dengan mengharap yang kecil seperti harta, makanan atau jabatan sekalipun. Islam adalah nikmat terbesar yang diberikan Allah dan Allah hanya memberikan Islam / Agama bagi yang dicintai-Nya.
Islam tidak mengajarkan sesuatu yang merugikan,sebagai contoh dengan diberikannya kesehatan pada kita. Tiadalah arti bagi seseorang bila terlepas dari nikmat sehat itu.Kadang kita baru mengerti arti sehat, jika sedang sakit. Untuk itu bagaimana kita manfaatkan/gunakan nikmat sehat ini untuk beribadah kepada Allah.

Orang sering lalai pada 2 nikmat:
1.Nikmat Sehat
2.Nikmat Waktu Luang

Bila sehat maka bersyukurlah, tapi bila sakit bersabarlah. Subhanallah...Orang sholeh bila tertimpa sakitpun justru merasakan nikmat selayaknya orang yang mendapatkan harta, kekayaan dan lain-lain.Demikian juga dengan waktu. Waktu adalah sekumpulan dari hari-hari yang semakin berkurang.
Cermati dan renungi...Apa yang sudah kita persembahkan untuk Allah..!!

Dalam QS Al Fajr (89) : 27-30

27.Hai Jiwa yang tenang يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ
28.Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi di ridhoi-Nya رْجِعِي إِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّة
29.Maka masuklah kedalam jama'ah hamba-hambaku فَادْخُلِي فِي عِبَادِي
30.Masuklah kedalam syurga-Ku وَادْخُلِي جَنَّتِي

Allah sudah menjanjikan untuk hamba-hamba-Nya yang diridhoi, masuk kedalam Jannah. Tapi bagaimana dengan persiapan menghadap Allah nanti..??
Dalam QS Al Hasyr : 18

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُ
Hai orang-orang yang beriman,bertaqwalah kepada Allah dan hendaknya setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertaqwalah kepada Allah; sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.Ayat tersebut sangatlah ditakuti oleh para ulama, ada 2 perintah bertaqwa disebutkan dalam ayat tersebut. Mereka takut, akankah mereka mempunyai bekal/persiapan untuk hari esok nanti. Lalu bagaimana dengan kita..??

Ada seorang pemuka yang bertanya pada salah seorang tabi'in (Abu Hasyim), beliau menanyakan: "mengapa kita semua takut mati..??"Jawabnya: "karena kalian membangun dunia daripada akhirat."Jawaban yang sangat mengena, mungkin saja kita terlalu menikmati indahnya dunia kita, lupa akan indahnya akhirat.atau, terlalu asyik memenuhi kebutuhan-kebutuhan dunia, tanpa ingat adanya kebutuhan akhirat.

Astaghfirullah..bagaimana kita dapat mendapatkan ridho Allah, jika kita selalu mementingkan dunia dari akhirat...??
Allah juga ingatkan dalam alqur'an QS An-Nur (24):21

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ وَمَن يَتَّبِعْ خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ فَإِنَّهُ يَأْمُرُ بِالْفَحْشَاء وَالْمُنكَرِ وَلَوْلَا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُم وَرَحْمَتُهُ مَا زَكَا مِنكُم مِّنْ أَحَدٍ أَبَداً وَلَكِنَّ اللَّهَ يُزَكِّي مَن يَشَاءُ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
Hai orang-orang yang beriman,janganlah kau ikuti langkah-langkah syaithon.Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah syaithon, maka sesungguhnya syaithon itu menyuruh mengerjakan perbuatan keji dan yang mungkar. Sekiranya tidaklah karena kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorangpun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah maha mendengar lagi maha mengetahui.

Jadi, jika bukan karena karunia Allah dan Rahmat-Nya maka tidak ada diantara kita yang benar-benar bagus kecuali Allah yang membersihkannya.Upaya melakukan perbaikan diri bisa dengan bermuhasabah, apakah qalbu kita hanya mengarah kepada Allah, ikhlas kepada Allah atau tidak?.Maka dari itu, proses mengarahkan seluruh qalbu hanya untuk Allah, dimulai dari niat. Niatkan segala kehidupan kita, arahkan segala kehidupan kita..ke arah Allah. Berusahalah seoptimal mungkin agar qalbu kita benar-benar terarah kepada Allah Azza Wa Jalla. Menjalin hubungan yang baik kepada Allah disetiap aspek kehidupan kita. Contoh kecil adalah menjaga Lisan.Kebanyakan orang yang masuk neraka karena lisannya. Rasulullah menjamin, barangsiapa yang bisa menjaga lisan dan kemaluannya akan dipersembahkan jannah untuknya. عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – قَالَ « مَنْ يَضْمَنْ لِى مَا بَيْنَ لَحْيَيْهِ وَمَا بَيْنَ رِجْلَيْهِ أَضْمَنْ لَهُ الْجَنَّةَ » .Dari Sahl bin Saad, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa yang bisa menjamin bisa menjaga lisan yang ada di antara dua tulang rahangnya dan kemaluan yang ada di antara kedua kakinya maka aku jamin dia akan masuk surga” (HR Bukhari no 6109).

Bagaimana semestinya hubungan kita kepada Allah dan Rasulullah?
>>>Dengan cara mencintai Allah dan Rasul-Nya, ikuti Allah dan Rasulullah.
Allah Subhannahu wa Ta’ala berfirman, yang artinya:

“Katakanlah, ‘Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu’. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q. S. Ali Imran: 31)Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Salam bersabda:
“Tidaklah beriman (secara sempurna) salah seorang dari kamu sehingga aku lebih ia cintai daripada orangtuanya, anaknya dan segenap manusia.” (HR. Al-Bukhari)Ayat di atas menunjukkan bahwa kecintaan kepada Allah adalah dengan mengikuti apa yang dibawa oleh Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Salam. Menta’ati apa yang beliau perintahkan dan meninggalkan apa yang beliau larang, menurut hadits-hadits shahih yang beliau jelaskan kepada umat manusia. Tidaklah kecintaan itu dengan banyak bicara dengan tanpa mengamalkan petunjuk, perintah dan sunnah-sunnah beliau.Adapun hadits shahih di atas, ia mengandung pengertian bahwa iman seorang muslim tidak sempurna, sehingga ia mencintai Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Salam melebihi kecintaannya terhadap anak, orang tua dan segenap manusia, bahkan sebagaimana ditegaskan dalam hadits lain hingga melebihi kecintaannya terhadap dirinya sendiri.

Lalu bagaimana semestinya hubungan kita dengan Al-qur'an?
>>>Biasakan selalu membaca Alqur'an.
Dari Ibnu Abbas r.a., beliau mengatakan ada seseorang yang bertanya kepada Rasulullah saw. “Wahai Rasulullah, amalan apakah yang paling dicintai Allah?” Beliau menjawab, “Al-hal wal murtahal.” Orang ini bertanya lagi, “Apa itu al-hal wal murtahal, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Yaitu yang membaca Al-Qur’an dari awal hingga akhir. Setiap kali selesai ia mengulanginya lagi dari awal.” (HR. Tirmidzi)
Mengkhatamkan Al-Qur’an merupakan sunnah Rasulullah saw. Hal ini tergambar dari hadits berikut: Dari Abdullah bin Amru bin Ash, beliau berkata, “Wahai Rasulullah saw., berapa lama aku sebaiknya membaca Al-Qur’an?” Beliau menjawab, “Khatamkanlah dalam satu bulan.” Aku berkata lagi, “Sungguh aku mampu lebih dari itu, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Khatamkanlah dalam dua puluh hari.” Aku berkata lagi, “Aku masih mampu lebih dari itu, wahai Rasulullah.” Beliau menjawab, “Khatamkanlah dalam lima belas hari.” “Aku masih lebih mampu lebih dari itu, wahai Rasulullah.” Beliau menjawab, “Khatamkanlah dalam sepuluh hari.” Aku menjawab, “Aku masih lebih mampu lagi, wahai Rasulullah.” Beliau menjawab, “Khatamkanlah dalam lima hari.” Aku menjawab, “Aku masih lebih mampu lagi, wahai Rasulullah.” Namun beliau tidak memberikan izin bagiku. (HR. Tirmidzi).
Mempunyai hubungan yang baik dengan alqur'an, pertanda kita adalah orang yang dekat dengan Allah.

Selanjutnya, bagaimana menyadari atas bahayanya syaithon?
Syaithon itu bisa berarti syaithon berbentuk jin dan juga manusia. Bagaimana kita mengatasi itu semua?Pengaruh-pengaruh nya tidak akan bisa , selama kedekatan kita kepada Allah benar.
>>>Membuang kebiasaan-kebiasan syaithon dalam setiap perilaku kita.
dalam tidur misalnya, semua telah diterangkan bagaimana adab Rasulullah sebelum tidur.
“Rasulullah shallahu’alahi wasallam biasanya tidur di awal malam dan bangun di akhir malam untuk melaksanakan sholat” (HR. Muttafqu’alaih)
Intropeksi diri menjelang tidur. Seorang muslim hendaknya selalu berintropeksi diri menjelang tidur tentang apa yang telah dilakukan selama sehari. Jika ada yang baik hendaknya segera mengucapkan “Alhamdullilah”. Jika sebaliknya, hendaknya segera beristighfar dan bertaubat.
segera tidur tidak begadang, disunahkan berwudhu terlebih dulu sebelum tidur serta miring ke samping kanan ketika tidur.menjelang tidur, disunnahkan membersihkan tempat tidur dengan tiga kali sapuan. “Jika engkau hendak menggunakan tempat tidur, maka sapulah atau kibaskanlah dulu, karena siapa tahu ada sesuatu di baliknya”. Dan dalam riwayat lain, “tiga kali”. (HR. Muttaqun’alaih),dimakruhkan tidur dengan tertelungkup, ” Tidur tertelungkup itu merupakan kebiasaan penghuni neraka”. (HR. Ibnu Majah),membaca ayat kursi dan akhir surat Al-Baqarah serta surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Naas.membaca do’a-do’a yang dicontohkan Rasul.

Subhanallah...

Dengan selalu berinstropeksi, semoga kita bisa menggapai jannah-Nya Allah. Menginstropeksikan diri kita, dengan selalu menyadari bagaimana sebaiknya menjalin hubungan yang lebih dekat lagi kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam.

Keep trying...ikhwahfillah, Barokallahufik..!!

0 comments:

Post a Comment